Assalammu’alaikum Wr. Wb
Apa kabar para Mommi semua,
alhamdulillah semoga selalu sehat ya. Aamiin. Beberapa waktu lalu ada yang
bertanya soal kesibukan saya itu apa sih, hehehe.
Maklumlah sejak tahun 2013 saat saya
stop jadi orang kantoran yang harus datang pagi tepat waktu, isi absen dan
pulang sesuai jadwal. Otomatis saya dianggap tidak punya rutinitas, hihihi.
Benar sih, gak ada rutinitas berseragam lagi. Tetapi meski begitu saya tetap
punya rutinitas kok, meski gak ada juga absensinya.
Nah, kali ini saya mau cerita soal
rutinitas saya di hari jum’at ya. Apa sih yang menjadi aktivitas saya kalo di
hari jumat. Kata orang sih, hari jumat adalah hari yang pendek. Bisa jadi
soalnya orang kantoran kalo dulu sebelum jumatan sudah pulang ke rumah. Lalu
anak sekolahan juga sudah pada pulang. Pokoknya aktivitas rutin bisa istirahat
dulu sampai setelah jumatan baru dilanjutkan lagi.
Tapi hal ini tidak berlaku bagi saya
loh, hari jumat itu justru panjang dan lama. Saya harus siap-siap mengajar
eskul kelas menulis di SMP Islam Al-Hasanah Kota Bengkulu. Tempatnya lumayan
jauh dari rumah. Bisa menghabiskan lima belas menit dengan menggunakan
kendaraan pribadi, apalagi kalo angkutan umum. Wow, bisa lebih lama dan
panjang. Hihihi.
Iya, saya ceritakan lebih detil ya
soal kegiatan saya di hari jumat ini. Supaya lebih jelas dan gak bertanya lagi
‘kesibukan sekarang apa Mba?’
Setelah semua urusan dapur selesai,
para Mommi taulah apa itu. Saya biasanya gak langsung mandi tetapi langsung
nongkrong di depan Laptop. Sekitar jam 08.00 atau jam 08.30. kok cepat ya
urusan dapurnya. Bagian ini ntar kita bahas secara khusus ya, bagaimana saya
mengelolah dapur secara cepat dan tepat.
Saya menyiapkan bahan ajar yang akan
saya sampaikan pada kelas menulis nanti. Dan har ini saya menjadwalkan untuk
mengajak anak-anak untuk membuat sebuah puisi. Ya, nanti mereka akan saya ajak
untuk menulis puisi. Tetapi sebelum menulis puisi tersebut saya akan mengajak
mereka untuk bermain kata dulu, untuk menambah kosakata. Bukankah puisi
biasanya sarat dengan kata-kata yang penuh makna.
Oh, ya anak murid saya selain
mendapatkan materi dari saya. Mereka juga punya buku pegangan judulnya ‘Fun
Writing’ karya penulis buku anak yang terkenal itu loh, Ali Muakhir. Di buku
tersebut terdapat cara-cara bagaimana anak belajar menulis puisi dan cerita
dengan mudah.
Setelah materi selesai, saya lalu
menyiapkan lembar buku catatan harian anak, daftar absensi mereka serta
beberapa buku bacaan.
Ketika jam dua belas, saya bergegas
mandi, lanjut merapikan diri dan salat zhuhur. Terus sekitar jam satu siang
saya sudah siap-siap mendarat di komplek
SMP Islam Al-Hasanah tersebut.
Rute jalan yang saya ambil , biasanya
selalu menghindari lampu merah. Meski pun jalanan di hari jumatan agak sepi
tetapi lampu merah kan gak jumatan ya, wkwkwk
Kalo dari rumah Emak di Tengah Padang
– jalan Suprapto ( jalanan utama ) – simpang Ratu Samban – Penurunan
(Melewati Bengkulu Indah Mall )- pantai
Panjang (sambil cuci mata) – Tapak Jedah – Lingkar Barat – Jalan Sungai Rupat-
Sampai lokasi di Pagar Dewa.
Nah, kalo dari rumah saya – Komplek
Sopo Indah Surabaya – Jalan Halmahera- Simpang Brimob – Danau Dendam Tak Sudah
(cuci mata ) Simpang Kompi – Simpang SLB – Hibrida- Jalan Pahlawan – Simpang
Pagar Dewa – Sampai lokasi
Lumayan kan perjalanannya, hihihi. Ya,
kalo pake motor metik setidaknya modal saya setengah liter deh. Atau
istilahnya, kalo saya isi bensin sekitar lima belas ribu. Nanti di
spidometernya garis tangki minyaknya sudah di posisi setengah, untuk perjalanan
pp.
Biasanya paling telat jam setengah dua
saya sudah sampai di kelas. Tadi perjalananya cukup jauh kan. Mau sampai ke
kelas Maryam, tempat saya mengajar. Saya mesti naik dulu ke lantai tiga. Wuiih,
naik tangga lagi manteman. Lumayan bikin capek, tetapi lama-lama jantung saya
gak empot-empotan lagi kok.
Anak-anak biasanya sudah menunggu.
Memang di hari jumat ini para gurunya juga mengikuti kegiatan siraman rohani
dan pengarahan dari pihak yayasan sekolah sehingga anak muridnya semua ikut
eskul. Di samping eskul menulis ada banyak pilihan eskul yang lainnya.
Masing-masing anak hanya boleh ikut satu eskul saja, sehingga jumlah peserta
eskulnya tidak terlau banyak. Murid saya
ada sekitar lima belasan.
Karena jam kelas menulisnya
siang,dimana tubuh sudah mulai menurun vitalitasnya. Saya tidak selalu
mengharuskan anak-anak untuk duduk tertib di kursi mereka masing-masing seperti
belajar rutin mereka. Kami sering kali belajar sambil duduk melingkar dan
lesehan saja di lantai. In sya Allah lantainya juga bersih karena anak-anak
tidak memakai sepatu dan kelasnya juga terpisah antara lelaki dan perempuan.
Kebetulan kelas Maryam ini adalah untuk kelas para Banat (perempuan) jadi so
pasti lebih rapi dan bersih kan.
Mengawali kelas saya biasanya meminta
anak-anak untuk mengisi absensi, lalu mereka mengeluarkan buka bacaan bebas
yang sudah atau sedang mereka baca. Sesekali jika waktu masih panjang saya
meminta satu atau dua orang untuk membacakan isi buku yang sudah mereka baca
tersebut.
Setelah itu saya, selalu meminta
mereka untuk mengumpulkan buku tersebut di meja saya. Kemudia sambilan nanti
saya mengecek buku apa saja yang mereka baca. Ini perlu dilakukan supaya mereka
tidak salah baca. Pernah ada salah satu anak membaca buku non muslim dan di
dalamnya terbesit ajaran agama lain yang terselubung dalam bentuk cerita, ngeri
kan. Atau ada anak yang bukunya gak pernah ganti-ganti. Pas saya tanya ternyata
dia memang agak lamban dalam membaca dan tidak begitu suka membaca. Tetapi , setelah
diberikan pengertian akhirnya dia juga termotivasi untuk membaca.
Sambil jalan juga saya meminta mereka
mengumpulkan diary yang sudah mereka tulis. Ada kalanya saya memberikan tema
kepada mereka tentang apa yang harus mereka tulis. Jumat lalu saya memberikan
tugas untuk mereka selama sepekan ,menuliskan mengenai kegiatannya di rumah.
Apa saja yang mereka lakukan setiap hari, gak perlu banyak tetapi dituliskan
setiap hari. Gak perlu di rapel karena sensasi menulis langsung saat atau setelah mengalami suatu kejadian
akan berbeda dibandingkan dengan ide tulisan yang sudah mengalami pengendapan.
Sampai pada materi, kali ini saya akan
mengajak mereka menulis puisi. Secara teori dan praktik mereka sudah bisa dan
mengerti cara membuat puisi karena pelajaran di sekolah pun mengajarkan materi
tersebut. Hanya saja puisi yang mereka buat belum menggunakan kata sejuta
makna, ciye. Saya ingin memancing kosa kata dan ide mereka. Saya mulai dengan
permainan untuk menuliskan ‘ sejuta kata’
Saya lalu meminta mereka untuk
menuliskan semua kata yang akhirannya NG, Menuliskan kata yang ada huruf NY,
menuliskan kata yang ada huruf X,
menuliskan kata yang bisa mengalami
pengulangan, menuliskan kata yang ada huruf O.
Setiap kata yang dituliskan jika benar
akan mendapatkan poin satu, jadi jika ingin mendapatkan nilai seratus maka
mereka harus menuliskan lebih dari 100 kata agar mencapai nilai seratus
tersebut.
Awalnya , ketika saya berikan tugas
tersebut mereka sedikit kaget, bingung, banyak bertanya, tetapi semenit
kemudian mereka mulai paham dan bersemangat mengerjakannya.
Saya membebaskan kepada mereka mau
menulisnya dimana dan dengan cara apa asalkan masih di dalam ruangan kelas.
Lihat saja, tingkah mereka ada yang sambil duduk, tiduran, tengkurap dan lain
sebagainya.
“Hayuk, semnagat ya menuliskannya.
Nanti yang sudah selesai saya bagikan buah duku. Lumayan hari panas begini
makan duku kan “ ucap saya menyemangati. Saya memang sengaja membawa duku, tadi
ada penjual duku di sepanjang pantai Panjang, harganya lumayan murah cuma
delapan ribu perkilo.
Sampai jam 14. 30 kelas selesai,
anak-anak mengumpulkan tugasnya dengan baik, mereka saya minta untuk menghitung
kembali jumlah kata yang sduah di tulis. Ada yang lebih dari seratus tetapi ada
juga yang kurang dari ima puluh. Dari sini bisa kita ketahui ya bagaimana dan
berapa banyak kosakata yang anak-anak punya. Anak-anak yang suka membaca secara
otomatis kosakatanya lebih banyak jika dibandingkan dengan teman-temannya yang
lain yang kurang membaca.
Dari sekolah selalu menyiapkan snek dan
minuman untuk saya, jadi kadang kalo saya saya lupa membawa minum. Gakpapa,
pihak sekolah selalu menyediakan dan mengantarkannya ke kelas. Jadi gak bakal takut kehausan.
Durasi eskul menulis ini sekitar 90
menit dalam setiap pertemuannya. Di hari jumat, dalam sebulan saya bisa
mengajar sebanyak empat atau tiga kali pertemuan. Kalo ada yang bertanya soal
honornya, kasih tau gak ya. Adalah, honornya dibayarkan perjumlah pertemuan dan
dibayarkan setiap satu bulan. Sistemnya mengajar dulu, lalu direkap absensinya
baru dibayarkan. Alhamdulillah selama ini belum pernah telat pembayarannya.
Tetapi pernah pihak sekolah kelebihan membayar honor saya, langsung saya
kembalikan , saya ambil sesuai dengan jumlah saya datang mengajar saja.
Saya sangat suka mengajar anak-anak di
sini. Rerata mereka adalah anak yang manis, sopan, mudah diarahkan dan mulai menjadi
sahabat saya. Saya mulai menghapal nama-nama mereka, menghapal wajah dan
perilaku mereka. Kadang kangen juga jika
tidak bertemu karena ada waktu tertentu memang jadwal eskul diliburkan. Sehingga kami tidak saling bertemu. Bergaul
dengan mereka membuat saya awet muda, hihihi.
Biasanya sehabis kelas eskul mereka
langsung bersiap-siap wudhu untuk salat Ashar. Saya tidak selalu langsung
pulang karena kadang harus menemui waka Kurikulum dulu. Seperti hari ini saya
mau menemui ustadzah Yulia Refyani, S.Pd untuk membicarakan mengenai proyek
kepenulisan buku cerpen untuk anak-anak.
Iya, saah satu out put dari kelas menulis ini adalah terbitnya karya mereka dalam
bentuk sebuah buku. Baik buku antologi
atau buku solo. Ditargetkan paling tidak dalam dua semester atau satu tahun
pelajaran dapat terbit satu atau dua karya .
Saat sekarang musim audisinya sedang berlangsung, anak-anak
sduah mengumpulkan anskah puisi dan cerpennya.
Nah, mommi kece itu tadi ya rutinitas
saya di hari jumat. Pulang dari mengajar kelas menulis ini, saya biasanya
langsung menjemput Nawra pulang sekolah. Jadi sekitar jam setengah limaan,
alhamdulillah saya sudah sampai kembali di rumah.
Salam literasi, semangat ya Mommi!