Salah Satu Halte Di Kawasan Kantor Walikota Bengkulu |
Pernah melihat halte di simpang limo Bengkulu
atau yang lebih dikenal sekarang dengan nama Simpang Ratu Samban. Ke arah Jalan
Padang Jati dan S. Parman ada beberapa buah halte yang berdiri di depan kantor
Walikota dan Kejaksaan. Dan di depan kantor Walikota ke arah Simpang Jam. Terus
lurus ke arah Jalan S.Parman ada sebuah halte di sana.
Pernah melihatkah, halte tersebut difungsikan.
Atau berfungsi sebagaimana mestinya. Tempat menunggu mobil atau tempat berhenti
mobil angkutan umum. Untuk kota Bengkulu, kita masih menggunakan istilah
angkot.
Saya pernah melihat beberapa kali sekelompok
pegawai berpakaian putih-putih sedang duduk di sana. Sepertinya mereka sedang
menunggu mobil jemputan .
Saya
seringnya melihat jalur jalan di depan haltenya penuh dengan kendaraan para
pegawai yang bekerja di sekitaran halte.
Saya lebih sering melihat halte tersebut sering
menjadi tempat persinggahan atau tempat para pejalan kaki atau bermotor untuk
beristirahat. Tempat orang menunggu seseorang. Tempat orang nongkrong.
Saya sering melihat halte tersebut dipenuhi oleh
orang, pengunjung, pedagang dan sebagainya ketika di adakan acara besar di
sekitar halte. Misalnya saja saat perayaan Tabot.
Lalu, pertanyaannya. Buat apa pemerintah Bengkulu
membuat halte tersebut. Sebenarnya halte tersebut untuk apa sih?
Kondisi Halte Simpang Ratu Samban Di Pagi Hari, Masih Sepi |
Mari kita bahas lebih mendetil mengenai halte
tersebut. Orang-orang menyebutnya tempat perhentian bus atau halte bus atau shelter
atau stopan bus , yang diambil
dan diadaptasi dari bahasa Inggris yaitu
bus
stop adalah tempat untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang mobil
biasanya angkutan umum seeprti bus.
Biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300 sampai 500
meter dan di pinggiran kota antara 500 sampai 1000 meter.
Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus
semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan. Untuk tempat
perhentian yang kecil cukup dilengkapi dengan rambu lalu lintas saja, dan untuk
perhentian yang besar bisa dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, bahkan bila
diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil untuk menjual surat kabar, atau
keperluan lainnya.
Untuk halte yang ada di kota Bengkulu, sudah dilengkapi dengan tempat
duduk, atap dan lantai yang nyaman. Namun fungsinya yang masih kita
pertanyakan.
Secara standar halte, apakah pembangunan
halte tersebut sudah memenuhi syarat pembangunan, tata ruang kota dan
sebagainya. Mari kita lihat secara seksama.
Kondisi Sepi Jalan Di Sekitar Kawasan Simpang Ratu Samban |
Menurut Wikipedia, untuk desain tempat perhentian tergantung pada beberapa
kriteria, yaitu:
Estetika
Estetika
tergantung kepada kebijakan daerah, ada yang menggunakan pendekatan modern,
yang minimalis, ataupun menggunakan pendekatan kedaerahan dengan ciri chas
daerah yang bersangkutan. Semakin bagus tempat perhentian bus tersebut semakin
besar biaya yang perlu dikeluarkan untuk pembangunannya.
Halte Simpang
Ratu Samban tersebut secara estetika belum mencirikan 100 persen kota Bengkulu
karena kita tidak melihat atribut atau slogan daerah terpampang di sana. Hanya
kita temui slogan lama yang bertuliskan ‘Bengkulu Kota Semarang’ selebihnya
tidak ada.
Dimensi
Tergantung
kepada jumlah penumpang yang akan menggunakan yang kaitannya dengan jumlah kendaraan yang melewati tempat perhentian
tersebut, frekuensi kendaraan yang melalui tempat tersebut jumlah trayek yang
melalui tempat perhentian tersebut.
Halte Simpang
Ratu Sampan dan sekitarnya secara
dimensi membuat kita bingung karena tidak difungsikan dengan baik. Kita tidak
mengetahui angkutan umum apa yang berhenti di sana. Tak ada aktivitas penumpang
yang naik atau turun.
Jarak antara tempat perhentian bus
Jarak antar
tempat perhentian tergantung kepada lokasinya dipusat kota dengan kegiatan yang
tinggi disarankan 400 meter ataupun kurang dari itu sedang dipinggiran kota
dengan kerapatan yang rendah dapat ditempatkan pada jarak antara 600 sampai
1000 meter. Untuk mendapatkan jarak antara yang optimal disarankan untuk
menggunakan modelling perencanaan angkutan umum.
Halte Simpang
Ratu Sampan dan sekitarnya merupakan satu-satunya kawasan halte yang ada di
kota Bengkulu. Jika ingin melihat halte di kota bengkulu. Ya, itu hanya ada di
kawasan seputar kantor Walikota atau di sekitar Simpang Ratu Samban. Itu pun
tidak semua simpang ada, karena di sana ada lima buah simpang. Hanya ada yang
berhadapan dengan kantor Walikota.
Nah, mengapa di
Simpang Ratu Samban tersebut yang memiliki lima buah simpang, tetapi hanya
memiliki halte di dua simpang saja yang langsung berhadapan dengan kantor
Walikota. Adakah yang bisa memberikan argumentasi? Saya belum menemukan
alasannya, hanya menerka saja. Barangkali karena ini kawasan kantor, sehingga
dapat membantu para pegawai dan publik mencari kendaraan umum
Perlengkapan tempat perhentian bus
Perlengkapan tempat
perhentian kendaraan tergantung kepada
sistem yang digunakan, terbuka atau tertutup seperti shuttle/shelter atau
tempat perhentian, seperti contoh bus TransJakarta, ataupun jumlah penumpang
yang menggunakan fasilitas tempat perhentian bus. Perlengkapan meliputi:
- Rambu lalu lintas tempat perhentian bus
- Atap untuk melindungi penumpang dari hujan ataupun panas
- Tempat duduk untuk calon penumpang
- Sistem pendingin udara (AC)
- Informasi perjalanan
- Penjualan tiket seperti yang diterapkan pada Transjakarta, Trans Musi atau Trans Jogja
- Telepon umum
- Sarana penunjang seperti kios media massa, makanan dan minum.
Halte Simpang
Ratu Samban dan sekitarnya, belum ya memiliki layanan serupa ini,
Informasi
Tempat perhentian
kendaraan kadang-kadang dilewati oleh
beberapa trayek dengan jadwal yang berbeda-beda sehingga perlu dilengkapi
dengan sistem informasi yang memuat informasi mengenai:
- No. Trayek bus,
- Rute yang dilewati,
- Jadwal perjalanan,
- Besaran tarip, dan
- Untuk tempat perhentian bus modern dilengkapi dengan timer yang menunjukkan berapa lama lagi bus akan datang.
Halte Simpang
Ratu Samban dan sekitarnya, belum ya memiliki layanan serupa ini juga. Masih
jauh. Kenapa? Karena tidak berfungsi.
Nah, dari sekian banyak bahasan mengenai halte, mari kita amati dan analisa
mengenai keberadaan halte yang ada di Simpang Ratu Samban dan sekitarnya ya
yang ada di Kota Bengkulu tersebut. Apakah masih bisa di fungsikan sebagaimana
mestinya atau memang hanya sebatas panjangan saja.
Hmmm, jika cuma pajangan atau aksesories kelengkapan tata ruang kota,
sangat disayangkan karena pembangunan halte tersebut tentu saja membutuhkan biaya
yang banyak. Lebih baik dananya dialihkan untuk pembangunan yang lain.
Lah, masalahnya sekarang haltenya sudah jadi. Lalu bagaimana. Ya, mari kita
fungsikan dengan sebaik-baiknya.
Semoga pejabat dan pemerintah dapat mengatur kembali tata ruang pembangunan
dan penggunaan fasilitas kota untuk masyarakat. Aturlah jalur kendaraan umum
agar bisa lewat dan memanfaatkan keberadaan halte tersebut untuk menaikan dan
menurunkan penumpang.
Jangan melakukan aktivitas lainnya di luar fungsi halte atau semaunya saja, misalnya
untuk parkir mobil karyawan.
Mari kita ingatkan para pegawai, pejabat atau siapa saja yang bekerja atau
ada keperluan di kantor di sekitar halte tersebut untuk tidak parkir di depan
halte sehingga dapat menutupi halte dan menghambat aktivitas halte.
Kepada pemerintah, pejabat, organisasi, komunitas dan lain sebagainya yang
berbasis massa supaya kalo membuat acara jangan di sekitar halte. Supaya halte
dapat berfungsi dengan baik.
Lalu, apakah soalan seputar Halte di Kota Bengkulu ini akan tersolusikan. Mari
kita berharap dan berdoa bersama-sama ya.
10 comment
kalau di Jakarta, halte bis nya ada papan yang bertuliskan rute dan nomer bisnya.
BalasHapusSalam kenal, Mbak
salam kenal juga Mb, iya kalo di Jkt mah udah berfungsi ya Mb
HapusSayang sekali ya, seharusnya halte tersebut difungsikan ya,
BalasHapusbener, sangat sayang Mb, hihiiiiik
HapusSayang sekali, ya, Mbak. Saya juga gak paham kenapa kadang bisa terjadi yg kayak gini. Saya juga pernah melihat beberapa terminal yg mangkrak enggak berfungsi. Eman banget ya dana yg sdh dikeluarin buat membangun itu semua. Duit siapa itu?
BalasHapusIya, sedih banget
Hapusya, duit kita2lah Mb
iya ya enggak kepake, jadi sebenarnya itu proyek ajakah?
BalasHapusMenurutku itu aksesories kota, pelengkap tata ruang kota sajalah. atau idikator kelengkapan sebuah kota, sedih banget kan say
BalasHapusIjin komentar mbak, Sebaiknya diusulkan Kebijakan untuk penertiban jalur angkot agar dapat melewati beberapa halte yang sudah ada, sehingga walaupun belum ada shuttle bus atau bus 🚌 yang mumpuni, angkot dapat dijadikan alternative angkutan umum yang mengambil dan
BalasHapusMenurunkan penumpang di halte yang sudah ada. Tentunya harus ada Kebijakan dulu dari Pemerintah Kota Bengkulu dengan mengacu pada peraturan pemerintah mengenai aturan berlalu lintas dan pengaturan yang berkaitan dengan angkutan umum. Saran saya untuk mengajukan usulan tersebut, bagaimana kalau kita menggalang petisi mbak, bisa di mulai dari Lingkungan Kampus misalnya. Terimakasih mbak, sudah diberikan Ruang untuk berkomentar.
iyap bener, harus ada kebijakan yang mendukung supaya berfungsinya halte secara baik. saat ini angkot tidak berfungsi dengan baik juga hanya melewati bagian2 tertentu dan penumpang juga suka turun naik di sembarang tempat.
BalasHapushayuuk, silakan bikin nnati saya bantu sebarkan ya petisinya
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin