Perpanjangan
SIM itu Cuma Boleh Telat
Sampai
Dua Bulan Saja
Dari kejauhan tangan
pak Polisi melambai-lambai, mengarahkan agar motorku menepi. Hmmm, bakal kena
tilang nih, bisikku. Motor segera kuperlambat dan kupinggirkan sedikit.
“Selamat
siang Bu, boleh saya liat Sim dan surat dan surat motornya” sapa pak Polisi
sembari memegang motor saya.
Dengan
tergopoh saya mengeluarkan SIM dan STNK motor. Dengan seksama Polisinya membaca
dan memeriksa.
“Sim-nya
sudah mati ini Bu!” sembari memberikan kepada saya
Saya memeriksa dan membacanya dengan
detil. Tertera di sana masa berlaku 15 Mei 2015. Jantung saya berdegub kencang.
Bakal kena tilang ni, duh , keluar duit lagi. Mana saya mau mengajar. Hari sudah
menunjukkan pukul 09.30. masih tersisa waktu 30 menit lagi untuk sampai di
sekolah. Menuju daerah Tebeng.
“Oh,
alah pak. Saya pikir tahun depan habisnya. Soalnya angka tahunnya mirip.”
Pak
Polisi tersenyum, “Udah Bu, diurus aja perpanjangan Sim-nya”
Oh,
alhamdulillah saya gak kena tilang. Mendadak cuaca di sekitar Simpang Jam yang tadinya
panas seketika menjadi sejuk dan adem. Saya meninggalkan kerumunan Polisi tersebut dengan perasaan
lega.
Setelah
mencari informasi, kata temen mengurus perpanjangan Sim tersebut bisa dilakukan
di BIM saja. Biayanya sekitar Rp. 125.000. Saya akhirnya memutuskan untuk ke
Samsat Corner yang berada di salah
satu ruko di Bencoolen Indah Mall. Karena katanya prosesnya tak lama, saya
mengajak anak-anak juga ke sana sekalian ntar main ke Mol mumpung liburan
sekolah.
Syarat
mengurus perpanjangan SIM cuma membawa SIM yang lama saja. Saya mengajak
anak-anak masuk ke ruangan Samsat. Terlihat beberapa petugas. Mereka bertanya,
keperluan saya. Saya menyerahkan Sim yang mati tersebut.
“Wah,
SIM –nya udah mati Bu. Batas matinya juga udah lama. Kalo mau nerusin
perpanjangan SIM, maksimal batas matinya hanya dua bulan saja. “
“Jadi
pak?”
Bapaknya
tersenyum, “ Ya, gak bisa di urus di sini. Ibu harus ke polres lagi mengurusnya”
“Ke
Polres Pak? “ tanya saya menyakinkan
Bapak
yang di sebelahnya ikut bicara, “Iya Bu, ke Polres. Caranya juga mudah. Syarat
yang dibawa Cuma fotokopi SIM lama satu lembar dan fotokopi KTP dua lembar”
Seketika
saya lemas, ya harus ke Polres lagi. Terbayang cara pengurusan SIM lima tahun
yang lalu. Duh, repotnya apalagi jika harus membawa anak-anak. Ya, sudah hari
ini jalan-jalan ke Mol aja dulu deh.
“Hayuuk,
kita ke Hypermart aja, gak jadi bikin SIM-nya” ucap saya sembari mengajak
anak-anak masuk ke dalam Mol
Segera
saya menelpon Babanya anak-anak untuk memberi kabar, “Gak jadi Ba, perpanjangan
SIM-nya, karena batas matinya udah lama. Kalo mau perpanjangan di sini, hanya
dilayani sebelum habis masa berlakunya atau maksimal sudah dua bulan mati”
“Ya,
sudah, nanti di urus aja lagi besok atau lusa di Polres. Sekarang ajak aja dulu
anak-anak bermain di Mol” ucap Baba dari seberang.
Saya
menatap wajah manis Nawra dan Athifah mereka berdua terlihat riang sekali
ketika saya ajak keliling Mol. Bermain, makan dan minum. Mereka gak ngerti kalo
Meme-nya sedang galau, hehehe.
Eh,
ngapain galau ya, nikmati ajalah waktu bermain dan bersama anak-anak. Soal urusan
SIM ntar aja mikirnya. Toh, semua masih bisa diurus dan ada jalan keluarnya. Jangan
sampai hari ini gagal bikin Sim gagal pula menyenangkan anak-anak.
Sejak
kejadian itu saya menyampaikan informasinya kepada semua anggota keluarga,
supaya lebih waspada dan sesekali mengecek SIM dan STNK kendaraan. Kapan habis masa
berlakunya. Misalnya dengan menuliskan hal tersebut di alarm Hape. Di tempel di
papan pengumuman di rumah. Tempel di meja kerja dan lain sebaginya. Agar tidak kejadian seperti saya, kalo sudah
kejadian repotnya dan belum lagi biayanya. Kerena kalo SIM sudah mati, biayanya
ya sama seperti mengurus baru lagi. Berbeda jauh biayanya kalo cuma melakukan
perpanjangan. Belum lagi soal waktu yang harus kita siapkan, benar-benar jauh
berbeda. Urus perpanjangan SIM paling cuma butuh waktu 15 – 30 menit saja.
Oleh
karena itu, lebih baik waspada ya teman-teman.
6 comment
Hihi, senyum2 saya bacanya, Mba Milda. Ngebayangin yg ada di pikiran Pak Polisinya, 'aduh, Bu, masak SIM udah mati aja Ibu ga tau, ga pernah dicek apa?' Haha.
BalasHapusEtapi, polisinya baik, ya, Mba? Coba kalo semua polisi kita kyk gini, pasti adem negeri ini. Hehe.
Yang penting, niat hati bawa anak2 hepi2 di mal terlaksana, ya, Mba. :)
hehehe, Mba Alaika, tapi benaran saya gak tau loh kalo udah mati. makanya auranya dapat ke pak polisinya, bahwa saya jujur.
HapusIyap, hari itu jadinya saya nyenengin anak2 aja
Sekarang udah diurus belon simnya? Hehe
BalasHapusBelum diurus Mba Ade, pas kuceritakan ama Babanya anak-anak. Kata dia urus SIM mobil aja deh, biayanya beda tipis, hehehe
HapusAku gak punya SIM. :D
BalasHapusHehehe, iya ke Mba, surat izin mengomenin (SIM) juga kan
HapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin