Assalammualaikum Wr.Wb
Barang-barang di ruangan kerja sudah saya bereskan. Barang-barang tersebut saya masukan ke dalam sebuah kardus. Semua sudah saya rapikan. Tinggal diangkut saja. Ukuran kardusnya tidak terlalu besar sehingga bisa saya bawa sendiri. Beberapa barang sudah saya cicil dibawa pulang. Ini tinggal yang terakhir. Nanti akan saya letakkan di bagasi depan motor saja. Saya kebetulan menggunakan motor metik . Jadi bisa diletakkan di bagian depannya. Saya melihat sekeliling ruangan yang akan saya tinggalkan untuk selamanya untuk terakhir kali. Ruangan yang selama ini selalu setia saya tempati dan menjadi tempat saya bersadar dan beraktivitas saat bekerja.
Ya, hari itu adalah hari terakhir saya NGANTOR. Istilah orang sekarang adalah RESIGN. Hari esok saya resmi melabel diri menjadi seorang IBU RUMAH TANGGA. Saya hanya di rumah saja. Akan mengurusi suami, anak dan keluarga. Yang sebelumnya setiap hari sudah ada aktivitas rutin dan jadwal kerja yang tetap.
Mulai besok saya akan BLENG, apa yang harus dikerjakan duluan. Apakah mengurusi anak-anak dulu, menyiapkan sarapan. Membereskan rumah terlebih dahulu. Atau saya bebas bangun kesiangan atau tidur lagi setelah shubuh. Toh, tidak ada aturan pasti bagi seorang Ibu Rumah Tangga. Siapa yang akan menegur secara rutin, jika bangun telat. Siapa yang akan memanggil jika tidak standby di rumah. Atau siapa yang akan memarahi saya jika saya keluyuran di saat ada yang butuh. Tidak ada lagi. Itu hanya saya dapatkan di dunia PEKERJAAN. Dunia yang ada aturannya karena saya bekerja sesuai aturan dan digaji berdasarkan aturan yang saya lakukan.
Saya berpikir apa yang akan saya lakukan untuk mengisi hari-hari saya ke depan setelah tidak ngantor lagi. Saya membuka lembaran potensi diri saya, saya membuka daftar keterampilan saya, lalu saya juga membuka kembali rekam moment yang pernah terjadi dalam diri saya. Saya membuka diary dan membaca kembali impian serta harapan yang dulu pernah saya tulis. Butuh berhari-hari untuk menemukan kuncinya.
Akhirnya saya menemukan kuncinya , saya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai PENULIS. Lalu saya mulai sibuk mencari tahu dan bergabung ke komunitas kepenulisan. Sebelumnya saya sudah gabung ke komunitas menulis tapi masih angin-anginan. Kali ini, saya ingin lebih serius dan fokus pada KARYA.
Saya ikuti dan belajar dari berbagai penulis. Bagaimana untuk menjadi seorang penulis dengan para penulis dari Forum Lingkar Pena (FLP) . Dimana FLP adalah sebuah komunitas kepenulisan terbesar di Indonesia. Saya aktif di sana dan belajar banyak hal tentang menulis. Mengikuti berbagai pelatihan menulis, diskusi kepenulisan baik secara offline dan online. Selain FLP ada beberapa komunitas menulis yang saya ikuti secara online.
Menghidupkan Kembali Komunitas Menulis
Sampai akhirnya saya berkeinginan untuk menghidupkan dan mengaktifkan kembali FLP Bengkulu yang mati suri. Bersama teman-teman seperjuangan, tahun 2010 FLP Bengkulu , alhamdulillah bangkit kembali dari tidur panjangnya. Saya juga terlibat di kepengurusan menjadi Ketua FLP Bengkulu, selama dua periode dalam kurun waktu empat tahun.
Setelahnya saya juga terlibat sebagai kepengurusan pusat. Menjadi salah satu Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP periode 2013- 2017. Tahun ini in sya Allah akan segera Munas kembali , semoga saya juga masih bisa terlibat dan memberikan kontribusi sebagai BPP dalam kepengurusan yang akan datang.
Untuk menebarkan virus menulis kepada orang banyak. Saya dan teman-teman FLP juga melakukan banyak kegiatan kepenulisan. Dari hal yang sederhana. Seperti pertemuan rutin kepenulisan. kami berdiskusi seputar dunia menulis, bedah karya. Launching karya, talkshow, workshop apa saja yang berkaiatan dengan kepenulisan. Untuk pembicara terkadang kami mengundang penulis yang sudah senior di Bengkulu. Tetapi kami juga mendatangkan penulis nasional untuk menambah motivasi teman-teman untuk menulis.Dan itu sangat efektif, beberapa karya melalui FLP sudah kami terbitkan.
Barang-barang di ruangan kerja sudah saya bereskan. Barang-barang tersebut saya masukan ke dalam sebuah kardus. Semua sudah saya rapikan. Tinggal diangkut saja. Ukuran kardusnya tidak terlalu besar sehingga bisa saya bawa sendiri. Beberapa barang sudah saya cicil dibawa pulang. Ini tinggal yang terakhir. Nanti akan saya letakkan di bagasi depan motor saja. Saya kebetulan menggunakan motor metik . Jadi bisa diletakkan di bagian depannya. Saya melihat sekeliling ruangan yang akan saya tinggalkan untuk selamanya untuk terakhir kali. Ruangan yang selama ini selalu setia saya tempati dan menjadi tempat saya bersadar dan beraktivitas saat bekerja.
Ya, hari itu adalah hari terakhir saya NGANTOR. Istilah orang sekarang adalah RESIGN. Hari esok saya resmi melabel diri menjadi seorang IBU RUMAH TANGGA. Saya hanya di rumah saja. Akan mengurusi suami, anak dan keluarga. Yang sebelumnya setiap hari sudah ada aktivitas rutin dan jadwal kerja yang tetap.
Mulai besok saya akan BLENG, apa yang harus dikerjakan duluan. Apakah mengurusi anak-anak dulu, menyiapkan sarapan. Membereskan rumah terlebih dahulu. Atau saya bebas bangun kesiangan atau tidur lagi setelah shubuh. Toh, tidak ada aturan pasti bagi seorang Ibu Rumah Tangga. Siapa yang akan menegur secara rutin, jika bangun telat. Siapa yang akan memanggil jika tidak standby di rumah. Atau siapa yang akan memarahi saya jika saya keluyuran di saat ada yang butuh. Tidak ada lagi. Itu hanya saya dapatkan di dunia PEKERJAAN. Dunia yang ada aturannya karena saya bekerja sesuai aturan dan digaji berdasarkan aturan yang saya lakukan.
Lalu, Bagaimana NASIB Ibu Rumah Tangga...
Apakah akan mengalir begitu saja, tanpa tujuan atau ada aturan. Gak enak juga dalam kondisi seperti ini apalagi kalo dalam waktu yang lama. Saya harus segera MOVE ON
Saya berpikir apa yang akan saya lakukan untuk mengisi hari-hari saya ke depan setelah tidak ngantor lagi. Saya membuka lembaran potensi diri saya, saya membuka daftar keterampilan saya, lalu saya juga membuka kembali rekam moment yang pernah terjadi dalam diri saya. Saya membuka diary dan membaca kembali impian serta harapan yang dulu pernah saya tulis. Butuh berhari-hari untuk menemukan kuncinya.
Ketemu JALAN dan Berniat Menjadi PENULIS
Akhirnya saya menemukan kuncinya , saya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai PENULIS. Lalu saya mulai sibuk mencari tahu dan bergabung ke komunitas kepenulisan. Sebelumnya saya sudah gabung ke komunitas menulis tapi masih angin-anginan. Kali ini, saya ingin lebih serius dan fokus pada KARYA.
Saya ikuti dan belajar dari berbagai penulis. Bagaimana untuk menjadi seorang penulis dengan para penulis dari Forum Lingkar Pena (FLP) . Dimana FLP adalah sebuah komunitas kepenulisan terbesar di Indonesia. Saya aktif di sana dan belajar banyak hal tentang menulis. Mengikuti berbagai pelatihan menulis, diskusi kepenulisan baik secara offline dan online. Selain FLP ada beberapa komunitas menulis yang saya ikuti secara online.
Menghidupkan Kembali Komunitas Menulis
Sampai akhirnya saya berkeinginan untuk menghidupkan dan mengaktifkan kembali FLP Bengkulu yang mati suri. Bersama teman-teman seperjuangan, tahun 2010 FLP Bengkulu , alhamdulillah bangkit kembali dari tidur panjangnya. Saya juga terlibat di kepengurusan menjadi Ketua FLP Bengkulu, selama dua periode dalam kurun waktu empat tahun.
Setelahnya saya juga terlibat sebagai kepengurusan pusat. Menjadi salah satu Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP periode 2013- 2017. Tahun ini in sya Allah akan segera Munas kembali , semoga saya juga masih bisa terlibat dan memberikan kontribusi sebagai BPP dalam kepengurusan yang akan datang.
Untuk menebarkan virus menulis kepada orang banyak. Saya dan teman-teman FLP juga melakukan banyak kegiatan kepenulisan. Dari hal yang sederhana. Seperti pertemuan rutin kepenulisan. kami berdiskusi seputar dunia menulis, bedah karya. Launching karya, talkshow, workshop apa saja yang berkaiatan dengan kepenulisan. Untuk pembicara terkadang kami mengundang penulis yang sudah senior di Bengkulu. Tetapi kami juga mendatangkan penulis nasional untuk menambah motivasi teman-teman untuk menulis.Dan itu sangat efektif, beberapa karya melalui FLP sudah kami terbitkan.
Mendirikan Komunitas BLOGGER
Saya terus berusaha dan belajar untuk menjadi penulis. Selain menulis buku saya juga sering menulis di blog. Jadi selain saya melabelkan diri menjadi Ibu Rumah Tangga yang juga seorang PENULIS saya juga mencoba memberi label baru yaitu BLOGGER. Jadi label saya sekarang yang ingin saya GRAVITASI ke semua orang adalah Seorang Ibu Rumah Tangga yang Penulis dan Blogger. Memang dari kedua kegiatan tersebut yang sangat sukai adalah kegiatan menulisnya. Kegiatan menularkan inspirasi dan ide lewat tulisan. Keduanya membutuhkan keterampilan menulis dan keduanya menjadi pemicu untuk mengasah keterampilan menulis. Jadi sama-sama kegiatan yang menantang. Hanya saja memang ada beda yang saya rasakan antara menjadi penulis dan blogger.
Menjadi blogger sendirian apalagi seorang ibu rumah tangga seperti saya yang masih banyak gapteknya membuat saya terpikirkan untuk membuat sebuah komunitas blogger. Dimana dengan adanya komunitas bisa mengumpulkan banyak orang yang mempunyai minat yang sama. Dengan adanya komunitas mendorong dan mempermudah untuk belajar, diskusi bersama seputar dunia blogging. Maka saya dan teman-teman mendirikan komunitas Blogger Bengkulu (BoBe).Saya menjadi pendiri sekaligus ketuanya. Saat ini Bobe terus berkembang seiring dengan terus tumbuhnya dunia dan kebutuhan digital. Kehadiran blogger mulai banyak dilirik oleh banyak orang sebagai media partner untuk mempromosikan segala hal.
1. Penulis buku harus menulis lebih banyak dari blogger agar karyanya bisa diterbitkan atau menjadi sebuah buku. Misalnya saja membutuhkan 100 halaman tulisan. Kalo tulisan blog biasanya diminta minimal 500 kata saja sudah bisa diterbitkan atau diposting di blog. Jadi jika ingin segera ide dan kretifitasmu dibaca dan diketahui oleh orang lain . Pilihannya adalah menulis blog. Saya saat ini mencoba untuk rutin setiap hari menulis satu artikel dan diposting di blog. Di samping itu saya juga menulis untuk buku.Saya mentargetkan tahun ini terbit dua buku solo saya. Satu non fiksi dan satu lagi Novel.
2. Saat menulis buku dan bukunya diterbitkan oleh penerbit. Maka penulis akan menerima hak royaltinya. Ada penerbit yang memberikan royalti secara rutin setiap enam bulan sekali. Jadi kita bisa mendapatkan uang secara rutin sesuai dengan perjanjian. Jadi kita bisa dibayar berkali-kali untuk tulisan yang kita buat di dalam buku tersebut. Begitu juga dengan buku yang diterbitkan secara indie, maka kita bisa terus menjualkan bukunya kapan dan dimana saja. Sedangkan menulis artikel blog biasanya dibayar hanya sekali. setelah tulisan kita selesai di posting. tetapi ada banyak blogger yang memperoleh penghasilan yang lumayan lewat menulis blog. Atau banyak juga para blogger yang tidak dibayar atas tulisan yang dimuat di blog. Hanya semata -mata ingin berbagi dan memberikan informasi.
3. Antara penulis buku dan blogger sama-sama membutuhkan latihan dan keterampilan menulis. Ilmu dan keterampilan menulis tersebut dapat kita pelajari. Tidak ada batasan usia dan jenis kelamin untuk menjadi penulis. Oleh karena itu sebaiknya kita terus menambah ilmu tentang menulis dan terus berlatih menulis tentang apa saja. Selain itu kita juga harus banyak membaca. Untuk menuliskan sebuah buku paling tidak kita butuh referensi sekitar 20 bahan bacaan. Sedangkan untuk menulis blog terkadang kita tidak perlu bahan bacaan, hanya berdasarkan pengalaman saja. Akan tetapi sebuah tulisan yang baik dan bergizi, akan mengantarkan penulisnya pada sebuah peristiwa dan kondisi yang baik. Jdi sebaiknya rajinlah membaca.
4. Setelah naskah buku selesai, maka tulisan kita akan melalui tahapan editing baik kita sendiri (self editing) atau melalui proses editing oleh editor profesional. Editor tersebut dengan sabar dan hati-hati akan membaca semua tulisan kita secara teliti. Supaya sebuah karya buku yang nanti akan diterbitkan dalam kondisi yang sempurna atau layak terbit sehingga akan menghindari timbulnya masalah di kelak kemudian hari. Seorang penulis buku sangat beruntung ada yang mengingatkan tulisannya. Yaitu seorang editor. Berbeda dengan blogger, hampir semua tulisan di blognya tanpa melalui proses editing. Semua bisa diterbitkan tanpa perlu sensor. Kalo pun ada itu self editing dari bloggernya sendiri. Kalo pun ada masalah dengan postingannya. Blogger tinggal menghapusnya. Selesai. Oleh karena itu sebelum menulis di blog sebaiknya idenya dipikirkan terlebih dahulu dan sebaiknya juga menulislah hal-hal yang baik dan menginspirsi.
Saya terus berusaha dan belajar untuk menjadi penulis. Selain menulis buku saya juga sering menulis di blog. Jadi selain saya melabelkan diri menjadi Ibu Rumah Tangga yang juga seorang PENULIS saya juga mencoba memberi label baru yaitu BLOGGER. Jadi label saya sekarang yang ingin saya GRAVITASI ke semua orang adalah Seorang Ibu Rumah Tangga yang Penulis dan Blogger. Memang dari kedua kegiatan tersebut yang sangat sukai adalah kegiatan menulisnya. Kegiatan menularkan inspirasi dan ide lewat tulisan. Keduanya membutuhkan keterampilan menulis dan keduanya menjadi pemicu untuk mengasah keterampilan menulis. Jadi sama-sama kegiatan yang menantang. Hanya saja memang ada beda yang saya rasakan antara menjadi penulis dan blogger.
Menjadi blogger sendirian apalagi seorang ibu rumah tangga seperti saya yang masih banyak gapteknya membuat saya terpikirkan untuk membuat sebuah komunitas blogger. Dimana dengan adanya komunitas bisa mengumpulkan banyak orang yang mempunyai minat yang sama. Dengan adanya komunitas mendorong dan mempermudah untuk belajar, diskusi bersama seputar dunia blogging. Maka saya dan teman-teman mendirikan komunitas Blogger Bengkulu (BoBe).Saya menjadi pendiri sekaligus ketuanya. Saat ini Bobe terus berkembang seiring dengan terus tumbuhnya dunia dan kebutuhan digital. Kehadiran blogger mulai banyak dilirik oleh banyak orang sebagai media partner untuk mempromosikan segala hal.
Launching Komunitas Blogger Bengkulu Bersama Kompasiana |
PENULIS BUKU vs BLOGGER
1. Penulis buku harus menulis lebih banyak dari blogger agar karyanya bisa diterbitkan atau menjadi sebuah buku. Misalnya saja membutuhkan 100 halaman tulisan. Kalo tulisan blog biasanya diminta minimal 500 kata saja sudah bisa diterbitkan atau diposting di blog. Jadi jika ingin segera ide dan kretifitasmu dibaca dan diketahui oleh orang lain . Pilihannya adalah menulis blog. Saya saat ini mencoba untuk rutin setiap hari menulis satu artikel dan diposting di blog. Di samping itu saya juga menulis untuk buku.Saya mentargetkan tahun ini terbit dua buku solo saya. Satu non fiksi dan satu lagi Novel.
2. Saat menulis buku dan bukunya diterbitkan oleh penerbit. Maka penulis akan menerima hak royaltinya. Ada penerbit yang memberikan royalti secara rutin setiap enam bulan sekali. Jadi kita bisa mendapatkan uang secara rutin sesuai dengan perjanjian. Jadi kita bisa dibayar berkali-kali untuk tulisan yang kita buat di dalam buku tersebut. Begitu juga dengan buku yang diterbitkan secara indie, maka kita bisa terus menjualkan bukunya kapan dan dimana saja. Sedangkan menulis artikel blog biasanya dibayar hanya sekali. setelah tulisan kita selesai di posting. tetapi ada banyak blogger yang memperoleh penghasilan yang lumayan lewat menulis blog. Atau banyak juga para blogger yang tidak dibayar atas tulisan yang dimuat di blog. Hanya semata -mata ingin berbagi dan memberikan informasi.
3. Antara penulis buku dan blogger sama-sama membutuhkan latihan dan keterampilan menulis. Ilmu dan keterampilan menulis tersebut dapat kita pelajari. Tidak ada batasan usia dan jenis kelamin untuk menjadi penulis. Oleh karena itu sebaiknya kita terus menambah ilmu tentang menulis dan terus berlatih menulis tentang apa saja. Selain itu kita juga harus banyak membaca. Untuk menuliskan sebuah buku paling tidak kita butuh referensi sekitar 20 bahan bacaan. Sedangkan untuk menulis blog terkadang kita tidak perlu bahan bacaan, hanya berdasarkan pengalaman saja. Akan tetapi sebuah tulisan yang baik dan bergizi, akan mengantarkan penulisnya pada sebuah peristiwa dan kondisi yang baik. Jdi sebaiknya rajinlah membaca.
4. Setelah naskah buku selesai, maka tulisan kita akan melalui tahapan editing baik kita sendiri (self editing) atau melalui proses editing oleh editor profesional. Editor tersebut dengan sabar dan hati-hati akan membaca semua tulisan kita secara teliti. Supaya sebuah karya buku yang nanti akan diterbitkan dalam kondisi yang sempurna atau layak terbit sehingga akan menghindari timbulnya masalah di kelak kemudian hari. Seorang penulis buku sangat beruntung ada yang mengingatkan tulisannya. Yaitu seorang editor. Berbeda dengan blogger, hampir semua tulisan di blognya tanpa melalui proses editing. Semua bisa diterbitkan tanpa perlu sensor. Kalo pun ada itu self editing dari bloggernya sendiri. Kalo pun ada masalah dengan postingannya. Blogger tinggal menghapusnya. Selesai. Oleh karena itu sebelum menulis di blog sebaiknya idenya dipikirkan terlebih dahulu dan sebaiknya juga menulislah hal-hal yang baik dan menginspirsi.
Beberapa Manfaat yang Saya Dapatkan dengan
Menjadi Penulis
Menjadi Penulis
Di tahun 2016, ada beberapa hal yang saya dapatkan dengan menjadi penulis dan blogger. Secara komunitas. Saya sangat bangga dan senang akhirnya impian untuk terbentuknya komunitas blogger akhirnya terwujud dan semua itu berjalan sangat mudah. Padahal saat itu saya baru saja usai melahirkan. Berkat kerjasama dan cinta teman-teman sahabat Bobe.Secara pribadi ada pencapaian yang tak bisa saya lupakan di antaranya
1. Terbit Buku Solo Langsung Empat Buah
2. Menjadi Utusan Untuk Mewakili Bengkulu dalam Musyawarah Nasional (Munas) Sastrawan Indonesia di Jakarta
Menjadi Utusan dalam Munas Sastrawan Indonesia 2016 |
Di tahun ini saya sedang menulis dan menyelesaikan buku solo saya yang selanjutnya. Untuk beberapa kegiatan yang mengharuskan saya ke luar kota dan meninggalkan anak-anak. Saya pending dahulu sembari menunggu anak-anak agak besar. Saat ini Annasya masih berusia sebelas bulan. Dia masih sangat membutuhkan peran saya dan tidak bisa saya tinggalkan.
Namun, dengan menjadi penulis dan blogger membuat saya tetap bisa melakukan banyak manfaat buat orang lain. Terutama untuk kegiatan menulis. Kegiatan tersebut bisa saya lakukan dari rumah. Saya tetap bisa menjaga dan mengawasi anak-anak.
Saat ini saya memang sedang kecanduan untuk menulis. Baik menulis untuk buku dan menulis untuk blog. Hampir setiap hari saya menulis dan menghasilkan tulisan. Baik untuk bahan buku saya atau untuk postingan di blog. Daya tarik dunia menulis sangat besar sehingga setiap hari tiada waktu yang saya lalui tanpa menulis.
ALASAN Saya Ingin Menjadi PENULIS
Mengapa saya sangat suka menulis dan berkomunitas. Alasannya karena saya ingin berbagi informasi kepada banyak orang. Saya senang belajar dan berdiskusi bersama tentang banyak hal. Saya juga ingin agar orang-orang mengingat saya sebagai penulis. Saya ingin orang-orang terus membaca dan mengingat karya saya, meskipun kelak saya telah tiada. Saya ingin #BeTheGravity bagi orang lain melalui kegiatan menulis. Dengan berbagai kegiatan saya di komunits menulis dan Blogger semoga semakin banyak minat orang untuk menulis.Semakin banyak orang yang mau berbagi dan menuliskan informasi kepada orang lain. Untuk mengurangi tersebarnya berita-berita atau informasi yang sesat, fitnah dan hoax.
KEBUTUHAN Saya Sebagai PENULIS
Dengan aktivitas saya sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai penulis sekaligus blogger. Saya membutuhkan sebuah handphone yang mobile. Handphone yang mapan untuk mendukung aktivitas saya. terutama untuk aktivitas blogging. Saya membutuhkan handphone dengan kamera profesional. Hampir setiap kegiatan saya abadikan dan tuliskan di blog saya. Apalagi banyak foto yang diambil membutuhkan ruang penyimpaan yang besar.
Jadi saya butuh sebuah handphone yang mempunyai kamera yang bagus dan ruang penyimpanan yang besar. Pilihan kebutuhan handphone saya jatuh pada #Smartphone dengan kelebihan luar biasa.
Ada yang Mau Memberikan Kepada Saya Handphone
Nah, saya butuh handphone keren untuk bisa lebih banyak menebarkan manfaat kepada banyak orang. Untuk mengajak lebih banyak orang menulis dan ngeblog. Untuk menjadi Gravitasi bagi orang lain. Terutama bagi teman-teman atau bagi perempuan seperti saya yang hanya berlabel ibu rumah tangga. Akan tetapi ingin juga bisa menebar manfaat bagi orang lain.
Selamat hari KARTINI para perempuan hebat Indonesia. Semoga kita bisa menebarkan manfaat kepada banyak orang. Semoga kita bisa menjadi sosok perempuan inspiratif yang bisa BeTheGravity bagi para perempuan lainnya.
Selamat hari KARTINI para perempuan hebat Indonesia. Semoga kita bisa menebarkan manfaat kepada banyak orang. Semoga kita bisa menjadi sosok perempuan inspiratif yang bisa BeTheGravity bagi para perempuan lainnya.
64 comment
wahh lengkap kali tulisannya kaka, nanti kalo dapat si luna-nya boleh dunk numpang foto selfie hehehe...sudah layaknya artikel ini dipilih jadi gravitasi terbaik deh kaka
BalasHapusaamiin, allahumma aamiin
HapusSemoga menang yaa
BalasHapusaamiin allahumma aamiin
HapusSelamat hari kartini juga buatmu mak
BalasHapussama-sama sayang
HapusKemarin lihat buku2 mbak terpajang di gramedia
BalasHapusiya mba afra, terima ksih laporannya
HapusTulisan yang menginspirasi
BalasHapusterima kasih sayang, sama2 menginspirasi ya
HapusSuka sama semangat mba untuk nggak berakhir sebagai ibu rumah tangga tanpa karya.
BalasHapusSemoga ada yang memberikan mba smartphone impian mba ini ya.
aamiin, allahumma aamiin ya dek, semoga doa indahnya terkabulkan
Hapussemangaaaattt emak-emak blogger dan emak-emak penulis buku :D
BalasHapusiya, komi terima kasih
HapusMantap..inspiratif
BalasHapusterima kasih pak iman
HapusMantep mba, semoga diberi kemudahan mendapatkan smartphonenya ya mba. Biar makin jadi blogger kece
BalasHapusaamin, allahumma aamiin ya say, terima ksih
HapusTinggal ide itu lagi mbak, kadang mau nulis ga ada ide ckckkckk....
BalasHapustelpon saya kalo lagi gakda ide, kita ngobrolngobrol, hehehe
HapusMbak Milda kereeeen. Produktif syekali. Sehari bisa nulis berapa posting. Pengen niruuuuu. Mg menjadi gravitasi positif untuk orang2 di sekitar ya mbaa
BalasHapusiya, ini kan juga belajar dari dirimu say
HapusMauuu hapenya ayuuuk...
BalasHapussama, saya juga mau
HapusSaya salut dengan semangat menulisnya ini. Bikin iri saja. Saya sudah lama membentuk komunitas ,tapi sayang masih sepi respon. Mungkin teman-teman saya sibuk dengan aktifitas masing-masing.
BalasHapusmungkin komunitasnya butuh piknik om
Hapuswaahhhh emnag bikin ngileer ya mbak... sukses terus mbak smeoga makin berkah yaaahhh waahhh kalo udah suka nulis emang gatel kalo gak nulis T.T alhamdulillah matur nuwun suguhannya ^-^
BalasHapusiya, alhamdulillah kalo sudah jadi habits ya
HapusAlhamdulillah, bersyukur kepada Allah bahwa saya bisa ketemu sama mbak Milda,terimakasih motivasinya mbak dan semoga menang. Biar bs numpang foto. Hehehe
BalasHapusaamiin, allahumma aamiin, semangat
HapusInspiratif sekali mba milda... Saya bersyukur bisa ditarik dalam gravitasinya mba milda, menekuni dunia menulis meskipun masih kerja juga. Tapi rasanya kalau udah nulis punya dunia yang beda aja dari rutinitas biasanya. Good luck mbaaa
BalasHapusiya, biar tetap waras ya dan gak stress
HapusFoto bareng ya mba kalau dapat Luna
BalasHapusiyap, amaan itu
HapusGood luck, Mba. Moga makin berkarya di dunia kepenulisan dan menjadi inspirasi bagi sesama perempuan.
BalasHapusaamiin, iya sesama perempuan harus saling dukung ya
HapusSemoga menang mb
BalasHapusaamiin, allahumma aamiin
HapusMemang mau nulis harus fokus ya. salut sama Mbak, meski sibuk urusan rumah tangga juga aktif menulis. Mantap jiwa dah!
BalasHapusiyap, biar tetap waras dek, kan tugas di rumah buanyak
HapusAku baru tahu ada ponsel namanya Luna mba
BalasHapusiya, yup kenalan dimari
HapusSukses dengan kegiatan super duper sibuk ya mba, keren banget deh dirimu
BalasHapusbelajar sama bide ni, mau niru
HapusYeah, I do agree with this post, blogger emang butuh ponsel canggih yang kameranya bagus banget, gimana enggak bagus, kameranya aja 13 MP, bisa dibayangin itu artikel kita didukung sama foto yang kualitasnya bagus. Hehe :)
BalasHapusOh iya, selamat juga ya bu atas pencapaiannya dalam menerbitkan 4 buku solonya, mendirikan komunitas FLP Bengkulu, dan komunitas blogger, you are awesome and cool. :)
Saya sering baca2 tulisan di blog ini, soalnya banyak ngebahas tentang kepenulisan, saya suka dengan topik ini.
Sekali lagi terimakasih.
idih, kamu lebai deh Agung, tapi terima kasih ya
HapusMenulis di blog, harus tetap melalui proses editing. Self editing, seperti yng mbak Mildani bilang. Kalau saya, tulisan sudah publish, sebisa mgkn ngga hapus. Itulah knp, sebelum drafting, semua sudah harus dipikirkan matang
BalasHapusbagus itu say, dan harusnya menag begitu, meskipun nanti bisa dihapus postnya
HapusWaw, banyak sekali kegiatanya bermanfaat lagi, dan dapat menginspirasi pula. .
BalasHapusemak Bobe nan rempong ini dek
HapusHape ini memang bagus mbak.. Apalagi kalo yg punya emak2 kece kyk mbak milda.. Hehe
BalasHapusaamiin, mau bnagetlah dek, aamiin semoga dapat ya , aamiin
HapusSemoga Allah berikan yang terbaik.
BalasHapusTerima Kasih pencerahannya Mbak, salah satu kelebihan menjadi seorang blogger adalah daya jangkau pembaca yang lebih luas. Sehingga memiliki kesempatan lebih untuk mengguncangkan dunia dengan ide-ide yang kita miliki.
Promosi juga menjadi lebih murah, efisien dan efektif.
Btw, baru dengan ada HP lunna, sudah ada di pasaran ya?
iya, sudah ada dipasaran. terima kasih doa indahnya ya Rio. aamiin allahumma aamiin
Hapuswow,super mbak... Ayo terus nulis
BalasHapushahaha, super Emak ya, boleh juga
Hapusyap, benar sekali mbak, dengan menulis maka karya kita gak pernah mati karena terus di baca. Semoga terus menulis, berbagi dengan kita-kita. dan terus bermanfaat untuk semua orang.
BalasHapusiya, supaya sebutan kita lebih lama ya, lebih panjang dari usia kita. aamiin
HapusSemoga berjodoh dengan si Luna, ya Mak
BalasHapusaamiin, allahumma aamiin, terima kasih ya ko
HapusKalau jodoh sama Luna Maya janganlah, cari yg lain aja, hehe
Hapushapenya saja dah, aamiin
HapusTulisan menginspirasi. Saya suka :)
BalasHapusterima kasih, semoga menginspirasi
HapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin