Assalammu'alaikum Wr. Wb
Hari ini, saya udah siap pake baju serba merah. Ciye, mau kemana ni.
Mulai dari jilbab, rok dan bajunya semua merah. Eit, bukan itu aja, tas
juga mereh. Helm ku juga merah euy. Iyap, merayap sebentar sampai deh ke
Simpang Ratu Samban, lokasi kantor yang juga ternyata warna merah.
Holaap, gedung telkom Bengkulu. Saya sudah sampai. Masuk dulu deh, lewat
pintu sini ya. Yup, dorong aja di depan saya disambut ama cewek cantik.
Desain ruangannya kece banget nih, senada ama warna baju saya, hihihi.
kok, bisa ya saya kompakan ama ni kantor :D
Pas lewat bagian ini, kepengen banget duduk, nyantai sambil online.
Ruangan bersih, rapi dan ceria. Kayaknya juga nyaman dan aman. Enak kali
ya, sering-sering main kemari. Pengen juga nih mereview hal-hal yang
kayak begini. Apalagi kalo disuruh nyobain fasilitas yang ada di sini,
seneng bangetlah. Habis itu diulas dan ditulis. Biar banyak orang yang
tahu, kalo ruangan telkom itu kece banget..Ya, biar ujung-unjungnya
tetap setia ama telkom.
Tapi sayang, tujuan saya hari ini ke telkom bukan buat itu, hihihi.
Mungkin lain waktu deh, kemari lagi. Ruangan pertemuannya di lantai dua.
Naik tangga dulu deh, olahraga sedikit. Akhirnya ketemu.
Iya, saya dan beberapa teman penulis lainnya yang tergabung di Komunitas
Ambin Bengkulu. Hari ini secara khusus diundang oleh bapak Nugroho
Setia Budi, GM Wilayah Telekomunikasi (Witel) Bengkulu. Untuk berdiskusi
mengenai Pustaka Digital (PADI) . Eiit, ternyata ruangan pak Budi juga
adem banget loh. Bapaknya juga baik dan ramah, mudah senyum di balik
kacamata hitamnya, hihihi.
Oh ya, kami diundang kemari untuk membahas tawaran kerjasama dari telkom
Bengkulu dalam tajuk Bakti Telkom Untuk Negeri. Khususnya bakti telkom
untuk penulis Bengkulu. Telkom ingin membantu agar karya, buku yang
sudah ditulis oleh penulis Bengkulu dapat dikenal oleh masyarakat luas
secara digital.
Telkom mempunyai program yang disebut dengan nama PADI, Perpustakaan
Digital. Dengan PADI ini diharapkan dapat membantu para penulis untuk
mempublikasikan karyanya, mempromosikan buku-buku yang sudah ditulis
secara digital.
Mengapa digital, iya emang sudah zamannya kali ya. Orang-orang sekarang
sangat menyukai hal-hal yang praktis, begitu juga dengan membaca buku.
Dengan ujung jari semua mudah diketahui, membaca menjadi sebuah
kebutuhan yang mudah. Gak ribet harus membawa buku kemana-mana. Takut
ketinggalan, belum lagi sering lupa dibawa. Dan banyak masalah lainnya.
Menurut lama Telkom , hingga akhir 2016 telkom berkomitmen akan
membangun 1.000 Balai Pustaka Digital (PaDi) yang tersebar di Grapari
Telkomsel, Wifi Corner dan Plasa Telkom.
Namun Menteri BUMN Rini Soemarno meminta Telkom menyediakan hingga 5.000 titik lokasi Pustaka Digital di 34 propinsi seluruh Indonesia. Artinya masih 4.000 titik lagi ya, wow, masih banyak juga.
“Telkom sebagai BUMN telekomunikasi harus mampu membangun 5.000 titik PaDi.
Dengan begitu Telkom tidak hanya membangun infrastruktur telekomunikasi, tetapi
juga ikut berperan membangun bangsa melalui dunia pendidikan,” kata Rini, di
sela peluncuran BUMN Hadir Untuk Negeri Bagi Dunia Pendidikan Indonesia.
Pustaka Digital ini merupakan sinergi BUMN dimana Telkom menyediakan e-library bagi buku digital Balai Pustaka dan penerbit lainnya ke dalam bentuk buku digital atau e-book secara gratis kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Hadirnya teknologi digital melalui PaDi, dapat meningkatkan minat dan daya
baca masyarakat, khususnya yang berada di daerah-daerah luar perkotaan.
Teknologi dianggap sebuah kemewahan bagi masyarakat perkotaan. Namun di
daerah-daerah non perkotaan, teknologi menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka,”
tambah Anies. Bapak Menteri pendidikan kita yang lalu.
Sementara itu, Direktur Utama Telkom Alex J
Sinaga mengatakan, Telkom sebelum ini telah memiliki platform komersial Qbaca
yang merupakan e-book store atau toko buku digital yang di dalamnya terdapat
bebagai pustaka dari berbagai penerbit.
“Salah satu penebit yang telah menjalin kerjasama dengan Telkom adalah Balai
Pustaka. Ini salah satu implementasi sinergi BUMN dimana Telkom menyediakan
e-library bagi buku digital Balai Pustaka serta berperan sebagai delivery
channel. Sehingga saat ini masyarakat dapat membaca karya sastra legendaris
milik Balai Pustaka secara digital baik di Qbaca maupun di PaDi,” ujar Alex.
Pustaka Digital, menurutnya, dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat untuk
mengakses beragam bacaan tidak hanya terbitan Balai Pustaka namun juga berbagai
pustaka lainnya dalam aplikasi Qbaca.
Nah, itu dia penjelasan lugas dan singkat tentang Pustaka Digital atau
PADI ya. Udah dapat gambarannya kan, udah kebayang ini maksudnya apa.
Biar gak penasaran :D
Terkait hal tersebut bapak Nugroho ingin
menawarkan dan bekerjasam dengan para penulis Bengkulu melalui
komunitas AMBIN untuk dapat mengupload atau mengisi Pustaka Digital
tersebut dengan karya-karya penulis dari Bengkulu. Tujuannya agar karya
tersebut dapat tersebar, dibaca dengan mudah oleh banyak orang dan
tersimpan dengan baik.
Bagus banget ya tawaran kerjasamanya.
Ya, sebagai penulis saya sangat senang jika ada yang mengapresiasi
tulisan kita. Apalagi ada yang mau membantu mempublikasikan karya kita
agar bisa dibaca secara luas oleh siapa saja. Apalagi internet sekarang
bukanlah sesuatu yang susah didapatkan. Hampir disemua wilayah sudah ada
akses internetnya. Bahkan di tingkat kecamatan , dipelosok mana pun di
Indonesia sudah bisa dilalui internet.
Harapannya, dengan begitu karya penulis
dan kebutuhan akan buku dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja,
mulai dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat secara luas.
Saya mau banget ni, teman-teman pasti juga mau kan. Pastilah.
Oh, ya teman-teman di Bengkulu jika ingin mengikuti program ini, bisa kontak komunitas Ambin
ya, bagaimana agar karyanya bisa masuk dalam Pustaka Digital Telkom.
Caranya juga mudah kok, dan yang jelas ini merupakan program bagus untuk
meningkatkan publikasi karya para penulis Bengkulu. harus kita dukung.
Nanti silakan kontak komunitas Ambin segera ya teman-teman. Agar segera
di follow -up. Nanti kalo sudah terkumpul karya yang akan dimasukan
tersebut. Maka secepatnya akan dibuat MOU dengan telkom dan komunitas
Ambin.
Oh, ya selain saya kemarin yang hadir di sana ada beberapa penulis
seperti Elvi Anshori, drg Diana , Efri Deplin. Lalu ada perwakilan dari
kantor Bahasa Bengkulu dan dari penebit Vanda.
Do'akan ya teman-teman semua agar program antara penulis Bengkulu dan telkom dapat terlaksana dengan baik. Lancar dan sukses.
Eeeit, gak terasa udah masuk waktu Ashar. Saya dan teman-teman sudah mau
pulang. Ketika pulang sempat saya tanyakan mengenai halaman depan telkom
yang sedang dalam pembangunan. Bocorannya sih dari pak Nugroho, itu
cikal bakal dibangun sejenis Taman Digital Bengkulu . Wah, kalo benaran,
pasti keren nih. Tapi, ntar kita bahas lebih detil lagi ya, Udah mau
pulang ni.
Salam, sampai jumpa di ulasan dan keseruan saya yang lain ya.
17 comment
Bagus program nya,semoga lancar ya mba milda..
BalasHapusiya mba, ma aksih doanya
Hapussalut kepada telkom yang peduli kepada penulis *jempol*
BalasHapusIya mba, alhamdulillah banget
HapusWah asik banget kalau pustaka digital semakin banyak
BalasHapusiya mba, aamiin
HapusSemoga lancar dan berjalan sesuai rencana
BalasHapusaamiin
HapusWah keren telkom
BalasHapusiyap
HapusSalut sama Telkom yang menggandeng para penulis muda dan berbakat. Sukses terus ya, Mbak. Semoga semuanya lancar.
BalasHapusaamiin, ma ksh supportnya mb
HapusBagus banget nih programnya. Di kota-kota lain semoga gini juga ya
BalasHapusklo sumatera baru Bengkulu mb
HapusIkuttt ;D
BalasHapushayuuuklah
HapusKak Milda, gimana kabarnya nih?
BalasHapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin