Dikenang Karena Tulisan
BENGKULU – Ada banyak
pahlawan wanita di Indonesia, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, juga ibu
negara pertama asal Bengkulu Fatmawati. Namun sosok Kartini lah yang
tampak dikenang sepanjang masa.
Acapkali 21 April, kegiatan memperingati
Hari Kartini selalu diperingati berbagai kalangan dengan beragam cara.
Salah satunya seperti yang diadakan Sekolah Gender, Kohati, Taman Budaya
dan disupport oleh Kedai Proses, Minggu (21/4), pukul 19.30 WIB di
Teater Arena Taman Budaya. Berbagai kalangan membacakan surat-surat
Kartini yang dikirim pada sahabatnya di Belanda sejak era tahun 1899.
Surat-surat Kartini yang dibacakan itu
termuat pada buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang dibukukan J.H.
Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht, terbitan 1911.
“Kartini menjadi berbeda diantara
pahlawan wanita lainnya karena menuangkan pikiran, ide dan gagasannya
melalui tulisan. Sementara pahlawan lainnya tidak. Warisan pengetahuan
yang ia miliki bisa diwariskan dan menginspirasi perempuan masa kini,”
kata Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Bengkulu, blogger dan penulis,
Mildaini, sebelum membacakan surat Kartini untuk Stella Zeehandelaar
tahun 1899.
Setidaknya ada sembilan surat Kartini
yang dibacakan. Selain Mildaini, delapan pembaca surat Kartini lainnya
yakni penulis dan pembaca puisi Gracea Renata Lingga, dosen Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu (Unib) Agus
Djoko Purwadi, penulis dan blogger Angger Wiji Rahayu.
Lalu murid SDN 2 Kota Gina Jeasi Putri,
Aktivis Yayasan PUPA Susi Handayani, dosen FKIP Chorul Muslim, wartawan
Harian Kompas Adhitya Ramadhan dan dosen psikolog UMB Akfar Al Fatah dan
LP3I Lina Madila Amir. Pembacaan surat Kartini ditutup dengan puisi
Cici Mulia Sari, M. Pd. Dosen Prodi Bahasa dan Sastra UMB itu membacakan
karyanya berjudul Terjebak.
Sementara itu kepahlawanan sosok
Kartini, bukan hanya dikagumi kaum wanita saja. Dosen FKIP Unib Choirul
Muslim menuturkan, meski Kartini yang terbilang pendek hanya 27 tahun,
namun ia bisa menjadi trigger atau pemacu perubahan luar biasa bagi
wanita masa kini.
“Karyanya justru lebih panjang usianya
dibandingkan usia Kartini sendiri. Kartini ibarat busur yang melesatkan
anak panahnya hingga melampaui zamannya, Menjadi inspirasi bagi
perempuan, ibu dan menjadi bagian sejarah perjuangan bangsa,” ujarnya.
0 comment
Terima kasih sudah mampir dan komen di blog saya. Mohon tidak komentar SARA, Link Hidup. Semoga makin kece, sehat dan banyak rejeki ya. Aamiin