Saat Liburan Di Suban Air Panas, Rejang Lebong, Bengkulu |
Pekan
lalu, saat menjemput putri pertama saya Nawra (9 tahun) dari rumah Tahfidz Al –Fida
yang beralamat di Jalan S. Parman Padang Jati Bengkulu. Ketika mau pulang
ustadzahnya menghampiri saya. Intinya dari percakapan singkat tersebut, beliau
meminta saya membantu dan mensupport Nawra agar mau mengahapal di rumah lebih
giat lagi.
“Usahakan
satu hari satu ayat ya Bunda. Bulan Februari ini akan ada tes untuk tahfidz jus
30 dan akan diwisuda di bulan Mei 2016 kelak. Sayang , ananda kan tinggal satu
surat lagi. mudahan bisa ikut diwisuda” jelasnya sangat detil
“Aamiin!”
Saya tersenyum sembari berdoa dalam hati, semoga keinginan ustadzah itu
terkabulkan apalagi keinginan saya sebagai orang tuanya, semoga terkabulkan
juga.
Nawra
yang mendengarkan percakapan itu, seolah mengerti dan diam-diam dia juga
memperhatikan.
“Iya,
Me. Surat An- Naziat ini tinggal 16 ayat lagi, habis itu kakak masuk surat
An-Naba. Kalo surat An – Naba, Kakak kan sudah hapal 10 ayat.” Uangkap Nawra
“Masa
sih, kapan ngapalnya kok bukan surat An-Naziat dulu yang diselesaikan
menghapalnya” saya balik bertanya.
Nawra
tersenyum memamerkan giginya yang mulai ompong, “ Kan hapalnya pas ngetes Meme
hapalan. Waktu itu kan, kakak yang ngetesnya dan nyimaknya. Jadi ya, iktan hapal
juga”
Lalu
kami berdua terkekeh, Nawra bergelayut manja di bahu saya. Kami pun pulang. Segera
ingin memberikan kabar tersebut kepada Babanya. Hari sudah bergerak menuju
angka empat sore, sebentar lagi magrib akan datang. Saatnya salat berjamaah. Baiknya,
mandi dulu deh. Biar wangi, hehehe.
Setelah
salat Magrib, kami biasanya tidak langsung bubar, ngaji. Saling cek hapalan
atau cuma bercerita sembari menunggu salat isya datang. Saya menceritakan
kejadian dan ucapan ustadzah Nawra di rumah Tahfidz tadi kepada Babanya. Dengan
seksama saya menyampaikan semuanya. Setelah itu saya sampaikan kepada mereka
strategi dan cara bagaimana agar target hapalan si Nawra tercapai. Bisa ikut
tes di bulan Februari dan diwisuda di bulan Mei nanti. Ya, supaya hapalan jus
30-nya selesai. Bisa masuk jus 29 lagi.
“Kata
ustadzahnya tadi, setelah bulan Februari ini, selama bulan Maret dan April Nawra
dan kawan-kawannya akan kembali
mengulang hapalannya, semua surat juz 30 akan diulang-ulang kembali. Agar semakin
hapal dan mantap “ jelas saya penuh semangat.
Lalu
kami berdiskusi menentukan strategi untuk Nawra. Akhirnya diputuskan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh Nawra dan kami sebagai orang tuanya adalah sebagai
berikut
Pertama,
setiap pagi Nawra bangun sebelum azan salat shubuh. Setelah salat, dia akan
menghapal atau mengulang hapalannya sampai jam enam pagi. Oh, ya di kota Bengkulu,
azan shubuh sekitar jam lima pagi.
Jam
enam dia mandi, berpakaian, sarapan dan berangkat sekolah. Selama kegiatan itu
berlansung di kamarnya juga masih diputar surat yang sedang dia hapal, yaitu
surat An-Naziat. Kebetulan saya punya hape Nokia Asha yang gak kami pakai, di
sana memang banyak di donlot surat dari juz 30. Kalo di BB Nawra ada juga,
namun BB-nya juga dilengkapi dengan beberapa game. Saya kuatir, dia malah nanti
asik main game saja. Atau bisa jadi mendengarkan murotal sambil main game. Saya
gak mau hal itu terjadi.
Kalo
ada yang bertanya soal BB Nawra, ya itu. Bukan kami yang membeli, sepupunya
yang di Banten yang memberikan sebagai hadiah ulang tahunnya di tahun 2015
lalu. Memang BB-nya gak dibawak ke sekolah. Paling buat dibawak kalo sedang les
Bahasa Inggris, hari Senin dan Rabu. Selebihnya di rumah.
Kedua,
saya meminta Nawra untuk saling setor dan menyimak hapalan masing-masing di
sekolah. Memang target hapalan di sekolah terutama di kelasnya (kelas empat)
berbeda dengan yang di rumah Tahfidz.Di kelas, masih belum sampai ke surat
An-Naziat. Tetapi paling tidak dengan
temannya Nawra bisa saling menyimak dan mengulang-ulang hapalan. Memanfaatkan
waktu senggang di sekolah untuk menghapal. Sehingga sepulang sekolah, jam empat sore
Nawra bisa menyetorkan hapalannya dan mengulang hapalannya kembali. Jadi lebih
terasa mudah.
Ketiga,
setelah salat magrib saya meminta Nawra untuk menghapal berapa ayat yang dia
mampu. Kadang 2 ayat, 3 ayat bahkan 5 ayat. Setelah itu baru dia setorkan
kepada saya. Dalam dua hari ini Nawra sudah menyetorkan sekitar 9 ayat. Lumayan
ya, masih sisa 7 ayat lagi dari surat An- Naziat. Diperkirakan sabtu ini saat
dia les, surat tersebut sudah selesai dihapal dan segera masuk surat An-Naba.
Keempat,
ini bagian penting saat proses menyetorkan ayat yang sudah dihapalkan. Nawra
selalu meminta saya untuk mendengarkan dia mengulang hapalannya sebanyak lima
kali. Jadi jari tangan saya akan berurutan keluar, misalnya kalo sudah dibaca sekali.
Saya mengeluarkan jari kelingking, kalo sudah dua kali dibaca, saya menambah
dengan mengeluarkan jari manis dan seterusnya sampai lima kali dia mengulang,
akhirnya baru saya mengeluarkan jempol. Asik
loh, coba deh dilakukan di rumah dengan anak-anak. Pasti seru dan menyenangkan.
Kelima,
habis salat Isya biasanya Nawra menyiapkan
buku-buku sekolahnya, mengerjakan tugas, pe-er dan makan. Setelah itu dia gosok
gigi dan tidur. Nawra selalu tidur antara jam setengah sembilan atau pas jam
sembilan malam. Sepertinya metabolisme tubuhnya sudah terbentuk di jam
tersebut, sehingga sudah terasa mengantuk saja dan proses lelapnya pun tak
lama.
Nah,
selama proses dia mau tidur hingga tertidur pulas tersebut, saya selalu
menghidupkan murotal surat yang sedang dia hapalkan dari
hape. Suara murotal tersebut mengisi bagian-bagian kamarnya. Saya berharap
bacaan tersebut juga masuk ke dalam alam bawah sadarnya sehingga Nawra lebih
mudah mengingat dan menghapalkannya. Pokoknya dia akan selalu mendengarkan
hapalannya kapan dan dimana saja terutama saat di rumah karena kami selalu
memutar murotal.
Dengan
kelima langkah tersebut, saya dan suami berusaha untuk mendukung dan
mengarahkan Nawra untuk semangat menghapal dan mempunyai target dalam
hapalannya. Menetapkan waktu menghapal dan batas waktu kapan dia harus
menyelesaikan hapalannya. Meski tetap dengan cara dan pola anak-anak yang masih
suka bermain-main.
Kami
tidak mengiming-imingi dia hadiah supaya segera hapal. Tetapi justru kami
meminta hadiah kepadanya. Oh, ya Nawra kan bulan Februari ini, tepatnya tanggal
9 akan berulang tahun yang ke sembilan, oleh karena itu saya meminta dia
memberikan hadiah hapalan terbaiknya kepada kami. Selain itu dia selalu
termotivasi untuk menghapal karena teringat nasihat ustad dan ustadzahnya, dia
ingin menghadiahkan surga bagi kami orang tuanya dan adik-adiknya. Duh,,
sungguh mulia harapan Nawra ya. Semoga tercapaikan. Aamiin.
Saya
menyakini hal ini dapat terwujud dengan baik asal mau saling bekerjasama,
saling support dan mengingatkan. Terutama saya dan suami yang juga harus punya
kesamaan langkah dalam mendidik dan menyemangatinya sehingga anak tidak bingung
Doain
ya teman-teman semua, semoga Ananda Nawra bisa lulus ujian hapalannya dan bisa
diwisuda di bulan Mei dengan predikat terbaik.
4 comment
Aamiin, semoga lulus, ya? ^^ Bangga banget deh sudah hafalan di usia belia
BalasHapusiya mb Nisa..terima kasih doanya. Semangat juga kami mnegahapl karena melihat anak menghapal
BalasHapusSelamat menghapal ya, semoga segera khatam juz 30
BalasHapusiya, alhamdulillah, sudah khatam. skrg masuk juz 29 lagi
HapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin