Beginilah Perjuangan Nawra Dalam Menyelesaikan Hapalan Terakhir Juz 30 (Bagian Satu)
Nawra Menyetorkan Hapalan Surat An-Naziat di rumah tahfidz Al- Fida |
Hari
sabtu, tanggal 7 Februari 2016 ketika akan mengajar kelas menulis di SDIT IQRA
2 Bengkulu. Di depan gerbang saya bertemu dengan ustad Syukron. Guru kelas
Nawra .
Memang rencananya hari ini saya ingin bertemu
secara khusus dengan beliau dan ustadzah Eki. Ingin membicarakan sesuatu
mengenai Nawra. Terutama mengenai hapalannya.
Saya
menyapa dengan salam dan senyum. Lalu saya utarakan maksud saya. “ Ustad, mohon
bantuan support-nya. Annada Nawra
akan mengikuti tes tahfidz juz 30 di rumah tahfidz Al- Fida agar bisa diwisuda
pada bulan Mei. Dia tinggal menyelesaikan beberapa ayat lagi dari surat
An-Naziat dan 30 ayat dari surat an-Naba “
Ustadnya
tersenyum sejenak lalu kaget. Wajahnya sekilas berubah.
“Wah,
Nawra sudah hampir selesai ya, juz 30nya”
Saya
mengangguk mantap dan tersenyum.
Sabtu
pekan lalu, saat Nawra mengaji dan menyetor hapalannya di rumah tahfidz Al-Fida
yang beralamat di jalan S.Parman Padang Jati, Bengkulu. Ustadzah Noni
menyampaikan informasi agar saya juga mendukung Nawra untuk bisa sagera
menyelesaikan hapalannya agar bisa ikut wisuda di rumah tahfidz pada bulan Mei
nanti.
Bulan
Februari ini verifikasi dan tes buat anak-anak yang sudah selesai juz 30. Sehingga
bulan Maret dan April dapat dimanfaatkan untuk mengulang semua hapalan. Agar lebih
mantap dan hapal. Nawra akan diikutsertakan dalam sebagai salah satu santri
yang akan di wisuda tersebut.
Jadi,
selain saya mendukung dan membantunya menyelesaikan hapalannya tersebut di
rumah . Saya bermaksud agar Nawra bisa juga menyetor hapalannya kepada
ustad/ustadzahnya di sekolah, sehingga hari sabtu dan ahad dia tinggal
menyetorkannya lagi ke ustadzah Noni.
Untuk
berbicara langsung kepada ustad/ustadzahnya di kelas Nawra masih malu, belum
bisa memulai percakapannya dengan ustadz/ustadzahnya. Sudah pernah dia
mencobanya, namun ketika sudah berdekatan dengan ustad/ustadzahnya dia bingung,
mau mulai ngomongnya dari mana, hehehe.
“Wah,
kalo begitu seharusnya Nawra bisa ikutan acara wisuda di sekolahnya Bunda. Maaf
saya kemarin memang sudah mengusulkan Nawra dan temannya untuk ikutan tes
dengan ustadzahnya. Karena memang di kelas 4 c yang hapalannya banyak cuma dua
orang. Cuma laporan dari ustadzahnya Nawra tidak masuk karena suaranya kecil. Saya,
juga tidak tahu kalo ternyata Nawra juga mengaji dan menyetor hapalannya di
rumah tahfidz Al-Fida. Sekarang hapalan Nawra tinggal berapa lagi Bunda”
Saya
cuma tersenyum,mungkin ini cuma miskom aja ya. Memang Nawra ada bercerita
bahwa, temannya ikutan nyantri di rumah tafidz selama dua pekan untuk
menyelesaikan hapalannya. waktu itu saya dan Nawra berpikir bahwa itu untuk
keperluan lomba. Padahal saat itu, teman Nawra masih menyisakan 9 surat lagi
dari juz 30. Sedangkan Nawra hanya tinggal surat An-Naba dan sedikit ayat lagi
dari surat An-Naziat.
“Iya,
ustad. Mungkin saat itu ananda Nawranya masih malu. Dan maaf saya juga tidak
tahu kalo saat itu dia ikutan tes untuk program wisuda ini. Hari ini insya
Allah, Nawra akan menyelesaikan hapalan surat An-Naziatnya. Untuk surat An-
Naba dia sudah hapal sekitar 10 ayat . tinggal 30 lagi. in sya Allah akan
segera selesai. Aamiin” terang saya tenang
Lalu
ada jeda sejenak di antara kami.
“
Maaf ya Bunda, saya juga tidak tahu kalo Nawra sudah sampai sejauh itu
hapalannya. nanti saya bicarakan dengan ketua panitia, apakah ananda bisa ikut
wisuda hari Rabu besok bersama dengan teman-temannya di sekolah. Semoga besok
dan senin yang kebenaran libur, ananda bisa menyelesaikan hapalannya ya Bunda. Sayang
sekali cuma sedikit lagi. suarat An-Naba juga pendek-pendek “
Usai
pertemuan itu, saya segera mengubungi Nawra menceritakan semua hal yang kami
bahas tadi. Nawra ternyata awalnya agak kaget tetapi setelah diberi pengertian
dia juga paham. Dia mau ikut di wisuda.
Jadi
dalam tiga hari ini, dia harus berjuang berusaha untuk menyelesaikan sisa
hapalannya. supaya hari selasa nanti bisa di tes oleh ustadnya di sekolah,
sehingga bisa ikutan wisuda tahfidz.
Semangat
Nawra!!
Lalu,
langkah yang saya dan Nawra lakukan adalah sepulang sekolah jam 11 itu Nawra
makan siang lalu bermain sebentar dengan adiknya. Setelah salat dzuhur Nawra
mengulang kembali hapalannya yang tinggal sedikt lagi dari surat An-Naziat.
“Besok,
baru kita lanjut setor surat An-Naba ya Kak”
“Nanti,
apa Meme akan cerita soal wisuda ini sama ustadzah Noni?” tanya Nawra serius
sambil tetap memegang Al-Qur’an.
“Iya,
supaya beliau juga bisa membantu mensupport kak buat hapal. Kemungkinan nanti
hari senin, kita nyetor hapalannya di rumah ustadzahnya ya Kak, semangat”
“Tapi
kan, hari senin itu kita mau jalan-jalan dan makan di pantai Me, kakak kan
ulang tahun”
“Iya,
sepulang dari pantai kita ke sana. Sore saja selepas Ashar ya. Jadi tetap
semangat. In sya Allah kakak bisa.”
Alhamdulillah
sore itu, saya menemani Nawra untuk menyetor hapalnnya di rumah tahfidz . Saya
juga menceritakan mengenai kegiatan wisuda di sekolahnya dengan ustadzah Noni. Beliau
sangat senang dan mendukung Nawra dengan sepenuh hati.
“Iya,
nanti kalo mau nyetor. Boleh datang ke rumah ustadzah ya. In sya Allah Nawra
pasti bisa menyelesaikan hapalannya. ini kan sudah selesai surat An-Naziatnya. Besok
tinggal nyetor berapa ayat yang sudah dihapal dari surat An-Naba. In sya Allah
bisa ikut wisuda di sekolah ya. Aamiin” ungkap Ustadzah Noni penuh semangat.
Malam
ini, selepas Maghrib Nawra sudah membuat jadwal untuk memulai menghapal surat
An-Naba. Sampai jam sembilan malam, malam minggu ini akan dia manfaatkan untuk
menghapal.
Tetapi
sebelum pulang Nawra, meminta kepada saya untuk mampir ke pasar untuk membeli
karet gelang. Dia mau bermain karet ( yeye) dengan teman-temannya.
Saya
pun menyetujuinya, kami mampir ke pasar Minggu untuk membeli karet gelang. Satu
pak, isi setengah kilo seharga Rp. 10.000,-
“Tetapi
karetnya belum dijalin dulu ya kak, baru bisa dimainkan nanti kalo sudah hapal
surat An-Naba. Nanti Meme tempel di kamar aja dulu, biar kakak bisa liat dan
bersemangat”
Nawra
mengiyakan dan setuju.
Sesampai
di rumah, saya langsung menempel karet gelang tersebut di kamar. Nawra segera
mandi dan siap-siap untuk salat Maghrib.
Hari
ini sudah cukup perjuangannya untuk menghapal Al-Qur’an. Semoga hapalannya
tetap lengket sampai ke akhirat nanti. Aamiin.
4 comment
Huaaah aku kenal Ustadzah Noni, sampaikan salam ya. Barokallah buat Nawra yang sudha hapal juz 30. Semangat ke juz 29 lagi :)
BalasHapushahaha, in sya Allah kenal lah, orang Bengkulu je
Hapusin sya Allah disampaikan salamnya ya Mak
Wah Nawra keren :D
BalasHapusterima kasih ya Mb
HapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin