Sejarah Batik NTB
Sosial budaya
masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak bisa dilepaskan begitu saja
dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak hal yang
serupa dari kedua provinsi ini termasuk tentang kain khasnya. Nusa Tenggara
Barat resmi melepaskan diri dari NTT dan
mendapatkan status sebagai provinsi
sebagaimana adanya sekarang, sejak tahun 1958, berawal dari ditetapkannya
Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT.
Jadi wajar saja kalau
di NTB pada awalnya yang terkenal itu adalah kain tenunnya atau songket
terutama kain khas
Sasak. Namun seperti kita ketahui bahwa kejayaan dan
kemegahan kerajaan Majapahit itu
dirasakan hampir di seluruh wilayah di Indonesia termasuk pulau Lombok dan
Sumbawa. Kedua pulau ini termasuk di dalam wilayah provinsi NTB.
Di mulai sejak masuknya pengaruh kerajaan Majapahit melalui ekspedisi di
bawah Mpu Nala pada tahun 1343 sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih
Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada
tahun 1352.
Pada saat kerajaan
Majapahit melakukan ekspedisi di kerajaan Selaparang di wilayah Nusa Tenggara,
salah satu budaya yang ditinggalkan adalah kegiatan membatik. Namun dalam
perkembangannya batik tidak mengalami perkembangan yang bagus dikarenakan
masyarakat NTB lebih menyukai dan berupaya untuk membuat kain tenun. Bentuk
dari hasil budaya batik ini bisa kita lihat pada kain penutup kepala khas
lelaki NTB yang di sebut capuq semacam ikat kepala.
Belakangan karena sedikitnya tempat membuat batik di NTB , kain yang digunakan
sebagai bahan capug itu didatangkan dari daerah lain.
Batik Sasambo
Dalam perkembangannya
seiring dengan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya
dunia oleh UNESCO, pemerintah Provinsi NTB tergerak untuk mengembangkan batik . Pada tanggal 17 April
2010 diluncurkanlah batik ‘Sasambo’ Sasambo ini merupakan akronim dari nama tiga
suku besar yang ada di NTB, yaitu Sasak (penduduk asli Pulau Lombok), Samawa
(sekarang wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa), dan Mbojo
(masyarakat di Kabupaten Bima dan Dompu). Hal ini dengan tujuan agar setiap suku yang ada di
NTB merasa memiliki dan saling melestarikan penggunaan batik Sasambo ini.
Motif dan Warna
Motif batik Sasambo ini
mengusung adat dan budaya lokal NTB. Ada motif ”Kelotok Sapi” atau gantungan kayu kotak berbunyi yang biasa
diikat di leher Sapi khas peternak Lombok, ada motif kangkung yang
menggambarkan makanan khas Lombok, ada motif Cabe atau Lombok, Mutiara, dan
Gerabah. Ada juga motif rumah panggung yang mewakili rumah adat di pulau
Sumbawa.
Kemudian motif
lumbung Raja Bima, kerang, daun pepaya, daun bebele (semacam pegagan), serta
tokek yang merupakan hewan keberuntungan di Lombok.
Motif batik Sasambo ini
yang paling terkenal adalah motif Kangkung karena Lombok sangat terkenal dengan
makanan khasnya ‘Pelecing Kangkung’.
Warna
Batik Sasambo ini beragam, merah,
oranye, biru gelap dan lain sebagainya. Sedangkan motif batik Sasambo yang
paling digemari oleh masyarakat untuk di
beli adalah motif Kangkung yang berwarna merah berpadu kuning keemasan.
Cara Pembuatan
Proses
pembuatan batik Sasambo hampir sama dengan cara pembuatan batik pada umumnya di
daerah Jawa. Mulai dari pembuatan pola dengan menggunakan
lilin malam, pewarnaan, piksasi (penguatan warna),
pembilasan, pelorotan, dan penjemuran. Proses pengeringan batik sasambo juga dilakukan
dengan menggantung kain di tali jemuran.Batik Sasambo dibuat berupa batik
tulis, batik cap serta batik kombinasi tulis dan cap.
Perkembangan Batik
Sasambo
Perkembangan batik Sasambo ini juga dilakukan
melalui jalur pendidikan, dimana para murid diajarkan secara dini bagaimana
mengenal dan membuat batik Sasambo. Anak murid diajarkan dan didorong untuk
kreatif dalam membuat batik Sasambo.Salah satunya adalah sekolah SMKN 5 Mataram yang beralamat di
Jalan Merdeka Raya Pagesangan Mereka di dorong untuk mampu menciptakan motif-motif
batik baru. Menemukan berbagai imajinasi akan motif batik Sasambo.
Kemudian para santri Ponpes Tarbiyatul
Ikhlas Pondok Pesantren Tarbiyathul Ikhlas terletak di Dusun Al-Abror, Desa
Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, sekitar 35 Km arah Selatan
dari Kota Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat. Mereka para santri juga di dorong untuk membatik.
Hal ini selain untuk menambah pengetahuan dan keterampilan siswa, juga untuk
mendorong kemampuan ekonomi. Dimana kegiatan membatik juga dijadikan sebagai
ladang penghasilan bagi para santri untuk membantu perekonomian keluarga.
Pelestarian Batik Sasambo
Guna
untuk melestarikan penggunaan batik Sasambo di masyarakat NTB maka pemerintah
mewajibkan pemakaian batik Sasambo pada masyarakat NTB. Mulai dari pemerintah,
pegawai negeri sipil, karyawan swasta sampai pada seragam sekolah. Pada hari Kamis di mana PNS di
lingkungan Pemprov NTB diwajibkan untuk memakai batik pun, para pegawai diimbau
untuk mengenakan batik Sasambo ini.
Kain batik Sasambo dijual per lembar dengan panjang 2,5 meter. Harga untuk
batik cap berkisar Rp125.000,00-Rp 150.000,00, batik tulis Rp175.000,00-Rp
200.000,00, sedangkan batik printing
cukup Rp60.000,00 per lembar.
Sentra Batik NTB
SMKN
5 Mataram (Jalan Merdeka Raya Pagesangan), dan Pondok Pesantren Tarbiyatul
Ikhlas (Dusun Al-Abror, Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat).
Glosarium:
Capuq
atau Sapuk:
Ikat kepala
bagian dari pakaian adat pria suku Sasak. Merupakan mahkota bagi pemakainya
sebagai tanda kejantanan serta menjaga pemikiran dari hal-hal yang kotor
dan sebagai lambang penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berugak:
Bangunan kayu
berupa semacam balai-balai. Ada dua jenis berugak Lombok, yaitu Sekepat yang
berkaki empat dan Sekenem yang memiliki enam kaki penyangga. Ukuran Sekepat
berkisar 2 x 1,5 meter hingga 2 x 2,5 meter, sedangkankSekenem berkisar 3 x 6
meter hingga 3 x 8 meter. Bagi masyarakat Lombok, berugak bukan hanya
difungsikan untuk menerima tamu, melainkan juga sebagai tempat bermusyawarah
hingga membuat acara hajatan. Hampir setiap rumah di Lombok memiliki berugak di
bagain depannya.
INDEKSProvinsi,-
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kabupaten,-
Sumbawa
Sumbawa Barat
Bima
Dompu
Pulau,-
Sumbawa
Lombok
Suku,-
Sumbawa
Sasak
Mbojo
Kerajaan,-
Majapahit
Selaparang
Motif,-
Kelontong Sapi
Kangkung
Cabe
Mutiara
Gerabah
Rumah panggung
Lumbung Raja Bima
Kerang
Daun Pepaya
Bebele
Tokek
7 comment
wah jadi pengen punya batik lombok :)
BalasHapushehehe, bolehlah. minimal punya batiknya kalo belum ke pulau Lomboknya
BalasHapusAlhamdulillah saya sdh punya dua baju batik tulis sasambo.dan keren bgt motifnya.love indonesiaku
BalasHapuswah, asik tuh, saya juga punya beberapa diberikan oleh sodara yang tinggal di sana
HapusJualan dong di bandung
BalasHapuskayaknya adalah Mba, cuma kalo di Jawa Mah lebih ngehit ya batik Jawa ya, hehehe
Hapusjadi susah nyari penjualnya
Bgmn crny pesan dlm wkt cpt? Sy d mtrm
BalasHapusTerima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin