Yah, sesuai dengan prediksi Abi, Kakak Nawra kali ini mendapatkan peringkat 13 dari 18 siswa yang ada di kelasnya, Beuh, lima dari bawah. Yups, kelas dua Anbiya, Hehehe, mau bagaimana lagi. Di sana tercatat 9 hari ijin sekolah. Satu hari tidak sekolah karena sakit. Total sepuluh hari. Iya, itu saat kakek Yahuni sakit dan akhirnya meninggal. Jadi ya, bolak balik Palembang, lumayan waktunya. Banyak ijin sekolahnya.
Belum lagi hasil ujian UTS kemarin Nawra mendapatkan tiga sekaligus remedial. Pelajaran Penjas, Bahasa Inggris dan TIK. Semua hasil ujiannya di bawah KKM.
Saat melihat hasil rapotnya, secara keseluruhan nilainya naik dan rata rata delapan koma. Hanya nilai bahasa Inggris yang mendapatkan angka 6,5. Saya heran bagaimana ini namun mau bagaimana lagi. Di semester depan, Nawra harus belajar dan berusaha lebih kiat lagi. Dia harus dibimbing dengan disiplin dan serius supaya berhasil.
Semester depan Abi juga sudah menjanjikan, jiak Nawra masuk peringkat 7 besar saja akan dibelikan Note Book. Sebagai dukungan untuk dia lebih semangat dan mahir belajar TIK. Apalagi memang sudah zamannya semua anak anak sekarang harus tau dan pandai menggunakan komputer atau laptop
Syaratnya bahwa note booknya tidak hanya dipergunakan untuk bermain game, Nawra disiplin dan tekun belajar selepas maghrib setelah mengaji. Belajar dan mempersiapkan diri akan materi pelajaran hari esoknya. kamar Nawra juga akan disetting senyaman mungkin dan dibuat agar dia betah untuk belajar. Memang jiak disiplin dan tekun saya yakin Nawra akan berhasil
Sekarang sampai dengan tanggal dua April dia libur, saya perbolehkan untuk menonton dan tidak belajar. Dia sik menonton DVD film Boy Before Flowers, film korea yang legendaris dan film anak muslim serial Syaamil. Namun setelah masuk sekolah nanti, peraturan baru akan segera diberlakukan. Semangat ya kakak Nawra, hadiah telah menanti dan yang lebih utama agar engkau pintar dan berguna ya Nak, aamiin.
Haiya, hari ini adalah kali pertama selama kakak Nawra bersekolah, yups kelas dua. Dia mengalami remedial nilai pelajaran Penjas. Hahaha, saya cuma tersenyum saja ketika mendapati lembar jawaban Nawra yang bertitel angka tiga puluh. Wuih, kok bisa ya.
Padahal malam itu, dia sudah belajar keras membaca dan menjawab soal-soal yang ada di buku cetak penjasnya dengan serius. Semua pertanyaan dia lahap, jika tak tahu jawabbya dia kembali membaaca ulang dengan seksama buku cetaknya. Tapi, tetap saja tak bisa sukses.
Lucunya lagi, menurut Nawra, bukan dia saja yang mendapatkan nilai segitu, malah ada beberapa temannya yang mendapatkan nilainya lebih rendah dari dia, hehehe. membela diri ya Kak ^^
Entahlah, saya jadi pensaran seperti apa sih soal ujiannya, kok sedemikian sulitnya. Kata Nawra lebih sulit dari pelajaran Matematika lah. Benar juga soh, nilai pelajaran berhitung yang biasanya jadi momok bagi anak. Nawra malah mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dari penjas. Kenapa begitu ya,,,
Lalu, saya minta Nawra membaca dan memperlajari kembali soal penjas yang telah dibagikan oleh ustad/ustadzahnya hari kamis yang lalu setelah ujian. Barangkali, hanya soal itu yang akan diujikan kembali, jadi lebih mudah. Meski begitu saya tetap meminta Nawra untuk belajar dengan sungguh-sungguh meskipun remedian dan kemungkinan besar soalnya yang lama .
Cukup ya Kak, sekali ini saja remedial nilai penjas dan pelajaran yang lain. Semoga di kelas tiga nanti, kamu lebih semangat ;lagi belajar dan tekun mempelajari apa saja.
Malam ini, masih boleh kok Kak, nonton film kesukaanmu. Habis itu boleh sedikit santai bermain game, kan ini malam minggu ya, hihihi
Alhamdulillah, sudah tiga hari ini saya selalu membawa bayi Athifah ke toko untuk berdagang. Ya, usiannya yag memasuki sepuluh bulan. Ku pikir sudah tepat jika diajak berdagang. Hasilnya, setiap pagi aku membuka toko dengan dibantu oleh Athifah.
keputusan untuk tidak memperkerjakan karyawan di saat ini adalah pilihan yang tepat. soalnya gaji karyawan lumayan mahal.
Saat ada urusan di bank, aku menitipkan baby Athifah kepada neneknya. Ya, sekitar dua jam lebih. Berangkat dari rumah sekitar jam sepuluh pagi menuju sebuah bank. Alhamdulillah urusan hari itu kelar.
Sorenya kami pulang ke rumah Sopo Indah, malam sudah menunjukkan kelam. ya, beanjak menuju pukul sembilan malam. Kakak Nawra sudah tidur pulas setelah sebelumnya membaca buku cerita tiga buah, ya, buku Lupi si Pelupa itu sudah berulang kali dia baca. Rupanya buku itu sangat menarik perhatiannya sehingga harus berkali-kali diulang, hehehe.
Abi juga sudah tertidur pulas setelah sebelumnya diiinjak oleh kakak Nawra. Nah, sekarang adik Athifah belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin tidur. Menguap saja tidak. Bola matanya kian membesar dan membulat. Dia menggapai dan menyentuh bneda apa saja yang ada di dekatnya. Ya, diajaknya bermain dan bercerita. Kian asik bermain sendiri. waktu sudah berlalu, sampai akhirnya ke angka sepuluh malam. Baby Athifah belum juga mengantuk. Teringatlah olehku, barangkali tadi siang nenek memberikan dia kopi. Meski sedikit namun kopi tetap saja akan memberikan efek bagi bayi. Ah, nenek ada-ada saja. Padahal sudah diingatkan berkali-kali jangan pernah memberi kopi. Setelah ditunggui tak juga ada tanda mengantuk. Akhirnya aku ajak adek bermain di atas kasur saja, agar dia akhirnya tertidur. Rupanya hal itu berhasil, menjelang pukul dua belas malam, adik Athifah mulai terlihat menguap dan setelah diberikan mimik, akhirnya dia tertidur. lega sekali rasanya.
keesokkan harinya, kutanyakan dan kupastikan kepada nenek,
"Nek, kemarin adik Athifah diberikan kopi ya?
Nenek tersenyum
Aku sudah menebak dan memang begitulah adanya
"Ah, cuma sedikit, baik juga buat bayi" ujar nenek, membela
Memang sesekali baik mungkin buat bayi, namun tak baik bagi yang menjaga bayinya terutama di malam hai. Gak kuat menahan kantuk nek.
Sejak anak keduaku baby Athifah dilahirkan dan saat ini sudah berusia sembilan bulan. Sejak Juni 2013 itu aku tak pernah pulang ke rumah kami. Hari itu, ahad 2 Maret 2014 aku pulang dengan membawa anak-anak. Ya, meski selama ini suami acap kali pulang bahkan menginap. namun, namanya juga lelaki kalau sudah pulang, mana sempat dia bersih-bersih. Apalagi kalau datang ke rumah pas malam hari, ya pastinya begitu nyampe ya tidur donk. Mana mau beberes. capek pastinya ya , hehehe.
Jadilah hari ini, aku pulang dengan agenda untuk membereskan dan membersihkan rumah. Tak begitu repot. Rumah mungil kami itu tak banyak menyisahkan barang sampah. Memang sejak awal sudah kutanamkan, semua perlengkapan dan perabotan adalah yang usefull dan endfull. bukan buat pajangan apalagi cuma pengisi lemari hias. Jadi barangnya memang yang dipakai dan untuk mendukung aktivitas kami sehari-hari baik di dalam atau di luar rumah.
Tahap pertama yang kulakukan adalah membersihkan membereskan satu buah kamar dahulu. Ya, tempat untuk Nawra dan Athifah bermain dan tiduran. Pilihannya jatuh ke kamar Nawra. Kamar mungil itu setelah disapu dan dipel beberapa kali , akhirnya kinclong juga. Jadilah anak-anak bermain di ruangan itu dulu.
Alhamdulillah , Nawra mau menjaga dan mengasuh adiknya. Meski terkadang adiknya juga yang diganggu sampai menangis, hehehe. Maklumlah namanya juga anak-anak. Rumah mungil ini seharusnya cuma butuh waktu sedikit untuk membersihkannya dan membuatnya rapi namun karena sudah lama tak dibersihkan, jadi butuh waktu yang agak lama. lantainya harus disapu dan dipel berkali-kali. Agar debu tebal dan kotoran yang menempel mau hilang. Lumayan olahraga wara-wiri , goyangkan badan yuks!
Untuk lantai yang berdebu tebal itu, ketika mengepelnya aku langsung menyiramkan super pel yang masih kental untuk segera diratakan dengan kain pel. Tak perlu air, hanya butuh kain pel yang basah. Bau wanginya segera menyebar dan tercium kemana-mana. Wangi bunga, cocok sekali buat lantai rumahku. Ini, yang beli superpell siapa ya? Paling suami yang beli, namun tak sempat digunakan untuk megepel.Pantas saja kemasannya, sudah sedikit lecet. Tapi isinya masih baik dan layak pakai. Gakpapa ya, kan bukan makanan, kadaluarsa dikit juga dimaklumin, hehehe