Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Hai sahabat Milda Ini, apa kabarnya kalian semua. Semoga selalu sehat ya berlimpah rejeki dan kebaikan.
Tahun ini kita lebaran ada perbedaan waktu ya. Ada yang hari jumat dan ada yang hari sabtu. Bagi saya, tidak masalah mau hari jumat atau sabtu. Semua ada alasannya ya kan. Asal jangan aja lebaran ya di hari Kamis atau Minggu, hehehe.
Lebaran kali ini kami manfaatkan juga untuk silaturahmi ke rumah sanak saudara yang ada di kota Kepahiang dan Curup Bengkulu saja.
Sesuai kesepakatan, tahun ini kami tidak mudik ke kota Palembang dan sekitarnya. Jadi ya hanya mutar-mutar di Bengkulu saja. Tapi tetap berhari-hari juga, sebab semua di luar kota. Terpaksa menginap.
Seperti biasa lebaran hari pertama,kami keliling ke rumah sanak saudara yang ada di kota Bengkulu saja. Paling jauh kami main ke saudara yang ada di daerah Sukaraja , Seluma. Tapi itu masih pinggiran kota Bengkulu.
Hari pertama lebaran,kami pulang ke rumah sekitar jam sepuluh malam.
Rencana di hari lebaran kedua kami akan berkunjung ke sanak saudara yang ada di Kepahiang. Kami membuat rencana, mumpung sudah di kota Kepahiang ya lanjut saja langsung ke kota Curup. Nanti akan nginep dulu entah di kota Kepahiang atau Curup. Lihat sikon saja, gimana nantinya.
Jarak dari rumah ke Kepahiang sekitar dua jam sedangkan ke Curup, bisa hingga tiga jam. Tapi namanya silaturahim, waktu tidak bisa diprediksi. Maklum saja kalo sudah bertemu, ngobrol, makan dan minum, bisa lupa waktu juga.
Lebaran Kedua Pergi ke Kota Kepahiang dan Curup
Sesuai rencana, ke Kepahiang kali ini kami membawa perlengkapan sama seperti kalo kami mau melakukan perjalanan atau berwisata ke luar kota. Pakaian lengkap, alat makan dan minum , berbagai wadah, kue dan camilan lebaran. Kami membawa dua keranjang.
Seharusnya kami perginya konvoi dengan rombongan keluarga lainnya. Akan ada sekitar empat mobil.
Karena rumah kami yang paling ujung di perbatasan kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah. Kami menunggu di rumah saja, begitu ada kode berangkat ya langsung saja keluar komplek , belok kanan ke Bengkulu Tengah terus ke Kepahiang.
Disepakati katanya jam tujuh pagi sudah berangkat. Mengingat malam tadi pulang kami sudah agak malam. Jadi pagi ini kami tidak bisa berangkat pagi sesuai kesepakatan. Kami akan berangkat sekitar jam delapan pagi.
Jam delapan kami baru keluar komplek. Kami mengirim pesan ke pada rombongan keluarga. Kalo kami baru berangkat dan kita ketemu saja di kota Kepahiang langsung.
Termos Meledak di Tengah Perjalanan
Seperti biasa, turut serta bersama kami adalah termos air panas. Kami selalu membawa termos air panas kalo perjalanan jauh. Ada banyak manfaat yang kami dapatkan dengan selalu membawa termos air panas ini.
Bisa bikin minuman hangat,bikin pop mie, mencuci muka dengan air hangat danain sebagainya.Baru jalan menuju jalan lintas Bengkulu Tengah. Lalu terdengar suara keras di arah belakang mobil. Kami pun kaget
Teringat di belakang, itu ada dua keranjang. Si bungsu emang duduk di atas tumpukan bantal yang berada di atas keranjang tersebut. Jangan-jangan ada perkakas yang pecah. Mobil pun berhenti,saya mengecek ke bagasi belakang. Mencari sumber suara dan mengecek apa yang mungkin pecah. Ternyata petunjuk nya muncul dari ada perkakas yang basah. Pikiran saya langsung tertuju kepada termos air panas.
Ternyata benar termos air panasnya pecah. Saya pun menepihkan termos tersebut di pinggir jalan. Memang sudah tua juga termos ini, mungkin sudah ada sekitar 10 tahun. Sewaktu ibu saya masih hidup, ia juga sering menemani ibu di rumah sakit. Akhirnya terpaksa ia juga kami relakan, terima kasih termos atas kebersamaanmu selama ini menemani hari-hari kami.
Melanjutkan Perjalanan Ke CURUP
Usai silaturahmi ke kota Kepahiang, usai shalat zuhur kami memutuskan untuk lanjut ke kota Curup. Lebih tepatnya kami akan berkunjung ke rumah sanak saudara yang ada di desa Seberang Blitar. Ada rencana sekalian mau berwisata ke air terjun desa sebrang Blitar juga. Tapi ini baru rencana loh.
Kami pun berpisah dengan keluarga yang lainnya. Mereka akan langsung pulang lagi ke kota Bengkulu
Jalan Lagi Ke Kota Curup.Kami jalan santai saja menuju tujuan kami, di kota Curup Di ruas jalan utama kota banyak sekali kemacetan. Entah kenapa, biasanya tidak begini. Mungkin karena suasana lebaran. Jalan macet mulai kami rasakan saat akan melewati jalan simpang bundaran kota Curup.
Akhirnya sebelum sampai ke simpang Bundaran, kami belok kiri. Tembus ke jalan menuju Manunggal dan bertemu kembali di jalan SMA Negeri 1 Curup. Kami belok kiri langsung lurus terus pusat kota, melewati Simpang Bang Mego, lurus jalan ke atas terus ke arah Suban Air Panas. Lanjut lagi ke Danau Mas Harun Bastari. Terus lanjut ke atas lagi.Menuju lokasi tujuan kami.Di Desa Seberang Blitar dekat Kepala Curup.
Menuju Rumah Saudara Di Kepala Curup
Dalam perjalanan, kami sudah mengontak saudara tersebut ,tapi nomernya tidak aktif. Ya, sudah kepalang sudah di jalan. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung saja menuju rumahnya. Rumahnya terletak di pinggir jalan, jadi kalo semisalnya tidak ada orang di rumah. Kami tinggal putar kepala saja balik lagi ke kota Curup.
Fiks, Pak De dan Bude Anak-anak Tidak ada di rumah
Kemungkinan mereka sedang berlebaran, kami sempat tanya ke tetangga mereka. Benar kata tetangga mereka sedang berada di luar, kemungkinan ke rumah saudara untuk berlebaran. Fiks balik lagi ke kota Curup.
Terpikat Tebing Suban
Di jalan menuju kota Curup kami melihat ramai sekali mobil parkir di luar wahana wisata Tebing Suban.Sepanjang tahun 2022 akhir. Kami hampir tiap pekan ke kota Curup dalam rangka suami therapi saraf kejepit.
Waktu itu,therapis tidak menyarankan untuk le wisata Tebing Suban ini. Suami tidak boleh sama sekali ke Tebing Suban. Belum boleh naik turun tangga,mendaki, turun naik di tempat yang tinggi begini.
Jadi ,kalo ke Tebing Suban hanya Anak-anak saja yang main. Kakak Nawra, Athifah dan Nasya. Saya dan suami menunggu di bawah.
Selang berobat hampir sembuh,suami akhirnya diizinkan kalo ingin naik ke Tebing Suban.
Cuma waktu itu, selalu nggak jadi. Alasannya banyak sekali. Entah yang panas,hujan, harus cepat pulang, kemalaman dan banyak alasan lainnya.
Kali ini sudah disepakati perginya malam saja,sore ini nyari tempat nginep dulu. Besok sore baru pulang ke Bengkulu.
Menginap di Hotel Wisata Syariah
Alhamdulillah, bisa rebahan dulu di sini. Usai shalat Isya, kami pun menuju Tebing Suban. Ternyata di malam hari masih juga ramai sama kayak siang hari.Kami pun terpaksa di luar area wisata Tebing Suban.Kami masuk antre tiket dulu. Harga tiket sepeluh ribu untuk satu orang belum termasuk parkir.
Ramainya Tebing Suban di Malam Hari
Usai beli tiket, kami masuk melalui jalur kanan. Langsung ketemu taman yang dipenuhi oleh lampu-lampu. Di Malam hari tamannya nampak indah dan berseri.Udara nya pun sejuk, jadi bolak balik naik turun tidak berkeringat cuma kami saja yang pegel.
Ngerih amat nih filter, hehehe |
Ada banyak spot foto yang bagus. Jadi banyak berhentinya untuk ambil foto dan video. Pengunjungnya juga ramai sekali. Dari Anak-anak hingga orang dewasa, tua pun ada di sini.
Kami rencana mau sekalian makan malam di sini. Eh,pas di chek menunya Athifah dan Nasya tidak suka. Mereka butuhnya benaran makan nasi dan lauk pauknya. Bukan makan ala-ala.
Jadi batal makan di sini, lanjut main saja. Melihat-lihat wanana apa saja yang ada di sini.
Untuk arena bermain anak, ada banyak tersedia. Sejenis mandi bola, trampolin, prosotan, ayunan dan lain sebagainya. Kalo anak-anak puaslah bermain di sini. Kalo anak remaja atau yang suka foto dan video. Di sini tersedia banyak spot yang menarik.
Semua spot di sini tuh gratis. Tinggal nunggu antrean saja kalo mau foto atau menunggu kalo ramai orangnya.
Menikmati Kota Curup Di Malam Hari
Salah satu yang saya sukai di sini adalah bagian bisa menikmati kota Curup Di Malam hari. Tempat yang tinggi membuat kita bisa melihat kota Curup dari ketinggian Tebing Suban ini. Nampak kalp-kelip kota Curup ,nampak Indah.
Kami meninggalkan Tebing Suba sekitar jam setengah sepuluh. Sebab kami mulai pegel dan terasa lapar. Kami turun Tebing lanjut menuju kota untuk mencari Kedai Makanan.
Saran Milda Ini Untuk Berwisata ke Tebing Suban
Jika membawa anak-anak sebaiknya sebelum berangkat pastikan sudah sarapan atau tidak lapar, memang di sana tersedia beberapa restoran atau cafe. Tapi kuatir menunya tidak sesuai buat anak-anak atau orang dewasa. Sebab di sana tersedia banyak makanan kekinian.
Untuk orang tua sebaiknya dipastikan bahwa tidak ada keluhan dengan nyeri otot, sakit pinggang, kram dan lain sebagainya. Sebab di sini memang banyak menaik, mendaki, seolah berwisata di tebing. Namanya juga Tebing Suban.
Awasi dengan seksama anak-anak dan orang tua sebab lokasinya luas, wahana banyak. Ada kemungkinan bisa salah jalan, tersesat atau tersembunyi sehingga bisa menimbulkan kejadian hilang, tercecer atau terlepas dari rombongan.
22 comment
View city light itu keindahan yang memanjakan mata di malam hari, bawaannya tenang kalau bisa lihat cahaya kota dari ketinggian. Bagus ini tempatnya, jarang ada tempat seperti itu. Jadi pengin cari tempat seperti kafe di tempat tinggi buat menikmati cahaya malam, bakalan seru banget sih. Terima kasih informasinya!
BalasHapusserem banget ternyata termos bisa pecah, ya. itu karena kelamaan kena panas di jalan? btw, pemandangannya memang indah, sih. semoga barokah jalan2 menyambung silaturahimnya.
BalasHapusitu pemandangan kota malam harinya indah banget, Mba. Wajar kalau ramai dimalam hari. Sebab memang pemandangannya indah ketika malam. Saya yakin kalau difoto siang pasti biasa aja.. xixixi..
BalasHapusWah, cantik ya pemandangan Curup di malam hari seperti ini 😍 Kalau mau ke Tebing Suban tentu disiapkan fisiknya. Jangan sampai dj tengah pendakian idah lemah lunglai tak berdaya hihihi.
BalasHapusTernyata bagus banget pemandangan dari Tebing suban ini.
BalasHapusTahun kemarin saya ke Curup, tapi nggak nginap.
Wah termosnya meledak, tapi udah tua juga sih umurnya ya mbak, udah 10 tahunan. Waktunya beli yang baru nih
Seru banget mbak jalan-jalannya, lebaran pasti jadi libur buat wisata juga ya.. iya wisata yang ada tebing-tebingnya atau air terjun mesti waspada sama orang tua atau anak-anak karena perjalanan pasti perlu lebih hati-hati takut terpeleset atau jatuh..
BalasHapusYaampun, untung termos meledaknya gak bikin luka siapa siapa ya mbak. Itu karena kepanasan atau kena tekanan ya? huhu
BalasHapusAnw, cakep banget viewnya dari tebing Suban, tempatnya pun instagrammable ya, ala ala Santorini gitu.
wah curup seru juga yaa... ada temenku juga nih mba di kota curup. Dia bilang sih puncaknya Bengkulu ya curup ini. udah banyak pilihan wisata ya
BalasHapusview curup amazing banget. tamannya vibesnya kayak di korea. tapi kalo disabilitas susah naik tangga nih. molly belum pernah ke curup. tapi dulu ayah pernah ke sana pas masih muda.
BalasHapusAku belum pernah mba ke Bengkulu. Senangnya pas lebaran bisa menyempatkan waktu buat berkumpul dan silaturahmi bersama keluarga tercinta. Ya ampun pake adegan termos meledak pula :(
BalasHapuscakeeep nih tempatnya mbaaa. Dan pemandangan dari atas di malam hari memang berbeda yaa.. berasa banget romantis
BalasHapusmasyaallah indah banget sih view city light bisa betah healing sekalian menikmati keindahan seperti ini
BalasHapusJadi kangen keliling Curup, zaman kecil naik becak belanja ke Pasar Curup karena rumah Andung di Air Rambai, sekarang sudah banyak tempat wisata menarik kekinian ya, keren
BalasHapusjadi ingat kepahiang ini nama tanaman bukan ya yang jadi istilah mabuk kepayang gitu? wah saya kalau wisata tebing kayaknya ngos-ngosan banget nih naiknya karena jarang jalan kaki. hihi
BalasHapusWaah...keren mba foto2 nightnya. Nama Curup dan Kepahiang sudah lumayan familiar di telinga meski saya belum pernah kesana hehehe. Tebing Suban tampak menarik utk dikunjungi.
BalasHapusBTW, nama sebranh Blitar, apa dulunya daerah transmigran dr Blitar ya?
Suka banget sama tempat wisata yang kasih view city light at night gini. Berasa romantis aja gitu, haha.
BalasHapusLengkap banget ya ini Wisata Tebing Suban ini. Layak dijadiin tujuan wisata sama keluarga banget meski ya harus effort dikit naik-naik bukit.
Keindahan malam jadi pengen bikin foto tapi sayang kalau hp mpo gak mendukung suka kurang jelas gitu karena minim cahaya. So kalau ke tempat seperti itu persiapan harus matang
BalasHapuscakeeep tempatnya banyak spot foto ya mbak.. ala2 greece gitu skrg banyak yah..
BalasHapusbtw ngeri amat kejadian termos meledak. biasanya krn panas dan kena tekanan yaa.. untung ga ada yg kena yaa
Viewnya cakep-cakep Mbak, ini mah bikin betah. Apalagi yang malam hari, cahaya lampunya bagus banget.
BalasHapusMasha Allah indahnya tebing suban di waktu malam. Warna warni cahaya lampu selalu bikin saya terpesona. Memang harus siap energi kalau ingin menikmati pemandangan yang ada di atas bukit ya, tapi terbayar deh kalau udah lihat tujuannya secantik ini
BalasHapusSeneng banget wisata malem-malem gini...
BalasHapusMenikmati keindahan alam dan indahanya malam hari yang sangat jarang di tadabburi ketika hari biasa. Filter fotonya cakkeeep, kak Mildaa..
Saya termasuk yang nggak ke mana-mana saat lebaran nih. Cakep ya liat view Kota Curup di malam Hari. Selalu ada aja ya moment yang nggak terlupakan, cerita termos meledak itu salah satunya. Memang bawa termos itu bermanfaat banget. Dulu zaman anak saya masih kecil kalau pergi-pergian suka bawa termos buat nyeduh Susu bayi. Lumayan juga buat ngopi ya kalau bawa termos.
BalasHapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin