Assalammualaikum.Wr.Wb
www.mildaini.com_Tempat Bekerja Selain Rumah.Saya mempunya hobi sejak dulu adalah berdagang. Jualan apa saja sih awalnya saya jalanin. Mulai dari jualan makanan, buku-buku sampai pakaian. Untuk buku dulu, sebelum Gramedia masuk ke Bengkulu. Lumayan banget penjualan buku saya. Alhamdulillah saya juga sempat punya toko buku. Toko saya mempunyai beberapa mitra untuk memasarkan buku-buku dari toko saya. Beberapa toko buku lainnya mengambil buku di toko saya. Toko saya khusus menjual buku-buku islami.
Namun, balik lagi sejak Gramedia datang toko buku saya lambat laun mulai tidak bernyawa lagi. Saat itu yang masih berjalan aktif adalah penjualan dari media massa, seperti koran, tabloid dan majalah. Lumayan banget waktu itu kami mempunyai langganan untuk tabloid Bola, Saji, Nakita dan lain sebagainya.
Lalu yang berlangganan koran lokal. Kalo di Bengkulu yang lumayan besar itu adalah Rakyat Bengkulu. Kemudian koran nasional Republika, Media Indonesia dan lain sebagainya.
Saat liputan kegiatan karnaval batik besurek (foto Milda) |
Oh, ya satu lagi yang cukup laris adalah majalah, seperti Kartini, Ayahbunda, Bobo, Aku Anak Sholeh dan lain sebagainya. Termasuk Trubus. Banyak yang mencari, baik baru atau bekas.
Namun, sekarang bukan cuma toko buku saya yang lenyap. Hampir semua nama koran, tabloid dan majalan yang saya sebutkan di atas. Semuanya sudah gulung tikar alias bangkrut. Tutup. Semua sudah berganti dengan online. Semua sudah diambil alih oleh internet. Semua orang merubah gaya bacanya ke smartphone.
Dari Toko Buku Ke Toko Pakaian
Melihat lesunya dunia perbukuan, terutama jual beli buku. Saya dan suami sepakat untuk menutup toko kami. Waktu itu, semua buku-buku kami pindahkan ke rumah. Jadi toko masih buka namun di rumah. Untuk langganan koran, majalan dan tabloid. Tetap kami jalani. Suami juga mulai mencoba untuk mencari pekerjaan lain.Mulai dari menjadi sales buku hingga bekerja di sebuah lembaga kemanusian.
Sampai suatu hari, kakak saya menawarkan sebuah bekas toko pakaian kepada kami. Pemiliknya ingin menjual murah saja berikut dengan semua alat-alat yang ada di dalamnya. Tokonya juga sudah siap sedia untuk diisi kembali. Yah, sebelumnya memang digunakan pemiliknya berdagang.
Ukuran toko tersebut 3x3, lumayan juga untuk berjualan pakaian. Dengan Bismillah kami akhirnya mengambil toko tersebut. Kami bayar dengan cara dicicil. Sebab tidak ada uang cash. Kalo pun ada, akan kami gunakan untuk modal membeli pakaian.
Saat membeli toko tersebut, saya masih berstatus sebagai karyawan sehingga waktu saya memang terbagi. Dimana mengurusi toko, bekerja dan juga mengurusi anak serta suami. Jadi usaha toko pakaian ini tidak maksimal.
Belum lagi, kalo giliran belanja barang saya selalu melibatkan, mengajak Emak dan kakak Nawra. Memang waktu itu anak baru satu. Jadi ongkos pesawat juga masih sangat terjangkau. Kadang-kadang suami juga ikutan belanja.
Kalo dihitung-hitung, maka ongkos belanja dan akomodasi kami di Jakarta lumayan juga, gimana mau ngitung untungnya. Namun, karena ini usaha asik-asik aja. Baik saya atau suami tidak pernah mempermasalahkan hal ini. Anggap saja liburan, kata suami meyakinkan.
Kehidupan saya sebagai karyawan dan bekerja di rumah serta berdagang saya jalani dengan enjoy saja. Mana yang bisa dikerjakan ya saya lakukan. Mana yang tidak bisa, maka saya akan minta bantuan orang. Seperti menggunakan jasa karyawan. Saya punya satu orang karyawan.
Buku yang juga saya jual online di toko pakaian (foto Milda) |
Jadi pagi hari karyawan yang buka toko tanpa saya temani, lalu siang saya mampir ke toko dan sore harinya saya datang membantu karyawan tutup. Kecuali di hari libur dan hari ahad. Saya selalu menyempatkan untuk hadir pagi-pagi. Membantu dia buka toko dan menyusun barang-barang.
Kalo bulan puasa, maka saya menambah karyawan. Bahkan suami juga ikutan membantu. Alhmdulillah kalo bulan puasa rame sekali. Banyak penjualan di toko saya di bulan puasa. Bahkan hingga puasa terakhir, toko masih saja ramai.
Saya Resign Full Berdagang
Tahun 2013, saya hamil anak ketiga.Kehamilan ini sangat kami nantikan setelah kehamilan kedua, anak saya meninggal di dalam kandungan. Jadi saya sangat ekstra hati-hati menjaga kehamilan ini. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk berhenti kerja. Demi menjaga dan merawat kehamilan ini sampai melahirkan.
Saya pamitan , lantas fokus dengan kehamilan. Setelah melahirkan, baby juga sudah lumayan besar. Saya memutuskan untuk full berdagang. Saya mengurusi sendiri toko, meski tetap dibantu oleh karyawan. Dan tetap juga saat belanja semua anak dan Emak saya ikutan juga ke Jakarta. Mereka sekalian liburan juga.
Sampai dunia medsos dan intenet masuk, saya juga memanfaatkan jualan online di berbagai meda sosial, khususnya facebook. Jualan di facebook sangat mengasyikkan dan mendatangkan banyak peluang pembeli.
Berdagang online membuat saya candu, saya pun makin meluaskan jangkauan pembeli. Mulai mengirimkan barang ke luar daerah. Mulai mengenal nama online shop, lalu menjadi pelakunya juga. Demam belanja online ini membuat satu sisi barang toko saya bisa menyebar luas. Di sisi lain, banyak orang yang juga lebih suka belanja online ketimbang datang langsung ke tokonya.
Sebagian pakaian yang dijual di toko kami (Foto Milda) |
Apalagi setelah itu Bengkulu mulai membuka Mall, Matahari dan Hypermart, Giant mulai membuat orang-orang yang biasanya belanja di pasar atau di toko. Mulai pindah belanja ke Mall. Di Mall kadang banyak diskon dan banting harga. Otomatis banyak yang beralih belanja ke Mall. Menikmati suasana Mall yang nyaman dan sejuk. Dingin, tidak panas, bersih. Jadi toko saya yang terletak di pasar mulai ditinggalkan juga. Begitu juga dengan toko teman-teman saya yang lainnya. Hampir semuanya mengalami penurunan omzet.
Fokus Dengan Dunia Blog dan Menulis Buku
Meski mengalami penurunan penjualan, toko saya tetap jalan dan buka. Ada saja transaksi setiap harinya. Baik secara online atau offline. Sama-sama seru dan asik. Dengan berjualan online ini, saya jadi lebih banyak menggunakan handphone dan laptop. Jadi di toko , saya membawa laptop dan waktu itu untuk online, menggunakan modem. Saya suka senyum-senyum sendiri, kalo ingat masa itu.
Seketika saya memfokuskan diri untuk nge-blog. Saya belajar banyak hal tentang blog secara tekun dan ulet. Saya tertarik ingin belajar banyak tentang dunia blogging ini. Sampai akhirnya saya hamil anak keempat. Dedek Nasya lahir , saya memutuskan untuk menutup toko dulu. Lalu aktif di rumah berdagang online dan menulis saja.
Di rumah saya juga membuka layanan pembayaran online apa saja. Seperti pembayaran listrik, PAM pembelian tiket pesawat dan lain sebagainya. Saya juga tetap menjual pakaian. Secara online juga sangat laris sehingga sayang untuk ditutup. Jadi saya jalanin sambil merawat dan membesarkan Dedek Nasya.
Hari-hari saya sekarang juga disibukkan untuk belajar beginian ( foto Milda) |
Dunia blogger juga mulai memberikan saya penghasilan lewat artikel-artikel yang saya tulis. Saya memang mengandalkan artikel blog saja. Jadi kalo ada yang meminta penulisan artikel atau memberikan artikel Placement. Yah, saya terima saja, lumayan fee buat saya yang sambilan di rumah.
Setelah job pertama, kedua, ketiga dan seterusnya saya mulai kecanduan. Sampai akhirnya saya mikir, tidak asik belajar seputar blog sendirian. Jadi saya mengajak kawan-kawan yang lain untuk membuat komunitas Blogger Bengkulu. Komunitas ini kemudian membuat saya menjadi semakin bersemangat untuk belajar banyak hal dunia blogging ini. Komunitas juga besar. Seiring sejalan, akhirnya banyak juga event yang lokal Bengkulu dan job blogger banyak yang berdatangan. Otomasti pundi-pundi keuangan juga mulai banyak. Saya pun mulai banyak diundang di berbagai kegiata sebagai pembicara seputar menulis dan blogging.
Saya kangen jualan lagi, apalagi sekalian jalan-jalan saat belanja ( foto Milda) |
Dengan banyaknya job blogger, saya pun mulai keteteran untuk mengurusi toko online dan offline pakaian saya. Saya lalu memilih, untuk fokus nge-blog dulu. Sebab baby Nasya juga butuh perawatan yang ekstra. Masih bayi banget, jadi saya ngak mau sibuk di bisnis. Apalagi jika harus belanja ke Jakarta membeli barang. Saat itu antara Athifah dan Nasya, jarangnya dekat banget sehingga saya harus lebih telaten lagi merawat dan membesarkan mereka berdua.
Kangen Berdagang di Toko Lagi
Itu kondisi saya dulu yah, saat ini setelah baby Nasya berusia tiga tahun. Saya kembali bekerja kantoran. Selain saya bekerja dari rumah secara online. Sampai saat ini saya masih berdagang secara online untuk jenis barang-barang tertentu. Seperti pembalut kain.
Tapi saat ini saya kangen juga berdagang lagi di toko. Saya kangen untuk berburu barang dagangan di Tanah Abang, tawar-menawar barang. Berburu barang di pasar Tasik. Pokoknya seru sekali kalo ingat masa berdagang dulu. Saya pengen mengulang itu semua.
Nah, jika ditanya selain bekerja di kantor atau rumah. Saat ini saya ingin bekerja kembali di toko. Apalagi baby Nasya udah semakin gede yah, jadi sudah mulai mandiri. Oleh karena itu saya ingin segera aktif lagi di toko. Semoga ada jalannya dan kemudahannya yah. Biar bisa berdagang kembali.
7 comment
Aamiin
BalasHapussemoga terwujud ya mbak, semangat !!!!!
Mbak Milda ini memang kece dah.
Zefy ga nyangka kalau mbak dulu punya toko buku juga, tahunya cuma toko pakaian mbak
Mba milda produktif bgt ya,, duh aq jd pgn buka olshop lg tp terkdg terbentur sm masalah waktu mba
BalasHapusSukses ya mbak usahanya.. Sayapun juga resign walaupun kadang kangen kerja kantoran lagi tapi ya sudahlah.. Ada anak ini
BalasHapusAkh ibu luar biasa nih ceritanya. Tiap orang memang akan terlihat juga ya sisi lain dari kettampilannya selain yang biasa dilakukan selain ngantor
BalasHapusAminnnn semoga dimudahkan ya mbak apapun bisnisnya... termasuk punya toko lagi..
BalasHapusayo kak semangat lagi jalanin bisnisnya.. pasti makin keren deh kalo bisa sukses menekuni profesi blogger plus entrepneur..
BalasHapusayo kak semangat lagi jalanin bisnisnya.. pasti makin keren deh kalo bisa sukses menekuni profesi blogger plus entrepneur..
BalasHapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin