Review Film KMGP , Saat Mas Gagah Pergi, Hidayah Berdatangan Pada Semua Orang
Kami Berpingky Ria Saat Menonton KMGP |
Tahun
2016 ini dibuka dengan sebuah film yang bagus dan wajib ditonton oleh semua
keluarga muslim Indonesia.
“Ini film kita, wajib didukung dan
ditonton” ucap teman-teman saya yang selama ini berkecimpung dengan dunia
dakwah.
Film apa sih, lah belum tau ya. Atau
pura-pura gak tahu, hehehe. Itu loh film yang diangkat dari novel bunda Helvy
Tiana Rosa (HTR) film yang diambil dari judul yang sama yaitu Ketika Mas Gagah Pergi.
Udah tahu kan, film Ketika Mas Gagah
Pergi ini kita singkat aja ya nyebutnya dengan KMGP. Ditulis sejak tahun 1992.
Wuiih, udah lama banget ya. Saat itu saya masih unyu-unyu dan pake seragam
sekolah.
Novel tersebut sangat banyak menginspirasi
banyak orang untuk berubah dan menemukan hidayahnya. Termasuk saya. Saat itu
saya juga baru mengenal dan serius ingin mnegenal islam. Buku KMGP termasuk
yang menjadi salah satu dari inspirasi saya.
Dulu saya punya buku KMGP yang
kovernya berwarna kuning seperti ini. Tetapi gak pulang-pulang saat saya
pinjamkan kepada anak murid saya, hehehe. Meski di dalamnya ada nama saya,
mereka tak juga mau mengembalikannya. Mungkin sangat terkesan dan ingin
mengkoleksi juga ya. Apalagi sekarang pasti lebih takjub lagi saat tahu bahwa
buku KMGP tersebut difilmkan, lebih amazing lagi kan.
Gakpapa, bukunya gak balik, asal
hidayahnya juga gak pulang dari mereka. Aamiin. Bukunya pun bisa tetap dibeli.
Banyak model desain kovernya sekarang ini apalagi sejak KMGP diputar di
bioskop. Buku KMGP kembali naik daun.
Oke ya, selasai dulu ngebahas soal
buku KMGP. Saya mau lanjut lagi ngebahas soal filmnya nih. Saya bersama
keluarga kecil sempat nonton film ini bersama-sama di bioskop 21 Mega Mall
Pasar Minggu Bengkulu. Kami menjadwalkannya di hari kamis karena saat itu harga
tiketnya standar. Kalo weken kan mahal ya. Kami berempat lumayanlah untuk
ongkosnya, hehehe.
Pilihan hari kamis, 28 Januari
2016 karena Nawra, putri kami tidak ada kegiatan belajar sore harinya. Kami
memilih jam nonton pukul 16.40 sd 18.20. meski baru sudah satu minggu berlalu sejak
dijadwalkan diputar di bioskop. Pilihan jam itu kerna saya berharap sebelum
azan Magrib datang kami sudah keluar dari bilik bertivi gede tersebut.
KMGP di Bioskop Mega Mall Bengkulu Diputar diStudio Satu |
Di bioskop , KMGP diputar di
studio pertama, berjejer bersanding dengan tiga film lainnya yang juga sedang
diputar. Penontonnya juga rame sekali. Mulai dari anak-anak, orang dewasa
sampai orang tua. Banyak sekali yang masih memakai baju seragam. Sepertinya mereka
nonton bareng.
4 Tiket KMGP Untuk Meme, Baba, Kakak dan Adik |
Menonton film ini sudah benar-benar
kami jadwalkan. Meski saat nontonnya satu hari setelah nonton bareng bersama
Hamas si Mas Gagah dan Epi Kusnandar digelar di Bengkulu (27/01/2016). Mereka berdua,
alhamdulillah sempat datang dan nonton bersama dengan warga kota Bengkulu .
kedatangan berdua, sangat memberi efek positif bagi promosi dan support
pemutaran film tersebut di Bengkulu. Banyak sekolah dan instansi yang secara
sengaja menggalang waktu nobar bersama-sama. Sebut saja sekolah anak saya SDIT
IQRA 2 Kota Bengkulu. Mengajak semua murid kelas 6 untuk nonton bareng di
bioskop.
KMGP Memang Film Pilihan Keluarga Indonesia |
Kedatangan Hamas dan Epi Kusnandar
juga memberi efek yang sangat baik bagi perkembangan dakwah di Bengkulu. Lalu
mengapa kota Bengkulu yang menjadi salah satu pilihan tim KMGP untuk nonton
bareng. Beberapa alasannya karena yang pertama bahwa Ummi Hamas yang biasa kami
sapa Inga Yen itu merupakan keturunan asli dari Bengkulu. Mereka dulu sebelum
pindah ke Surabaya menetap dan beraktivitas di kelurahan Pondok Besi . Jaraknya
cuma 200 meter dari rumah saya. Keluarga
besar Hamas dan Umminya masih banyak yang tinggal di Bengkulu. Hamas juga lahir
dan sempat bersekolah sebentar di kota Bengkulu.
Ketika Hamas menjadi pemain utama KMGP
tentu saja kita orang Bengkulu sangatlah bangga dan senang. Apalagi Hamas tak
melupakan tanah kelahirannya, dia mau datang dan menonton bareng bersama
penggemar dan keluarganya. Itu merupakan poin lebih dari KMGP bagi orang Bengkulu.
Hamas Bersama Tante-tantenya yang Tinggal di Bengkulu |
Kedatangan Hamas ke Bengkulu selain untuk nonton bareng fansnya, juga menjadi ajang silaturahim dia kepada keluarga besar umminya di daerah Pondok Besi.
Hamas Berpelukan Dengan Saudara Kandung Umminya Yang di Bengkulu |
Jadi hal tersebut yang menjadi salah satu alasan kuat saya dan orang
Bengkulu lainnya untuk menonton film ini selain memang sangat bagus. Penuh
dengan inspirasi dan nostalgia. Sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Terlebih karena pemainnya adalah putra keturunan
Bengkulu.
Hamas dan Epi Bersama Penggemarnya di Bengkulu |
Saya pun sempat beberapa kali
menuliskan postingan mengenai Hamas tersebut. Mulai dari saya menuliskan bahwa
si Mas Gagah ganteng tersebut merupakan putra keturunan Bengkulu. Informasinya dapat
dilihat di sini ya.
Emang cakep ya Mas Gagah Ini |
Lalu saya juga menceritakan bahwa
ternyata bakat bintang yang mengalir pada diri Hamas merupakan aliran ketenaran
dari sang Umminya. Sejak sekolah dulu Ummin Hamas memang sudah menjadi bintang
dimana-mana. Tulisan ini dapat dibaca secara lengkap di sini ya.
Hamas dan Ummin ' Inga Yen' |
Tak kalah ketinggalan, saya juga
menuliskan soal kegemaran Hamas makan gulai Bagar Hiu yang merupakan makanan
khas Bengkulu. Pada ulasan ini saya juga memberikan resep bagaimana membuat
gulai Bagar Hiu yang disukai oleh Hamas tersebut. Informasinya dapat di klik di
sini juga ya
Hamas Saat Makan Di Rumah Makan Marola Bengkulu |
Oh, ya selain Hamas, ada banyak pemain
pendukung dalam film ini, antaranya adalah Hamas Syahid Izzudin, Masaji Wijayanto, Aquino Umar
dan Izzah Ajrina yang merupakan wajah-wajah baru dalam dunia perfileman
Indonesia.
Suasana Saat Nobar KMGP di 21 Mega Mall Bengkulu |
Oh,
ya hampir lupa saya kasih tau ya sedikit cerita filmnya biar gak meraba-raba. Gagah dan Gita
merupakan kakak beradik. Sejak Ayah mereka meninggal. Gagah membantu Mama
menjadi tulang punggung keluarga sambil kuliah. Gita sangat bangga dengan
kakaknya. Menurutnya Abangnya itu adalah sosok lelaki yang nyaris sempurna.
Kakaknya yang biasa Gita
panggil dengan sebutan Mas Gagah tersebut. Bukan hanya memiliki wajah yang
ganteng. Tetapi hatinya juga baik, dia suka menemani Gita dalam setiap laku harian
mereka. Baik senang maupun susah. Mereka suka pergi bersama-sama dan melakukan
banyak hal bersama-sama.
Pokoknya Gita dan Gagah
merupakan pasangan adik dan kakak yang kompak. Pada bagian ini saya ingin
sekali memberikan ilustrasi kepada putri pertama saya Nawra agar dia juga
memiliki jiwa penyayang dan penyabar seperti Gagah menghadapi adiknya.
Agar Nawra dapat menjadi
teladan bagi adiknya. Agar nawra dan adiknya menjadi pasangan yang kompak seperti
Gagah dan Gita. Meskipun mereka juga sering bertengkar. Tetapi si kakak juga
pandai untuk mengalah dan menghibur kembali hati adiknya setelah sempat
terluka.
Sosok Gagah yang tangguh dan
bertanggungjawab ini bisa juga kita lihat ketika dia mau bersusah payah membantu
orang tuangnya. Bekerja sambil kuliah. Dia membantu dosen bahkan sampai ke
Maluku Utara
Di Maluku Utara, Gagah
bertemu dengan Kyai Gufron, pemimpin
pesantren terkenal yang sangat dihormati, orangnya sangat baik dan bersahaja.
Gagah sangat menyukai dan simpatik dengan Kyai Gufron dalam kesehariannya,
Gagah sangat mengangumi kharismatiknya. Hidayah bagi si Gagah dimulai dari
sini.
Saat
pulang kembali ke Jakarta Gita dan ibunya banyak melihat perubahan Gagah. Dari mulai
fisiknya, yang mulai berjenggot lalu keseharian Gagah yang lebih banyak
melakukan kegiatan ibadah. Mulai dari berkumpul dengan orang-orang soleh,
mengaji.
Gita seolah melihat kakaknya
semakin jauh dan berubah. Gita mulai menunjukkan sikap tidak suka terhadap
perubahan sang kakak. Mereka pun sering bertengkar. Hubungan mereka mulai
meregang. Gita mulai menjauh dari sang kakak. Biasanya jika ke sekolah diantar
jemput oleh Gagah. Sejak saat itu Gita lebih memilih untuk naik bus kota.
Di bus Kota, Gita sering kali bertemu sosok misterius di
berbagai tempat yang kemudian dikenal sebagai Yudi. Yudi gemar melakukan banyak kebaikan , memberikan pencerahan dan bersemangat
kepada orang-orang yang ia temui. Bahkan Yudi juga terlibat pada berbagai
kegiatan sosial di masyarakat.
Gita menilai si Yudi sama
dengan kakaknya si Gagah. Mereka berdua sok alim dan fanatik. Gita kian
bertambah syok, saat sahabatnya Tika, akhirnya memutuskan berjilbab. Sama
seperti nasihat abangnya untuk mengenakan jilbab.
Akhirnya Gita semakin bergaul dan mendengar nasihat serta ceramah Yudi,
Gita mulai sedikit sadar dan mengerti mengapa Abangnya menyuruh dia berjilbab
dan menjalankan perintah agama
Hidayah itu akhirnya datang kepada Gita dan mamanya....
Pada film ini saya juga melihat banyak
sekali unsur-unsur syari agama islam yang diterapkan. Seperti tidak adanya
persentuhan fisik antara lawan jenis. Hampir di sepanjang adengan di dalam film
ini kita tidak melihat adanya sentuhan fisik antara Gagah dan Gita yang
merupakan kakak adik. Atau antara Gagah dan Mamanya. Semua bisa tetap terlihat
sangat akrab dan hangat.
Saat Konfrensi Pers di Rakyat Bengkulu TV |
Berbeda dengan film kebanyakan, yang
sangat mudah memperlihatkan sentuhan fisik antara lawan jenis bahkan adegan
vulgar. Oleh karena itu saya sangat memuji kepada Bunda Helvi Tiana Rosa dan
seluruh kru pendukung film tersebut. Mereka sudah berusaha untuk tetap
menegakkan nilai-nilai ajaran islam meskipun hanya dalam sebuah film.
Cerita Ketika Mas Gagah Pergi ini
banyak mengantarkan hidayah bagi orang-orang. Mengajarkan semangat juang yang
tinggi kepada pejuang islam dan aktivis dakwah untuk tetap istiqomah.
Hamas dan Epi Bersama Para Fans Di Bengkulu |
Menurut saya, saat ini hanya
film Ketika Mas Gagah Pergi yang memang benar-benar memperlihatkan nilai islam
dan islami.
Hamas Saat Diminta Mengaji di Depan Para Penggemarnya di Bengkulu |
Akhirnya sampai di bagian
akhir, filmnya sudah selesai diputar. Kami pun bergegas untuk pulang. Akan ada
film KMGP bagian kedua. Tentu saja hal ini akan saya dan keluarga nantikan. Semoga
lanjutannya lebih bagus, islami dan penuh inspirasi.
Terima kasih ya Bunda Helvi
atas karya hebatnya. Semoga juga banyak mengalir amal jariah dari film ini
keharibanmu kelak. Terima kasih juga saya ucaapkan kepada Forum Lingkar Pena(FLP) yang sudah mendukung film KMGP ini.
14 comment
pengen dengar hamas ngaji, subhanallahu dapat kesempatan seperti itu yaa
BalasHapusIya, Mb samalah kayak adegan di KMGP saat Gagah Murojoah di dekat Gita di mobil
BalasHapusaku belum nonton mbak...tapi sempat baca beberapa kali dulu...tiap kali baca mesti mewek...
BalasHapushayuuk Mb nonton, masih ada waktu
HapusDi sini belum ada film itu :( Bioskop jauh pula
BalasHapusmasa sih Mb, daerah mana? tapi gakpapa mb nonton via youtub aja deh
HapusJadi penasaran sama film ini katanya diproduksi sendiri tanpa PH, kemarin di bioskop belum ada judul ini
BalasHapusiya Mb, diproduksi sendiri.
Hapussya salut sama Bunda helvi dan timnya dalam memperjuangkan film ini
Bangga deh ya sesama orang Bengkulu bisa nonton KMGP plus pemainnya yang super Gagah dan Hafidz :)
BalasHapusbenar yuk, dari namanya aja sesuatu banget ya Hamas Izzudin....
Hapusbelum lagi emang gagah/ganteng dan hafidz pulak, sosok yang emang sesuailah menurutku dari Mas gagah
pengen nonton :)
BalasHapushayuuk nonton rame2
HapusMas Gagahnya cakeppp
BalasHapusiya, bener, jadi kepengen juga
Hapus#usapusap perut
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin