Liburan Itu Penting Liburan dalam Kaca Mata Islam
Assalammualaikum. Wr.Wb.
www.mildaini.com_Liburan Itu Penting, Liburan dalam Kaca Mata Islam.Islam adalah agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja, juga berlibur. Islam menyuruh pemeluknya untuk beribadah, juga refreshing.
Berlibur pada dasarnya adalah mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari rutinitas keseharian, tetapi tetap bernilai ibadah dan bermanfaat.
Bagaimana Islam memandang kegiatan yang tujuannya untuk tarwih atau refreshing, seperti berlibur ini? Allah SWT berfirman berkaitan dengan anjuran untuk mengadakan perjalanan atau traveling di muka bumi, ”Katakanlah (Muhammad), ’Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa.’” (QS an-Naml [27]:69)
Dr. Abdul Muhaimin Abdus Salam ath-Thahhan berkata dalam bukunya ushulud dakwah, ”Pada dasarnya tabiat manusia sebagaimana yang Allah SWT ciptakan, tidak suka beban yang memberatkan, bosan dengan pekerjaan yang melelahkan, capek jika semua kesempatan tersita untuk bekerja, apa lagi pekerjaan yang membebani jiwa, seperti amal ibadah.
Karena kadang rasa bosan dan capek menyergap ke relung jiwa sehingga menyebabkan drop dan gagal. Manusia membutuhkan suasana yang dapat merehatkan jiwanya, otaknya, dan fisiknya.”
Rasulullah saw. bersabda, ”Hendaknya (wajib) bagi kalian bekerja atau beramal yang tidak memberatkan. Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian sendiri merasa bosan.” (HR Muslim)
Imam Abu Dawud dalam kumpulan Marasil-nya mengatakan, ”Rehatkan jiwa kalian sesaat kemudian sesaat lagi.”
Dalam riwayat panjang dijelaskan bahwa sahabat Hanzhalah r.a.—dia termasuk salah satu juru tulis Nabi saw.—dan sahabat Abu Bakar merasa dirinya munafik, di mana di depan Nabi saw. mereka semangat beriman dan beribadah, tetapi jika mereka bertemu dengan keluarga, istri, atau anak-anak, menyebabkan mereka lupa.
Karena itu, keduanya menemui Nabi saw. dan menceritakan kondisi tersebut. Nabi saw. pun bersabda, ”Demi jiwaku yang berada dalam Genggaman-Nya, jika kalian senantiasa dalam kondisi berdzikir dalam segala kondisi sebagaimana ketika kalian bersamaku, para malaikat senantiasa akan menyalami kalian di rumah-rumah kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, sesaat demi sesaat—beliau mengatakan ini sebanyak tiga kali.” (HR Muslim) Imam an-Nawawi rahimahullâh mengomentari hadits tersebut dengan mengatakan, ”Sesaat melakukan demikian dan sesaat lainnya melakukan yang lain.”
Imam an-Nawawi rahimahullâh juga berkata, ”Rehatkan jiwa kalian dari rutinitas ibadah dengan melakukan hal yang dibolehkan, yang tidak ada dosa tetapi juga tidak berpahala.”
Sahabat Abu Darda’ r.a. menyatakan, ”Sungguh, aku me-refresh jiwaku dengan melakukan sebagian senda-gurau atau permainan yang dibolehkan agar aku kembali giat dalam melaksanakan kebaikan.”
Adapun Imam Ali r.a. berkata, ”Rehatkan hati kalian karena hati juga merasa bosan sebagaimana jiwa kalian merasa capek dan bosan.”
Mari kita simak juga sabda Rasulullah saw. yang memperingatkan kepada kita agar bersikap seimbang dan tidak memberatkan diri, ”Sesungguhnya agama ini mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali dia akan dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik mungkin waktu pagi, waktu sore, dan sebagian waktu malam kalian—untuk memperbanyak kebaikan.” (HR Bukhari)
Imam an-Nawawi rahimahullâh mengomentari hadits tersebut seraya berkata, ”Orang yang memberatkan diri dalam masalah agama akan dikalahkan oleh agama itu sendiri. Dia nantinya akan bosan melaksanakan amalan agama. Gunakan waktu giat kalian untuk taat kepada Allah dengan melaksanakan beragam amal kebaikan. Gunakan saat suasana hati kalian lagi fresh untuk merasakan kenikmatan ibadah, sehingga kalian tidak akan merasa bosan dan kalian akan mendapatkan apa yang kalian inginkan.”
Rasulullah saw. sebagai panutan umat manusia memberi contoh bagaimana memanfaatkan waktu untuk rehat dan berlibur. Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa ayahnya, Abu Bakar, bertamu ke rumah Aisyah, ketika itu dua budak Aisyah sedang bermain perang-perangan pada hari-hari Mina. Adapun Nabi saw. mengintip perbuatan keduanya di balik bajunya. Abu Bakar melarang keduanya melakukan hal tersebut.
Nabi lalu bersabda, ”Biarkan keduanya, wahai Abu Bakar. Karena ini adalah hari-hari raya. Itulah hari-hari Mina.”
Aisyah berkata, ”Aku berada di belakang Nabi saw. ketika aku melihat sekelompok orang-orang Habasyah sedang bermain di masjid. Ketika itu sahabat Umar memarahi mereka. Nabi lalu bersabd, ”Biarkan mereka! Mereka memberi rasa aman—mereka dari Bani Arfadah.” (HR Bukhari)
Selain itu, Nabi saw. bahkan pernah bercanda bersama para sahabat dalam suatu kesempatan untuk menghibur dan rehat diri.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, ”Para sahabat bertanya, ’Wahai Rasulullah, engkau bercanda dengan kami?’ Beliau menjawab, ’Sesungguhnya aku tidak berkata, kecuali kebenaran.’” (HR at-Tirmidzi)
Berdasarkan dari nas-nas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Islam sangat memperhatikan keseimbangan dalam hidup: antara serius dan rehat, antara bekerja dan berlibur, serta antara beribadah dan rahah.
Namun, kedua kondisi yang berbeda ini dapat bernilai ibadah dan bermanfaat, tergantung niat dan bentuk kegiatannya.
Dalam suatu jurnal, disebutkan bahwa perempuan yang sering melakukan liburan, ternyata, dapat terhindar dari serangan depresi dan keletihan.
Sebaliknya, perempuan yang jarang berlibur, dia kerap mengalami stres dan insomnia.”
Semua yang saya bahas ini, terdapat di dalam buku saya yang berjudul Smart and Happy Mom ( Menjadi Ibu Rumah Tangga Berlimpah Pahala) terbitan Tinta Medina, yang merupakan imprint dari penerbit Tiga Serangkai.
Bukunya bisa dibeli di seluruh toko buku dan juga bisa dibeli secara online di website Tiga Serangkai.
Semoga buku dan tulisan ini bisa bermanfaat ya. Salam
Semua yang saya bahas ini, terdapat di dalam buku saya yang berjudul Smart and Happy Mom ( Menjadi Ibu Rumah Tangga Berlimpah Pahala) terbitan Tinta Medina, yang merupakan imprint dari penerbit Tiga Serangkai.
Bukunya bisa dibeli di seluruh toko buku dan juga bisa dibeli secara online di website Tiga Serangkai.
Semoga buku dan tulisan ini bisa bermanfaat ya. Salam
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin