Hari
Televisi Sedunia dirayakan setiap tanggal 21 November sesuai dengan Majelis
Umum PBB pada bulan Maret 1998.
Terdapat
11 abstain dalam pengambilan suara mengenai resolusi ini. Dalam mengekspresikan
sikap oposisinya, delegasi Jerman berkata bahwa telah ada hari peringatan yang
sejenis: Hari Pers Sedunia, Hari Telekomunikasi Sedunia, dan Hari Pengembangan
Informasi Sedunia. Televisi hanya satu cara dalam mengakses informasi di mana
saat ini sulit diakses di sebagian besar populasi dunia. Bagi mereka yang tidak
memiliki akses televisi akan menganggap bahwa Hari Televisi Sedunia adalah hari
milik orang kaya.
Efek Buruk Menonton Televisi Bagi Anak-anak
Sejak akhir 1990-an, semakin banyak
orang tua yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan semakin
banyaknya produk DVD yang diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan
kognitif bayi.
Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan
bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatkan perkembangan
berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton
DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah.
Selain itu, bila kemampuan anak
mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi
sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang
tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun.
Demikian pula, semakin banyak anak menonton
televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah
perhatian pada usia 7 tahun.
Sebaliknya, menonton acara televisi
yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah.
Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan efek positif untuk
pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 3–5 tahun.
Sebagai perbandingan, penelitian
menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud pendidikan—seperti film kartun
pada umumnya—tidaklah berhubungan dengan peningkatan kemampuan berbahasa.
Setelah remaja, anak-anak yang pada
usia prasekolah biasa menonton Sesame Street ternyata meraih nilai
pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi
untuk meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia
prasekolah tidak menonton acara tersebut.
Melalui televisi, anak-anak dan remaja
juga dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada
orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.
Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi
remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil dilakukan
melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends.
Namun, menonton televisi juga
berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti
perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas,
gangguan pola makan, dan menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar
anak terdapat televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan
kemungkinan anak merokok
meningkat, anak menjadi kurang membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu
tidur anak berkurang.
Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak
Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif
televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar
anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta
mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program
televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan.
Efek
Menonton TV Bagi kesehatan
Karena
berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior) seperti duduk dan
berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton
televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan.
Banyak
penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama
berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang
lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi.
Semakin
banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi
kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa.
Menonton
televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya
risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat serta
risiko penyakit kardiovaskular.
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin