Ilustrasi
pada Naskah perang Bratayuda
http://wayanggaul.blogspot.com
|
Filologi di Kawasan India
Bangsa
India adalah bangsa yang telah berkomunikasi dengan Raja Iskandar Zulkarnain
dari Yunani yang telah mengadakan perjalanan ke India abad ke-3 SM. Ini
dibuktikan kebudayaan Gandhara dipengaruhi kebudayaan Yunani. Kebudayaan
Gandara sebagai perpaduan antara kebudayaan Yunani, Hindu, Budha, dan Jaina.
Kebudayaan Gandhara mencapai puncaknya pada zaman Raja Kaniska Kusana 78—100 M.
Filsafat Yunani diduga telah mempengaruhi filsafat India, yaitu pada Nyana dan
Waisesika. Doktrin Aristotelles mempengaruhi silogisme India. Teori atom
Empedocles berpengaruh terhadap hukum atom di India.
Sejak
abad ke-1 mulai terjadi kontak langsung antara India dan bangsa Cina. Tiga
orang musafir Cina: Fahian, Hiuen-Tsing, I-tsing telah berkunjung ke India.
Kontak India dan Persia ditengarai dengan masuknya Pancatantra, Sukasaptati ke
kesusastraan Persia dengan judul Tutinameh. Musyafir Arab-Persi 1030 bernama
Alberuni berkunjung ke India untuk mempelajari filsafat, sastra, tatabahasa,
kedokteran.
1. Naskah-naskah India
2. Telaah filologi terhadap Naskah-naskah India
Orang
Barat Vasco da Gama tahun 1498 adalah
orang pertama ke India. Dengan telaah filologi menemukan adanya bahasa-bahasa
daerah India, misalnya bahasa Gujarati dan
bahasa Bangali sebelum abad 19. Awal
abad ke-19 menemukan bahasa sanskerta dan akhir abad ke-19 ditemukan Weda. Hasil Kajian filologi tersebut
dipublikasikan orang Belanda bernama Abraham Roger dengan judul Open Door to Hidden Heathendom (1651).
Terbit pula karangan dua orang Perancis Bernier
(1671) dan Tafenier berisi tentang geografi, politik, adat-istiadat dan kepercayaan
bangsa India. Tatabahasa Sanskerta dalam bahasa latin, mula-mula disusun oleh Hanxleden seorang pendeta berbangsa
Jerman, kemudian diterbitkan oleh di Roma 1790 oleh Fra Paolo Bartolomo seorang penginjil berbangsa Austria.
Henry Thomas Colebrooke sebagai
orang pertama yang meletakkan dasar-dasar filologi India. Pada awal abad ke-19 Alexander Hamilton (Inggris), Wilhelm von Schlegel, dan Friedrich
Schlegel (Jerman) menulis buku On the
Language and Wisdom of the India adalah orang yang memajukan studi naskah
Sansekerta di
Eropa.
Pada
abad ke-17 kitab Upanisad diterjemahkan ke dalam bahasa Persi. Tahun 1801-1802
hasil terjemahan tersebut diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Latin oleh orang
Prancis Anquetil Dupperon dengan
judul Oupnek’hat. Buku ini mempengaruhi
filsof Jerman: Schelling dan Schopenhauer.
Dengan
telah dilakukannya studi terhadap Weda dan Kitab-kitab agama Buda lainnya,
perkembangan filologi dari segi materi dianggap lengkap pada pertengan abad
ke-19. Misalnya, tahun 1876 Albrecht Weber menulis History
of Indian Literature, Filolog Jerman
Rudolf Roth dan Bohtlingk menyusun kamus bahasa
sanskerta dalam 7 jilid.
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin