Assalammualaikum. Wr.Wb
Hai sahabat Milda, apa kabar kalian semua. Semoga selalu sehat, bahagia, berlimpah rejeki dan kebahagian dimana saja, kapan saja bersama dengan orang terkasih. Tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik.
Awal tahun ini, kami berniat untuk membeli mobil. Sama seperti orang lain lakukan, kami juga mencari banyak informasi mengenai penjualan mobil. Mulai dari keluarga, teman dan orang-orang umum. Kami mencari informasi di dealer mobil, menghubungi sales. Aktif mencari informasi di grup juala beli mobil. Harapannya bisa mandapatkan mobil sesuai harapan, cocok pula dengan dana yang kami miliki.
Yah, kami punya dana sekian untuk membeli mobil baru sesuai dana yang kami miliki atau membeli mobil bekas tapi dengan kondisi bagus. Dengan uang yang kami miliki, bisa membeli mobil terbaru keluaran baru. Banyak tawaran untuk mobil baru, kami sudah mencoba melihat langsung dan mengumpulkan banyak data mengenai mobil baru tersebut.
Mulai Muncul Harapan, Mobil Incaran Mulai Muncul
Suatu sore, suami memberitahu mengenai informasi mengenai mobil yang sesuai dengan harapan dan dana yang kami miliki. Suami mengirimkan foto dan informasi mengenai mobil yang diincar. Saya membaca informasi dengan seksama sembari melihat foto mobilnya.
Ada informasi yang membuat saya bertanya-tanya. Si penjual mobil, memberitahu bahwa. Jika ingin melihat mobilnya, calon pembeli harus menstransfer dulu sejumlah uang. Saya chek lokasi penjual berada disatukan kawasan dengan kami, hanya beda Kecamatan saja. Jika didatangi langsung tidak butuh waktu lama. Lagi pula, baru sekali ini. Kami mengalami kejadian seperti ini. Saya memberi kode kepada suami. Tahan dulu, cari informasi sebanyaknya. Yah meski tawaran yang dia berikan sangat menggiurkan. Model mobil dan harganya sesuai dengan yang kami inginkan.
Tapi kok, hanya untuk melihat mobilnya saja. Harus memberikan sejumlah dana dulu. Meski nanti jika tidak jadi uangnya akan dikembalikan.
Kok, saya agak curiga ya. Jadi ingat , waktu mau membeli motor enam bulan lalu. Unit yang mau kami beli memang barang langka. Beberapa dealer dihubungi selalu diminta untuk booking dulu dan waiting list. Di beberapa agen atau sales. Untuk booking tidak perlu bayar alias gratis. Namun ada beberapa sales yang meminta uang atau biaya booking.
Lalu, kami bertanya kepada salah satu teman yang di dealer. Ternyata untuk booking gratis. Malah ia menyarankan untuk meninggalkan tawaran sales yang meminta biaya booking.
Seketika saya, ingat kejadian itu. Saya sampaikan kembali hal itu kepada suami. Sepakat, akhirnya kami tidak jadi meneruskan transaksi pembelian mobil tersebut. Sebab dari awal sudah mencurigakan. Meski mobilnya memang incaran. Lebih baik mundur, sabar dan terus mencari mobil lainnya.
Lalu , Ada Tawaran Mobil Lainnya.
Usai kejadian itu, kami tetap lanjut mencari informasi penjualan mobil. Kali ini kami sudah ketemu dengan penjual mobilnya. Meski awalnya lewat media sosial. Kami terlibat obrolan santai mengenai mobil, harga dan waktu kapan kami akan saling bertemu.
Obrolan via Whatsapp tersebut berjalan lancar dan aktif. Penjual sudah bertanya ,cara pembayaran yang akan kami lakukan.
Entah kenapa obrolan yang dilakukan suami ke penjual tersebut juga mengiring kami akhirnya memberikan nomer rekening bank BRI. Yah, meski hanya nomer saja. Tidak meminta PIN atau mengiring kami melakukan transaksi di ATM atau Bank.
Tapi ada kejadian seru setelah itu. Ada beberapa orang yang menghubungi kami dengan tawaran yang sama. Mereka menawarkan berbagI tipe dan harga mobil. Jadi terbalik, bukan kami yang mencari informasi atau menghubungi tetapi mereka yang menghubungi kami.
Saat mengakses informasi tersebut di website. Kami diarahkan ke suatu informasi yang memberikan tawaran mengenai mobil yang kami inginkan. Informasi itu muncul seketika. Ada saja dan makin banyak. Saat di klik. Sampai awalnya bingung sendiri. Mau memastikan atau menghubungi penjual yang mana.
Alhamdulillah ketemu jodoh mobilnya dan no tipu-tipu |
Modus Penipuan Pada Transaksi Jual Beli Mobil
Dari dua ilustrasi cerita yang kami alami di atas. Dapat kami ambil hikmahnya dan berbagi informasi mengenai hal tersebut. Kejadian itu pun membuat saya dan suami jadi lebih punya kesadaran untuk menjaga da berhati-hati dalam memberikan informasi mengenai identitas diri dan informasi perbankan.
Bahwa modus penipuan melalui transaksi jual beli mobil juga bisa dijadikan cela buat penipu menyerat korbannya. Apalagi do zaman serba digital ini. Kejahatan siber perbankan juga semakin meningkat
Kasus Penipuan Melalui Siber Perbankan Meningkat
Salah satu informasi Sejak Maret 2020 hingga saat ini, hampir 200.000 laporan fraud telah diterima, di mana media yang paling banyak digunakan adalah Whatsapp serta Instagram. Statistik ini menunjukkan Indonesia sudah dalam situasi darurat kejahatan siber.
Yah, kejahatan siber perbankan sekarang banyak jenisnya. Mengutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan, Kamis (11/11/2021), terdapat lima modus pharming,spoofing,keylogger,phising dan sniffing
sebagai bagian dari penyuluh digital BRI. Dari dua kejadian di atas. Modusnya adalah pharming, phising dan sniffing. Dimana modus Pharming, kami diarahkan ke berbagai situs jual beli mobil pada saat klik informasi. Lalu modus phising, dimana para penjual mencoba untuk meminta informasi identitas, no kontak serta no bank yang kami punya. Terakhir, modus sniffing , data kami dapat dilihat, dimiliki dan dihubungi oleh banyak orang. Seolah data identitas dan kontak kami ada yang membocorkan.
Apa yang Harus diwaspadai
Ada banyak kejahatan siber perbankan yang mengincar kita. Semakin lama. Modus, caranya pun beragam dan canggih. Permainannya juga halus sehingga jika tidak langsung sadar atau jeli. Kita sudah masuk perangkap kejahatan siber tersebut.
Sebagai Nasabah Bijak, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, agar hal tersebut tidak terjadi kepada kita. Selalu waspada, terus menambah informasi mengenai dunia perbankan serta potensi kejahatan yang akan terjadi. Apalagi di zaman serba klik seperti saat ini. Kita akan sangat mudah dijebak dan tertipu. Harus terus menambah wawasan dan informasi. Terakhir, jika muncul atau mulai curiga terhadap kejahatan siber. Maka yang harus segera dilakukan adalah bertanya, melaporkan kepada pihak yang ahli dan berwenang.
Oleh karena itu sebaiknya kita terus mengasah diri. Melakukan pengamanan terhadap data perbankan. Tidak mudah percaya dan menyerahkan data kepada orang. Apalagi yang belum atau tidak dikenali.
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin