Assalammualaikum. Wr.Wb
www.mildaini.com_Asal-usul Drama Indonesia. Pada zaman Yunani dan Romawi di negara ini dikenal dua macam drama, yaitu drama tinggi, digolongkan ke drama klasik untuk ditonton kalangan elit dan drama rendah untuk kalangan masyarakat rendah dikenal sebagai teater rakyat. Drama sebagai pementasan dengan teks, sedangkan teater sebagai pementasan tanpa teks.
Di Indonesia dikenal dengan teater tradisional, yang dimulai dari teater klasik (keraton) berupa wayang boneka dan wayang orang. Sedangkan teater rakyat sulit ditemukan asal-usulnya.
Teater klasik dikenal pada zaman Hindu-Budha (sekitar 400 Masehi) misalnya pada zaman Kediri dikenal kelir, gamelan, suluk, dan sinden, zaman Majapahit dikenal Mahabharata, Ramayana, Sudamala, dan Dewaruci dan zaman kekuasaan raja-raja yang beragama Islam sekitar alkhir abad ke-13), dikenal wayang gedhog, wayang menak, wayang klithik atau thengul dan wayang krucil.
Dalam perkembangan teater ini timbul teater tutur di daerah, misalnya Kentrung (di Jawa Timur), Pantun Sunda (di Jawa Barat), Dalang Jemblung (di Banyumas, Jawa Tengah), Cepung (di Lombok), Sinrili (di Sulawesi Selatan), Bakaba (di Sumatra Barat) dan Wayang Beber (di Pacitan, Jawa Timur). Teater-teater tutur ini berkembang menjadi teater rakyat, misalnya Ludrug (di Jawa Timur), Ketek Ogleng (Jawa Tengah), Blantek (Jawa Barat), Calonarang (di Bali), Lenong (di Jakarta), Randai (di Minangkabau) Makyong (di Riau), Bapandung (di Kalimantan Selatan).
Lakon dalam teater rakyat disajikan dengan dialog, lakuan, nayanyian dan tarian yang menarik yang disertai banyolan dan dagelan serta kritikan dan sindiran terhadap kepincangan yang terjadi di masyarakat.
Baca juga : Asal Usul Drama dan Strategi Pembelajaran Drama
Perkembangan Drama di Indonesia
Perkembangan penulisan drama Indonesia, terbagi menjadi:
a) Periode Drama Melayu Rendah,
b) Periode Drama Pujangga Baru,
c) Periode Drama Zaman Jepang,
d) Periode Drama Sesudah Kemerdekaan,
e) Periode Drama Mutakhir.
Selanjutnya Perkembangan teater di Indonesia terbagi,
1) Masa Perintisan teater Modern: Teater tertua (Tahun 1981, August Mahieu mendirikan Komedi Istambul dengan hasil pementasan cerita Nyai Dasima, Oey Tambahsia, dan Si Conat
2) Masa Kebangkitan Teater Modern: Tahun 1925 berdiri teater Orion mementaskan Juanita de Vega karya Antoinette de Zerna,
3) Masa perkembangan Teater Modern: Tahun 1942 Teater Profesional Bintang Surabaya (Fred Young) telah mementaskan Bengawan Solo, Air Mata Ibu, Merah Delima dsb.,
Tahun 1943 berdiri Sandiwara Angkatan Muda Mata Hari (Andjar Asmara) telah mementaskan Nusa Penida, Pancaroba, Guna-guna dsb.
Tahun 1944 didirikan Sandiwara Maya (Usmar Ismail telah memntaskan Liburan Seniman dan Abu Hanifah mementaskan Taufan di Atas Asia), dan tahun 60-an berdiri teater Muslim (Muhammad Diponegoro mementaskan Iblis (1963), Arifin C. Noer mementaskan Mega-mega (1968),
4) Masa teater Mutakhir: Bengkel Teater (Rendra) karya dan pementasannya berjudul Bip Bop, Rambate Rate Rata, Di mana Kau Saudaraku, Piiip dsb.,
Teater Kecil (Arifin C. Noor), karya dan pementasannya berjudul Pada Suatu Hari (1971), Mega-Mega (1968), Kapai-Kapai (1970), Tengul (1973), Sandek (1979) dsb.,
Teater Populer (Teguh Karya) karya dan pementasannya berjudul Pengejaran , Pacar, Monserrat, Studi Klub Teater Bandung (Suyatna Anirun) karya dan pementasannya berjudul Karto Loewak karya Jonson (1973) dan Tabib Tetiron (1976),
Teater Mandiri ( Putu Wijaya) karya dan pementasannya berjudul Anu (1974), Dag Dig Dug (1974)Hum Pim Pah (1977), Ger (1981) Lho (1975) Tai (1983) dsb.,
Teater Koma ( Nano Riantiarno) karya dan pementasannya berjudul Opera Kecoa, Rumah Kertas, Wanita-wanita Parlemen, Bom Waktu, Presiden Bagong, Kontes (1980) dsb. , Teater Saja (Ikranagara) karya dan pementasannya berjudul Topeng (1975), Ssst (1977), Terdakwa (1982) Byuur (1985), Tok Tok Tok (1985-1986) dsb. ,
Teater Lembaga (Wahyu Sihombing) karya pementasannya berjudul Kemelut karya Arthur Miller, Musuh Masyarakat karya Henrik Ibsen, Teater Kentrung (Akhudiat) karya dan pementasannya berjudul Jaka Tarub dan Graffito.
Di samping itu ada teater-teater yang lain, yaitu Teater Keliling (Rudolf Puspa dan Derry Sirna), Teater Dinasti (Emha Ainun Najib), Teater Padang (Wisran Hadi), Teater Dewan Kesenian Ujung Pandang (Rahmat Age) dsb.
Bagaimana,semoga informasi ini menambah wawasan dan pengetahuan Anda tentang drama dan perkembangan drama di Indonesia yah.
5 comment
Wah ternyata begini ya asal-usul drama yang ada di Indonesia
BalasHapusTerima kasih ilmunya, sangat bermanfaat lho Bun
BalasHapusTernyata Drama sama Teater itu berbeda ya
BalasHapusWah bener banget nih informasinya. Cocok buat pelajaran sekolah nih hehe
BalasHapusTernyata drama itu dibedakan menjadi 2 ya pada zaman dahulu
BalasHapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin