Bergabung dengan Organisasi Kepemudaan
Setelah karir
profesionalnya mantap, dimulai sejak 1997, Ridwan Mukti memanfaatkan waktunya
untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan berorganisasi. Keinginan itu bersaan
dengan gelombang krisis menyapa Indonesia. Kiprah di dunia organisasasi
mengantarkannya bertemu dengan mentor HMI, KAHMI dan ICMI. Ia juga sering
bertemu dengan berbagai petinggi Partai Golkar pada saat itu.Oleh Abdul Ghafur,
ia diajak bergabung ke GAKPI, ia tercatat menjadi Bendahara Umum DPP
GAPKI), bersama Abu Rizal Bakri di KADIN Indonesia di kadi ia
tercatat menjadi Wakil Ketua Komite Tetap KADIN Indonesia. Ia juga aktif di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia
(AMPI) hingga ia menjadi Bendahara Umum DPP AMPI,
kemudian gabung ke Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan masuk dalam daftar
salah satu pengurus DPP, serta Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan berhasil
menjadi Ketua Pengurus Pusat AMPG.
Politisi Partai Golkar
Saat
reformasi terjadi, banyak kader Golkar yang berpindah. Tetapi tidak demikian
dengan Ridwan Mukti. Ia tetap teguh berada di partai berlambang beringin, ini
membuktikan bahwa Ridwan Mukti bukanlah seorang politisi kutu loncat (istilah
bagi politisi yang suka pindah-pindah partai).Keteguhan itu berbuah hasil
positif. Pemilu 1999 akhirnya mengantarkan Ridwan Mukti menjadi anggota DPR RI.
Di partai berlambang pohon beringin ini Ridwan Mukti masuk dalam jajaran
pengurus Harian (Wakil Bendahara) DPP Partai Gorkar.
Anggota DPR/MPR RI
Sejak
mahasiswa Ridwan Mukti banyak berproses dalam gerakan pemuda dan mahasiswa.
Berbekal pengalaman menjadi aktifis kampus (UII) ia mencoba ikut andil dalam
mengentaskan problematika kebangsaan melalui jalur politik. Perjalanan karir
politiknya dimulai tahun 1998,
saat krisis politik menerpa
Indonesia. Idealisme Ridwan Mukti
terusik melihat negerinya
terancam dalam bahaya. Dengan
kesadaran mendalam untuk ikut
membangun Indonesia, Ridwan Mukti ikut mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI,
melalui Partai Golkar.
Karena kedekatannya dengan rakyat,
Ridwan Mukti berhasil terpilih, dan duduk sebagai anggota
DPR RI (Komisi I) pada tahun 1999‐2004.
Prestasinya di DPR, terutama di bidang penataan anggaran negara, dan
perjuangannya untuk rakyat, membuat
Ridwan Mukti kembali
terpilih menjadi anggota DPR
RI untuk periode
kedua, 2004‐2009.
Saat menjadi anggota DPR RI ia terkenal kritis dan cerdas dalam menyikapi
berbagai persoalan.Selama berada di Komisi I Ridwan Mukti termasuk paling getol
memperjuangkan kesejahteraan parajurit TNI. Dalam pandangan Ridwan Mukti,
penghapusan dwi fungsi ABRI potensial menimbulkan kerawanan, jika kesejahteraan
prajurit tidak diperhatikan.Selain kesejahteraan prajurit, hal lain yang
diperjuangkan Ridwan Mukti ialah mendorong indepedensi Bank Indonesia. Selama
ini Bank Indonesia berada dibawah kendali pemerintah, dan hal itu tidak sehat
karena bisa dimanfaatkan oleh kepentingan politik penguasa. Perjuangan Ridwan
Mukti berhasil, Bank Indonesia kini bersifat independen dengan Undang-Undang
Nomor. 23 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Bank
Indonesia.Masih di bidang ekonomi dan moniter, Ridwan Mukti juga mendorong
model pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan pemerintah untuk dilakukan
perubahan. Dari yang semula pencatatan Chas
Basis (Basis Kas) menjadi Accrual
Basis (Basis Akrual), dengan Undang-Undang Nomor. 17 tahun 2003 tentang
keuangan negara, dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan
negara.Dengan pencatatan berbasis akrual, akan meningkatkan efesiensi
penganggaran, meningkatan pengendalian fiskal, meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi. Pola itu juga dapat memberi informasi yang detail pada pemerintah
untuk mengambil keputusan. Pola pencatatan akrual itulah yang sekaran
gdigunakan sebagai standar pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
juga dipakai untuk mengaudit keuangan pemerintah.
Panitia Anggaran DPR RI
Selain
di Komisi I, Ridwan Mukti juga pernah duduk di panitia anggaran. Keahliannya
sebagai akuntan sangat dibutuhkan diposisi tersebut. Apalagi pada periode awal
reformasi, bidang anggaran terjadi perubahan format APBN. Awalnya
Penerimaan-Pengeluaran, di ubah menjadi format Defisit-Surplus. Kepiawaiannya
di bidang akutansi itu memperoleh pengakuan dan pujian dari pemerintah, sebagai
mitra kerja DPR. Semasa menajadi panitia anggaran itu Ridwan dekat dengan
mentri keuangan, seperti Boediono, Bambang Soedibyo dan Rizal Ramli.
Apa
yang pernah dipelajari di Universitas Islam Indonesia (UII) bermanfaat bagi
dirinya setelah ia di DPR RI. Ridwan Mukti ditakdirkan oleh Allah dengan ilmu
akutansi untuk menyambut paradigma baru tata kelola keuangan negara, termasuk
sistem akutansi pemerintah.
Bupati Musi Rawas Dua Periode
Sebelum Terjun di dunia
politik Ridwan Mukti tercatat pernah menjadi Manager Senior PT. Unindo GEC Alstham, menjadi Direktur BUMN termuda ketika itu, di
usia 27 tahun (1990) Ridwan Mukti sudah menjadi Direktur di BUMN (Krakatau
Steel) dan bebrapa perusahaan tarap
Nasional dan Internasional pernah ia pegang. Setelah sukses Ridwan Mukti ingin kembali membangun kampung
halamannya, Bengkulu. Namun,
dengan memahami karakter orang Bengkulu, Ridwan Mukti
berpikir harus mampu membuktikan terlebih
dahulu kemampuannya. Dan
kebetulan Musi Rawas yang baru menjadi
kabupaten, membutuhkan kepala daerah. Ridwan
Mukti terpilih menjadi bupati 2005‐2010. Setelah
menjadi kepala daerah, hal utama yang dipikirkan oleh Ridwan Mukti ialah
bagaimana meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan segala keterbatasan yang ada
di Musi Rawas. Mengingat di daerah Musi Rawas ketika itu masih terisolir,
tingkat kriminalitas cukup tinggi, akibatnya investor todak mau masuk. Segera
dilakukan perbaikan infrastruktur, setelah jalan diperbaiki dan jembatan
dibangun. Listrik masuk sampai ke desa, pasar, sekolah, puskesmas, sehingga tak
ada lagi desa terisolir. Ridwan Mukti segera melakukan perbaikan sistem
manajemen perjanjian. Dibuat sistem one
stop servis. Mengurus perjanjian tidak perlu lama, cukup sehari di meja
kerja Bupati. Kerja keras dan kerja cerdas itu langsung menuai manfaat.
Perusahaan pengeboran migas dan pertambangan serta perkebunan, banyak
berdatangan ke Musi Rawas. Dampaknya cukup fantastis, dana bagi hasil migas
yang semula Rp. 50-100 milyar bisa meningkat hingga Rp. 400-500 milyar.
Pendapatan asli daerah (PAD) yang semula hanya Rp. 5 milyar meningkat menjadi
Rp. 100 milyar. APBD pun meningkat tajam. Semula Rp. 400 milyar menjadi Rp. 1,8
triliun. Selain itu Ridwan Mukti mengambil kebijakan dalam hal pengelolaan
anggaran. Setiap pengguna anggaran harus bisa menimbulkan efek investasi. Kalau
investasi minimum Rp. 2 triliun. Selama 9 tahun menjadi bupati, investasi yang
masuk ke Musi Rawas mencapai senilai Rp. 25 triliun, dengan alokasi anggaran
Rp. 10 triliun.Keberhasilannya membangun
Musi Rawas membuatnya terpilih
kembali sebagai bupati
pada periode kedua,
2010‐2015. Bekal
sebagai anggota DPR dua
periode, dan sebagai bupati juga
dua periode, dianggap cukup sebagai bekal untuk mengabdi di daerah
asalnya, Propinsi Bengkulu.
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin