Konsep eSIM pertama kali diperkenalkan oleh GSMA (Global System for Mobile Communications Association) pada Maret 2016. GSMA adalah organisasi global yang menaungi operator seluler dan perusahaan terkait. Mereka mengembangkan standar untuk eSIM dengan tujuan untuk memungkinkan konsumen menyimpan beberapa nomor dari berbagai operator dalam satu perangkat dan mendukung pengembangan Internet of Things (IoT) secara global.
Namun, perangkat komersial pertama yang mengadopsi teknologi eSIM adalah Samsung Gear S2 Classic 3G yang diluncurkan pada tahun 2016. Meskipun bukan smartphone, perangkat ini menjadi pionir dalam penggunaan eSIM.
![]() |
source Pixabay |
Untuk smartphone, Google Pixel 2 yang diluncurkan pada Oktober 2017 menjadi salah satu smartphone pertama yang mendukung eSIM, terutama untuk layanan Google Fi mereka. Kemudian, lebih banyak produsen seperti Apple (dengan iPhone XR, XS, dan XS Max pada tahun 2018), Samsung, Huawei, dan lainnya mulai mengintegrasikan teknologi eSIM ke dalam perangkat mereka.
Di Indonesia, Smartfren menjadi operator seluler pertama yang secara resmi meluncurkan layanan eSIM pada Juli 2019.
eSIM adalah singkatan dari embedded SIM, yang dalam bahasa Indonesia berarti SIM tertanam. Berbeda dengan kartu SIM fisik yang harus dimasukkan ke dalam slot di perangkat Anda, eSIM adalah chip kecil yang sudah terpasang secara permanen di dalam perangkat seperti ponsel pintar, tablet, atau smartwatch.
Berikut adalah poin-poin penting mengenai eSIM:
Digital: eSIM adalah versi digital dari kartu SIM fisik. Informasi yang biasanya tersimpan di kartu SIM fisik (seperti nomor identifikasi pelanggan dan detail operator) diunduh dan disimpan secara digital ke eSIM.
Tidak Perlu Kartu Fisik: Pengguna tidak perlu lagi memasukkan atau mengganti kartu SIM fisik untuk berganti operator atau mendapatkan paket layanan seluler baru.
Aktivasi Melalui Perangkat Lunak: Aktivasi eSIM biasanya dilakukan dengan memindai kode QR yang disediakan oleh operator seluler atau dengan memasukkan detail aktivasi secara manual melalui pengaturan perangkat.
Dapat Menyimpan Beberapa Profil: Satu eSIM dapat menyimpan beberapa profil operator seluler. Ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah beralih antar paket layanan atau operator tanpa perlu mengganti kartu fisik. Namun, biasanya hanya satu profil yang aktif dalam satu waktu (kecuali perangkat mendukung dual SIM aktif dengan eSIM).
Lebih Fleksibel untuk Perjalanan: eSIM sangat berguna bagi para pelancong karena mereka dapat dengan mudah membeli dan mengaktifkan paket data lokal di negara yang mereka kunjungi tanpa harus mencari dan membeli kartu SIM fisik.
Ruang Lebih Efisien: Karena ukurannya yang sangat kecil, eSIM memungkinkan produsen perangkat untuk menghemat ruang di dalam perangkat, yang dapat digunakan untuk komponen lain seperti baterai yang lebih besar atau desain yang lebih ringkas.
Keamanan Lebih Baik: Karena tertanam di dalam perangkat, eSIM tidak mudah hilang atau dicuri seperti kartu SIM fisik. Beberapa berpendapat ini juga meningkatkan keamanan dari serangan SIM swap.
Singkatnya, eSIM adalah evolusi dari kartu SIM tradisional yang menawarkan kemudahan, fleksibilitas, dan efisiensi yang lebih besar dalam mengelola konektivitas seluler pada perangkat Anda.
Related Posts
- Pilihan Xiaomi Murah dengan RAM 4 GB
- Seminar Nasional Literasi Digital Bersama ICT WATCH, Relawan TIK dan WhatApps
- Digital Ethics dan Hoaks Serta Cara Menghindarinya
- Perbedaan Penting Menghasilkan CUAN di Facebook dan Tiktok
- Menonton Jadi Lebih Nyata Dengan Advan Full View Screen
- Apakah Kamera Zenfone 9 Keren di Malam Hari
- Belajar Di Rumah Aja Bersama TVRI
- 30 Perwakilan Indonesia Mengikuti TOT Literasi Digital Bersama ICT Watch dan Tiktok
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin