Salah satu cara membuat tulisan kita hidup dan nyata, biasanya para penulis menambahkan kalimat ‘dialog’ pada ragam tulisannya. Dengan menambahkan kalimat dialog tersebut memang membuat tulisan kita seolah hidup dan penuh ekspresi.
Saya juga
sering menggunakan kalimat ‘dialog’ dalam berbagai tulisan saya . Terutama
dalam menuliskan karya non fiksi seperti cerpen, kisah inspiratif, cerita
komedi, cerita anak dan lain sebagainya.
Salah satu
tujuan saya menambahkan kalimat ‘dialog’ ini agar tulisan yang saya buat lebih
hidup dan terasa dekat dengan pembaca. Selain itu kalimat ‘dialog’ ini membuat
tulisan lebih menarik dan pembaca tidak bosan dalam membacanya.
Meski
demikian, dalam menuliskan kalimat ‘dialog’ ini kita tidak boleh salah ya. Ada beberapa
kaidah prinsip kepenulisan yang harus kita gunakan supaya tulisan kita menjadi
benar, enak dibaca, sesuai EYD , terasa hidup dan tercapai maksudnya.
Kelihatannya mudah
ya, hanya menambahkan tanda petik saja. Iya, memang terlihat mudah. Tetapi tak
ada salahnya kita mengetahui soal penulisan ‘dialog’ ini ya. Yuk, kita bahas
lebih mendetil lagi soal menuliskan kalimat ‘dialog ‘ ini ya.
Beberapa
tahapan menulis dialog yang dapat dijadikan acuan adalah sebagai berikut:
1. Terapkan terlebih dahulu topik dialog
2. Susun judul dialog yang tepat, menarik dan sesuai dengan isi dialog
3. Pastikan siapa tokoh yang akan berdialog sebagai para pencakap
4. Apa yang dicakapkan dalam dialog oleh masing-masing tercakap dengan mempertimbangkan syarat-syarat dialog
5. Rangkaian percakapan itu dalam urutan yang logis
6. Akan lebih terarah jika sebelum percakapan dirangkaikan didahului oleh narasi sebagai perantara atau kondisi yang melatari percakapan itu muncul
7. Patuhi pedoman grafemik (tata tulis) dialog secara cermat
MACAM-MACAM DIALOG
Pada tataran lisan, dialog dapat ditinjau dari aspek keumuman munculnya dialog. Pada aspek ini dialog dibagi menjadi 2, yaitu:
(1) Dialog personal, adalah dialog yang muncul perseorangan secara serta merta mengenai topik yang terjadi pada satu saat sehingga para pencakap memperoleh kepuasan komunikasi tentang topik yang dipercakapkan.
(2) Dialog formal, merupakan dialog yang mempercakapkan suatu topik penting melibatkan beberapa tokoh/ahli mengenai topik tersebut, biasanya diadakan oleh sebuah lembaga yang secara formal menyelenggarakannya, misalnya lembaga pendidikan, adio, atau televisi.
Adapun pada tataran tertulis, dialog banyak dimanfaatkan pada penulisan karya sastra prosa dan drama.
Dalam
lingkup sastra, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1999:231) membagi dialog
menjadi tiga:
(1) Dialog batin, adalah kata-kata yang diucapkan pemain untuk mengungkapkan pikian atau perasaannya tanpa ditujukan kepada pemain lain.
(2) Dialog pemancing, adalah kata-kata pemancing yang diucapkan oleh seorang pemain kepada pemancing lainnya yang lupa akan percakapan selanjutnya.
(3) Dialog pribadi adalah ucapan pemain kepada penonton.
Sudah jelas ya, apa itu kalimat ‘dialog’ dan bagaimana cara menuliskannya. Kalimat ‘dialog’ juga ada berbagai jenis dan macamnya. Perhatikan dan pahami secara baik-baik ya. Terus gunakan secara baik dan benar dalam tulisan kita.
Yuk,
bikin hidup lebih hidup dengan menggunakan kalimat ‘dialog’.
2 comment
Infonya menarik sekali Mbak Milda...
BalasHapusMa kasih Mb Ira
BalasHapusSukses ya
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin