Assalammualaikum.Wr.Wb
Apa kabar Sahabat Milda, terutama para peserta Akademi Digital Ethics 2022. Semoga kalian semua selalu sehat, berlimpah rejeki, iman dan kebahagianbersama orang-orang tersayang.
Digital ethics adalah kaidah yang haruslah dijalankan oleh seseorang dalam bermedia digital sesuai dengan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, mempertimbangkan sumber informasi merasionalisasikan dalam kehidupan, sekaligus bisa mengembangkan tata kelola jenis etika dalam keseharian.
Contoh Tindakan Digital Ethics
1.Memahami Tata Krama dalam Menggunakan Internet
Contohnya saja dengan tidak mencaci maki anggota keluarga yang tidak berhubungan dengan kasus seorang, misalnya ketika ada yang berprilaku korupsi tak khayal kebanyakan masyarakat kita memberikan perundungan pada anak, istri, ataupun anggota keluarga lainnya dengan berlebihan yang hal tersebut secara etika tidaklah patut untuk dilakukan.
2.Memahami dan mengamalkan kaidah etika digital
Contoh kasusnya seperti memahami bahwa plagiat ataupun mengambil video milik orang lain yang kemudian di klaim menjadi karya kita merupakan wujud tidakan yang tidak termasuk dalam digital ethics diharapkan. Lantaran hal tersebut menjadi bagian daripada pelanggaran dalam segi hukum ataupun media sosial yang ada.
3.Memahami proses interaksi dengan peraturan yang berlaku di era digital
Contoh, aturannya adalah COD tentu setelah barang diambil dan dibuka haruslah berkewajiban membayar, bukan sebaliknya dengan memberikan tegurusan karena barang dianggap tidak sesuai.
Digital Ethics dan Hoaks Serta Cara Menghindarinya
Penyebab Banyak Berita Hoaks
Berita hoaks adalah berita yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak faktor yang menjadi penyebab kenapa banyak berita hoaks. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya pengetahuan mengenai dunia luar. Hal ini juga memiliki banyak faktor seperti keterbatasan berita yang didapat dan keterbatasan media untuk menerima berita tersebut.
Penyebab lainnya adalah seringkali saat mendapat sebuah berita pembaca hanya membaca sebagian dari informasi. Bahkan banyak yang hanya membaca judul beritanya saja. Itu akan menyebabkan pembaca tidak berpikir ulang mengenai berita yang didapat dan menganggapnya benar.
Banyak masyarakat yang sulit membedakan berita hoaks dengan berita benar juga disebabkan karena sering melihat berita tersebut muncul di media sosial sehingga malas untuk mencari kebenarannya lagi.
Jenis-jenis Hoaks
1. Satire atau parodi
Satire atau prodi adalah sebuah konten yang memang sengaja dibuat seseorang. Konten-konten jenis ini banyak digunakan untuk menyindir pihak tertentu.
2. Misleading content (konten menyesatkan)
Misleading content atau konten yang menyesatkan juga kerap dibuat secara sengaja. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu. Hal-hal yang diangkat dalam konten tersebut juga dapat menyangkut satu orang maupun banyak orang. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menggiring opini masyarakat.
Konten menyesatkan atau misleading content dibuat dengan memanfaatkan informasi asli. Informasi-informasi itu bisa saja berupa pernyataan resmi, gambar atau foto, statistic dan lain-lain. Informasi tersebut akan diedit sedemikian rupa, sehingga informasi dengan konten yang akan dibuat tidak memiliki hubungan.
3. Imposter content (konten tiruan)
Imposter content adalah konten tiruan. Informasi yang ada di konten-konten jenis ini biasanya diambil dari informasi yang benar. Contohnya seperti mengutip pernyataan tokoh yang terkenal atau berpengaruh. Konten jenis ini tidak hanya dibuat untuk pribadi. Banyak konten-konten jenis ini yang dibuat untuk mempromosikan sesuatu.
Konten ini dibuat untuk menipu. Melalui konten serupa dengan aslinya, para penipu akan membuat konten yang mirip. Contohnya seperti layanan suatu aplikasi. Banyak orang yang mengatasnamakan sebuah aplikasi untuk menipu. Mengikuti format penulisan hingga sapaan.
4. Fabricated Content (konten palsu)
Jenis hoaks selanjutnya yaitu Fabricated content atau konten palsu. Konten hoaks yang satu ini adalah jenis konten yang sangat berbahaya. Konten ini dibuat untuk menipu orang-orang. Banyak juga yang dirugikan karena adanya konten palsu seperti ini.
Informasi-informasi yang ada juga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Fakta yang ada dalam informasi itu tidak benar. Contoh yang sering terjadi dalam jenis konten ini adalah informasi lowongan kerja. Mengatasnamakan suatu perusahaan atau lembaga, informasi lowongan kerja dibuat sampai mirip dengan aslinya.
5. False connection (koneksi yang salah)
False connection atau salah koneksi, konten jenis ini juga banyak ditemukan di media sosial. Contoh yang sering ditemukan adalah perbedaan antara isi konten, judul konten, hingga gambar konten. Konten-konten ini sengaja dibuat untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
6. False context (konteks keliru)
False context adalah konten yang keliru. Dikatakan keliru karena memuat informasi yang tidak benar. Contoh konten-konten seperti ini berisi sebuah pernyataan, video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kemudian kejadian itu ditulis ulang dan tidak disesuaikan dengan fakta sebenarnya.
7. Manipulated content (konten manipulasi)
Konten manipulasi adalah sebuah konten yang sudah diedit. Konten-konten tersebut akan diedit sehingga tidak sesuai dengan konten aslinya. Konten-konten jenis ini dibuat untuk mengecoh para masyarakat yang membacanya. Kejadian seperti ini banyak dialami oleh media-media besar. Konten yang mereka buat akan diedit atau disunting oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Contohnya dalam bidang politik, saat situasi pemilihan kepala pemerintahan maka banyak hoaks yang beredar dengan maksud menjatuhkan lawan. Contoh lain dalam bidang agama, hoaks sengaja dibuat dan disebarkan untuk memecah belah kerukunan antar agama.
Selain contoh-contoh di atas, masih banyak lagi jenis hoaks yang biasa ditemui.
Beberapa Contoh Hoaks yang Hits di Indonesia
1. Virus
Hoaks ini berkaitan tentang teknologi. Berisi tentang penyebaran virus di smartphone, komputer, atau laptop.
2. Kirim Pesan Berantai
Hoaks ini berisi tentang sesuatu yang harus diteruskan ke orang lain. Ada perintah dan mitos-mitos yang ditambahkan dalam pesan-pesan ini. Jika seseorang yang mendapat pesan ini tidak menyebarkannya, maka akan mendapat kesialan. Biasanya terjadi di aplikasi chatting seperti WhatsApp atau BBM.
3. Urban Legend
Hoaks ini berisi tentang berita yang mengandung informasi seram di dalamnya. Contohnya seperti tempat-tempat yang berbau mistis atau terkesan kramat. Lebih lanjut, informasi yang tertera dalam berita tersebut adalah melarang pembaca untuk mengunjunginya. Hal ini akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi bagi yang bersangkutan tersebut.
4. Mendapat Hadiah
Contoh lain yaitu hoaks berisi tentang berita penerimaan hadiah gratis. Hoaks ini sudah sering terjadi. Terkadang meskipun pembaca tidak mengalami kerugian materi tetapi mereka bisa tertipu dengan mengisi survey tertentu. Dampaknya akan semakin besar jika korban mengisi identitasnya secara lengkap.
5. Kisah Menyedihkan
Hoaks ini berisi tentang kisah menyedihkan seseorang yang mengalami nasib buruk. Biasanya mengenai seseorang yang sedang sakit atau kecelakaan. Kemudian meminta bantuan berupa dana.
6. Pencemaran Nama Baik
Hoaks ini banyak beredar di media sosial. Berisi tentang fakta-fakta mengenai seseorang yang diputar balikan. Dampak dari hoaks ini adalah tercemarnya nama seseorang.
Cara Menghindari Hoaks
Cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi berita yang diterima benar atau tidak adalah sebagai berikut:
1. Cermati Judul Berita tersebut
Hal yang pertama dibaca dalam sebuah berita pasti adalah judulnya. Maka dari itu, cermati judul dari berita yang di dapat. Apakah sesuai dengan informasi yang ada di dalam berita tersebut atau tidak.
2. Wapada Terprovokasi
Salah satu unsur yang ada di dalam berita hoaks adalah adanya unsur provokasi. Provokasi merupakan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan, tindakan menghasut atau tindakan memancing. Jika sebuah berita atau konten berisi hal-hal yang mengandung unsur provokasi, maka berita itu harus diwaspadai.
3.Chek Ricek Sumber Berita
Memang betul bahwa informasi bisa didapatkan melalui mana saja. Akan tetapi, melihat sumber informasi yang didapat juga penting. Sebagai pembaca, kita harus selalu jeli dan melihat keaslian sumber berita yang kita terima.
4. Chek Fakta Informasi dalam Berita tersebut
Jika informasi dalam berita yang didapat mengandung sebuah fakta, maka kita perlu untuk memeriksa kembali fakta itu. Periksalah fakta yang terdapat dalam informasi tersebut. Caranya dengan mencari sumber lain yang pastinya terpercaya.
5. Periksa Foto atau Video
Dalam sebuah berita, terkadang ada yang menyisipkan sebuah foto atau video. Foto atau video tersebut juga perlu untuk diverifikasi Kembali. Apakah foto atau video yang ditampilkan dapat dipercaya keasliannya, atau hanya sebagai pemanis berita saja.
6. Berpikir Kritis
Ketika mendapatkan sebuah berita atau informasi, cobalah untuk berpikir kritis. Jangan langsung menelan mentah-mentah berita yang ada. Cermati dulu isi berita serta kelogisan dari beritanya.
7. Tidak Langsung Membagikan
Ketika menerima suatu informasi atau berita, jangan langsung membagikannya. Terlebih jika belum mengetahui apakah berita yang didapat benar atau tidak. Jika sudah ada kepastian bahwa berita yang didapat mengandung informasi yang benar, maka tidak masalah jika ingin membagikannya.
8. Bergabung Grup Diskusi Anti Hoaks
Saat ini, untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah. Baik informasi hoaks maupun yang benar. Salah satunya adalah melalui grup-grup di media sosial. Akan tetapi, ada juga grup yang berisi pembahasan atau diskusi terbuka mengenai hoaks.
Itulah beberapa informasi mengenai hoaks.Kamu bisa mengadukan konten negatif atau hoaks ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.