Sebelum Mengikuti Seleksi Kerja, Pelajari Terlebih Dahulu Berbagai Soal Tes Psikologi Berikut Ini!
Assalammualaikum.Wr.Wb
www.mildaini.com_Sebelum Mengikuti Seleksi Kerja, Pelajari Terlebih Dahulu Berbagai Soal Tes Psikologi Berikut Ini!Menghadapi tes psikologi atau yang populer disebut tes psikotes tidaklah semudah tahap interview awal dalam seleksi penerimaan calon karyawan baru di suatu perusahaan. Pasalnya bagi mereka yang tidak handal dalam berhitung, psikotes menjadi tes yang paling rumit dibandingkan dengan tahapan tes lainnya. Berbagai soal tes psikologi untuk daftar kerja seperti tes kraeplin, wartegg, maupun analogi akan dihadapi calon pelamar, guna membantu HRD menentukan mana pelamar yang berkompeten sesuai dengan standar perusahaan.
Sebagian pelamar kerja bahkan rela belajar setiap hari demi kelancaran tes psikologi yang akan dilalui saat mendaftar kerja, padahal faktanya penilaian tes ini bukan untuk melihat kecerdasan yang dimiliki, melainkan kepribadian masing-masing pelamar yang dinilai apakah sesuai atau tidak dengan kriteria perusahaan.
Bagi kamu yang baru pertama kali mengikuti tes ini, tidak perlu takut! Yuk, simak informasi dibawah ini seputar tips menghadapi dan menyelesaikan soal tes psikologi untuk daftar kerja.
Tes Analogi Verbal
Pada umumnya, tes analogi verbal ditujukan untuk mengukur kemampuan setiap individu dalam menentukan persamaan dua padanan kata. Begitupun dunia kerja, tes analogi verbal biasa digunakan oleh HRD untuk melihat kemampuan logika yang dimiliki setiap calon karyawan, sejauh mana mereka mampu memahami sebab-akibat pada sebuah kondisi dalam pekerjaan.
Contoh soal analogi verbal:
Tiruan >< (Orisinil)
a. Murni, b. Duplikat, c. Orisinil, d. Autentik
Lapar : Makan = Haus : (Minum)
a. Minum, b. Air, c. Jus, d. Gelas
Terdapat 4 kategori soal dalam tes analogi verbal yang mana untuk menjawabnya, dibutuhkan kemampuan bahasa Indonesia meliputi antonim, sinonim, korelasi makna, dan pemahaman narasi. Selain itu, jangan terpaku pada satu soal saja, tetapi jawablah soal yang menurut kamu gampang.
Tes Deret Aritmatika
Mengerjakan tes ini sebenarnya gampang-gampang sulit, bila kamu memahami pola dari tiap soal yang diujikan. Tujuan dari tes deret aritmatika tak lain untuk mengetahui kemampuan analisis dalam memahami tiap pola yang mana cenderung berbentuk angka.
Contoh soal deret aritmatika:
2, 4, 6, 8, 10, …, ….
(setiap angka merupakan bilangan genap, maka dua angka terakhir ialah 12 dan 14)
25, 20, 15, 10, …., …
(setiap angka dikurang 5, maka lanjutan dua angka terakhir ialah 5 dan 0)
Untuk menjawab tes deret aritmatika, terkadang kamu perlu melihat seluruh deret angka dari setiap tes yang diujikan. Karena pola tiap soal deret itu berbeda-beda, bisa dikelompokan secara berurut maupun loncat. Jangan hanya terpaku pada deretan angka terdepan dan kerjakan soal yang sekiranya mudah agar tidak memakan waktu banyak.
Tes Logika Penalaran
Tes logika penalaran merupakan bagian dari soal tes psikologi untuk daftar kerja yang identik dengan bangun ruang. Biasanya tiap tes logika menyajikan beragam bangun ruang yang disusun secara acak dan kamu diminta untuk memilih gambar mana yang sesuai dengan gambar bangun ruang sebelumnya.
Tidak sesulit tes deret aritmatika maupun analogi verbal, tes logika penalaran hanya membutuhkan konsentrasi penuh dan tingkat ketelitian tinggi untuk menjawab setiap soal yang diajukan. Pasalnya setiap bentuk bangun ruang yang ditampilkan hampir serupa, maka ada baiknya kamu tidak mengerjakannya secara terburu-buru.
Tes Kraeplin
Diantara semua soal tes psikologi untuk daftar kerja, tes kraeplin adalah tes yang paling melelahkan karena kamu harus menjumlahkan deretan angka dari paling atas hingga bawah dalam waktu yang telah ditetapkan. Adanya tes kraeplin atau lebih akrab disebut tes koran bertujuan untuk menentukan apakah calon pelamar memiliki kemampuan yang baik dalam bidang penyesuaian diri, ketelitian, dan konsistensi.
Mengerjakan tes kraeplin dibutuhkan konsenstrasi khusus, karena kamu dituntut untuk menyelesaikan perhitungan deret angka. Usahakan grafik penjumlahan angka di masing-masing kolom stabil ataupun meningkatkan, karena hal ini dinilai baik oleh HRD. Kendalikan pula dirimu saat mengerjakan tes ini, jangan terlalu bersemangat diawal pengerjaan dan lesuh saat diakhir sesi hitungan.
Itulah beberapa soal tes psikologi yang sering kali muncul saat daftar kerja. Tetap semangat dan jangan menyerah bila kamu gagal dalam tes ini. Justru dari kegagalan itulah, kamu bisa belajar memahami cara menjawab setiap kategori tes psikologi yang diujikan. Untuk informasi seputar kategori soal dan trik menjawabnya juga dapat kamu baca di laman situs https://www.cekaja.com/info/soal-test-psikologi-hrd/.
1 comment
Sayang saya jelas gak bisa bakalan bisa masuk test kerja.. Tapi saya jadi dapat ilmu baru. Terima kasih, ya, sudah berbagi informasi yang bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin